BAB 34

14K 1K 9
                                    

Alsa berdiri di depan cermin, menatap pantulan wajahnya tanpa eksperesi. Tangannya merogoh sesuatu yang ia simpan di dalam saku celananya.

Setelah itu, Alsa mengangkat tangannya yang memegang suatu benda berukuran kecil berwarna hitam. Kancing baju.

Satu-satunya bukti yang ia pegang, yang mungkin bisa membongkar siapa pelakunya.

Kancing itu ia dapatkan saat malam kejadin itu. Saat memegang tangan bundanya, Alsa tak sengaja melihat benda hitam yang di genggam erat oleh sang bunda.

Dan tanpa sepengetahuan siapa pun, Alsa dengan cepat mengambil kancin itu dan menyimpannya ke dalam saku celananya.

Harus secepatnya mencari siapa pemilik kancing berwarna hitam yang memiliki corak berwarna merah di tenganya itu.

Sudah ada satu nama yang ia curigai, tapi dirinya harus membuktikannya terlebih dahulu. Karna tidak ingin menuduh sesorang tanpa bukti yang jelas.

"Sebentar lagi, bunda." Ucap Alsa dengan nada suara terdengar dingin dan menusuk.

Setelah itu, Alsa kembali memasukkan kancing itu ke dalam kotak kecil lalu menyimpannya ke laci meja belajarnya.

Karna merasa bosan berada di dalam kamar, Alsa menutuskan untuk menganggu kakaknya yang pasti sekarang ada di kamarnya.

Alsa pun keluar dan berjalan menunju kamar kakaknya. Tangannya menarik kenop pintu itu untuk membukanya, tapi ternyata terkunci dari dalam.

"KAK KEN," Teriak Alsa memanggil nama kakaknya.

"YUHUI, KAK KENAN, BUKAIN DONG," Teriaknya Lagi.

Ceklek,..

Pintu akhirnya terbuka, menampilkan sosok sang kakak yang sudah terlihat rapi dan tampan seperti biasanya. Sepertinya laki-laki itu akan keluar.

Namun, bukan wajah tampan Kenan yang menjadi perhatian Alsa, tapi jaket yang di pake oleh kakaknya itu.

"Kak Kenan mau pergi ya?" Tanya Alsa sembari mendongkak menatap wajah sang kakak.

"Iya." Jawab Kenan singkat.

"Kak Ken, jaketnya keren!" Puji Alsa memperhatikan jaket yang di pakai kenan secara seksama. "Cuma kak Ken yang punya jaket kaya gini?" Lanjutnta bertanya.

Kenan menggeleng, "Teman-teman kakak juga punya."

"Siapa aja?"

"Bayu, Leon, Erik sama Elang."  Kenan menyebutkan semua nama temannya. "Cuma ada lima di indonesia, karna kita pesan khusus." Lanjutnya supaya sang adik tidak bertanya Lagi.

"Termasuk kancingnya juga?" Tanya Alsa memastikan.

"Iya, semuanya."

Sudut bibir Alsa tertarik ke atas membentuk senyuman lebar. "Gotcha!" batinnya.

"Terus kak Ken sama teman-teman make jaket ini kapan aja?" Tanya Alsa lagi.

Kenan menghela nafasnya kasar.  Sedikit kesal dengan adiknya yang banyak tanya, padahal ia sudah punya janji bertemu seseorang. Tapi menjawab pertanyaan adiknya merupakan hal yang lebih penting.

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang