BAB 37

14.5K 1.1K 10
                                    

"Gue yakin papa pasti marah anaknya dikatain yatim." Batin Alsa menunggu papanya bertindak.

Benar saja, Bima yang mendengar itu, tidak bisa lagi menahan emosinya, "Jaga mulut anda! Yang anda sebut anak yatim itu anak kandung saya!" Geram Bima dengan sorot mata tajam.

Seketika, semuanya menjadi bungkam, termasuk Siska. Mereka benar-benar tidak percaya mendengar pernyataan Bima yang mengatakan bahwa Alsa anak kandungnya.

"Maksud bapak?" Tanya pak Salman. Setahunya, Bima hanya memiliki satu orang anak saja, itu pun berjenis kelamin laki-laki yang juga bersekolah di sini, Kenan Delano Mahesa. Sekali pun, Pak Salman tidak pernah mendengar jika Bima memiliki anak lain.

Apa mungkin, Alsa anak angkatnya?

"Alsa Emiliana Mahesa, putri kandung saya." Jawab Bima penuh penekanan.

"Bukannya hanya Kenan anak kandung bapak?" Ibu Sarah yang sedari tadi hanya diam saja, akhirnya ikut bertanya.

"Alsa juga anak kandung saya, bukan hanya Kenan."

Siska dan Luna tak bergeming di tempatnya. Ibu dan anak itu benar-benar masih shok dan keget setelah mendengar peryataan laki-laki itu.

Bagaimana bisa Alsa anak kandung dari Bima Mahesa? Bukan kah almarhum istri dari laki-laki itu hanya pernah melahirkan satu anak laki-laki saja?

Alsa tersenyun puas. Terlebih lagi setelah melihat wajah Luna dan  mamanya yang seperti sedang menahan pup. "Mati kutu kan Lo ondel plus emak ondel. Siapa suruh selalu nyari gara-gara sama gue. Kena libas babe gue, tau rasa lo berdua."

Bima beralih menatap perempuan yang tadi telah terang-terangan menyebut putrinya anak yatim. Padahal Bima sangat menyayangi putrinya, tapi orang lain malah seenaknya membentak, mengancam dan mengatainya yang tidak-tidak.

Demi apa pun, Bima tidak akan pernah menerima penghinaan perempuan sinting itu pada purinya.

"Jangan pernah menyebut putri saya anak yatim, karna saya bisa menghancurkan anda sekarang juga!" Ucap Bima sarat akan ancaman.

Mendengar ancaman itu, membuat Siska bergetar ketakutan. Sekarang hidupnya benar-benar terancam. Karna dirinya tahu, bagaimana kejamnya laki-laki itu jika ada yang berani mengusiknya.

Seandainya Siska sudah tahu dari awal jika anak itu anak kandunf dari Bima, dirinya tidak akan pernah mau datang ke sekolah ini. Meskipun anaknya merengek dan mengadu.

"Dan seenaknya anda mengatakan anak saya miskin. Cihh, sekaya apa anda, hingga berani mengatakan itu?" Bima kembali bersuara.

Siska bungkam dengan kedua tangan saling meremas kuat.

"Asal tahu saja, anda tidak ada apa-apanya di banding saya. Bahkan saya bisa membuat anda menjadi orang miskin detik ini juga."

"Satu lagi, dua anak anda yang selalu menganggu putri saya. Saya jiga bisa menendang kedua anak anda, karna saya pemilik sekolah ini." Tambah Bima lagi.

Semuanya kembali di buat bungkam. Mereka hanya bisa diam menunduk mendengar kemarahan seorang Bima.

Sedangka Alsa, gadis itu  menoleh kesamping menatap papanya. Ia baru tahu jika sekolah ini ternyata milik papanya.

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang