BAB 5

35.4K 2.6K 32
                                    

Malamnya, Alsa Berbaring telentang di atas tempat tidurnya dengan tatapan tertuju pada langit-langit kamar berwarna putih.

Otak cantiknya masih terus memikirkan kejadian tak masuk akal yang di alaminya. Bisa-bisanya jiwanya berpindah ke tubuh orang lain.

Dan lebih parahnya lagi, ia malah terdampar di tubuh seorang gadis penakut dan menjadi taget bullyan disekolahnya.

Kejadian yang sekarang dialaminya hanya pernah ia baca di novel-novel. Benar-benar diluar nalar manusia.

"Mungkin Tuhan ngabulin do'a gue kali ya. Dulu gue sering bilang sama si mami, gue pengen pgerasain jadi orang biasa-biasa aja, pengen ngerasain jadi orang miskin. Soalnya jadi orang kaya nggak menantang."

Alsa kembali mengingat permintaan konyolnya kepada orang tuanya, jika ia Ingin mencoba merasakan menjadi orang biasa-biasa saja, alias miskin.

Dan sekarang do'a-Nya benar-benar di kabulin Tuhan.

"Gue jadi kangen rumah. Kangen mami sama papi, kangen juga sama si Angga adek bontot gue. Hem, mudah-mudahan mereka sekarang baik-baik aja." Ucapnya dengan perasaan sedih.

"Eh, tapi tubuh gue disana gimana, ya? Apa gue udah mati atau udah di kubur? Hadehh, gue pusing!" Alsa mengacak-ngacak rambutnya sendiri akibat prustasi. Setelahnya ia pun menghembuskan napasnya beberapa kali.

Tiba-tiba, Alsa kembali teringat dengan kejadian di sekolah Tadi. Astaga, pasti mulai sekarang Ia akan menghadapi banyak coobaan-cobaan hidup yang lebih menantang lagi. Dan sepertinya mulai sekarang ia harus menyiapkan fisik dan mental untuk menghadapi semuanya.

Untung saja, Alsa bisa taekwondo dan juga sering diajari oleh Om-Nya berlatih bela diri, Jadi disini ia bisa melawan orang-orang yang berani menindasnya.

Om_Nya yang seorang tentara sering mengajarinya bela diri. Alsa sudah ikut berlatih sejak ia duduk dibangku SD sampai SMA. Om-Nya yang bernama Om Reno sangat keras dalam melatihnya. Tendangan dan pukulan kerap kali ia dapatknya, bahkan sudah seperti makanan sehari-harinya.

Orang tuanya tidak marah jika Om Reno sangat keras mengajarinya, mereka malah senang jika anaknya mendapat luka lebam-lebam di tubuhnya.

Alsa juga masuk dalam klub Taekwondo di kotanya. Bahkan sudah memegang sabuk hitam strip satu, meski masih berusia 17 tahun.

"Meskipun kamu Perempuan, tapi kamu harus Kuat, harus bisa jaga diri kamu sendiri. Bukan hanya laki-laki yang harus jago bela diri, Perempuan Juga harus biisa. Jangan Mau kalah. Tidak mungkin kan selamanya kamu bergantung pada orang lain."

"Jika kamu melihat orang lain ditindas, kamu harus menolongnya. Tapi ingat, jangan gunakan kekuatanmu untuk menyakiti orang lain."

Itu lah sebagain nasehat-nasehat Om Reno yang selalu Alsa ingat hingga saat ini.

Alsa menguling-gulingkan tubuhnya Di atas kasur. Ia merasa bosan dan tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Ia ingin ngemil tapi disini tak Ada satu pun cemilan.

Sebuah ide tiba-tiba muncul di otak cantiknya, "Apa gue beli aja cemilan di indomei? Nanti pinjam motornya Bunda Ranti,"

Tanpa berpikir dua kali, Alsa segera bangkit dari tempat tidurnya. Lalu secepat kilat mengganti baju tidurnya dengan kaos oversize berwarna putih, yang lengannya ia lipat ke atas. Di padukan dengan celana Pendek selutut berwarna Biru. Kemudian mengikat rambutnya ekor kuda menggunakan karet.

Untung si pemilik tubuh memiliki banyak kaos oversize yang bisa ia pakai. Sepertinya si pemilik tubuh juga memiliki selera berpakaian yang sama dengannya, jadi ia tak perlu repot-repot membeli pakaian baru. Lagi pula, Alsa harus sadar diri jika disini ia bukan siapa-siapa.

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang