🔅 37 (re-write)

Start bij het begin
                                    

Taeil terkekeh lalu menurunkan Yangyang dan beralih mengangkat tubuh Winter lalu mendudukkannya di pangkuannya "Apa aku mengejutkan mu? Aku bukan penyihir lihat, ini aku Paman Taeil" Ucapnya.

Winter diam menatap Taeil dengan bibirnya yang melengkung dengan suara isakannya "bohong! Hiks..."

"Winter itu Papah, bukan penyihir hahaha" Ucap Yangyang berusaha meyakinkan Winter bahwa orang di hadapannya itu bukanlah penyihir yang ada di buku dongengnya.

Winter kembali menatap wajah Taeil dengan seksama dan sesekali ia menyentuh wajah dan hidungnya untuk lebih bisa meyakinkan dirinya bahwa orang yang ada di hadapannya itu adalah Taeil "Paman Taeil?"

Taeil kembali terkekeh karena merasa gemas dengan tingkah laku Winter yang benar benar diluar nalar "Apa aku terlihat seperti penyihir bagimu?"

Winter menatap Taeil lalu kembali menangis karena merasa bersalah sudah memukulinya dan berteriak teriak tidak sopan pada Taeil "Paman hiks! Maafkan Winter hiks" Ucapnya lalu memeluk Taeil.

"Hahaha maaf aku sudah mengejutkan mu, sudah sudah jangan menangis" Ucap Taeil seraya mengelus punggung Winter dengan lembut.

Doyoung hanya tertawa kecil melihat tingkah Winter yang semakin random setiap harinya, entah siapa yang mengajari anak ini sampai bisa se aktif dan se random ini "Kemari, sudah jangan menangis tidak ada penyihir disini" Ucap Doyoung mengambil alih Winter ke pangkuannya.

"Bunda kenapa lama sekali? Bunda bilang hanya pergi sebentar" Ucap Winter merasa tidak terima karena Doyoung berbohong padanya.

Doyoung tersenyum seraya mengelus ceruk lehernya sendiri, yah bagaimana menjelaskannya? Dirinya saja tidak tahu jika Taeil tiba tiba akan melamarnya padahal niat awal ia hanya ingin menemui ibunya karena khawatir "Itu...aku habis menjemput Paman Taeil" Ucapnya seraya terkekeh.

Taeil terkekeh melihat wajah salah tingkah dari Doyoung ia pun mendudukkan dirinya di samping Doyoung "Selama aku pergi apa yang kalian lakukan?" Tanya Taeil pada anak anaknya.

Mendengar Taeil yang bertanya Yangyang langsung mengambil bukunya dan ingin menunjukkan nama nama yang sudah ia tulis tadi "Papah papah baca ini" Ucapnya sambil memberikan bukunya pada Taeil.

Taeil pun mengambil bukunya lalu melihat ada beberapa nama dengan awalan marganya "Moon Taeil, Moon Yangyang, Moon Doyoung, Moon Winter, huh?"


Doyoung pun ikut melihat tulisan tersebut dan sedikit bingung kenapa tiba tiba Yangyang menulis namanya dan nama Winter dengan marga Taeil "Kenapa semuanya di ganti menjadi Moon?"

"Karena Doyoung-ssaem dengan Winter sudag ku anggap saudara sendiri, jadi akan lebih bagus kalau kita memiliki marga yang sama!" Ucap Yangyang dengan polosnya membuat Taeil langsung terkekeh.


"Mereka juga punya marga sendiri Yangyang, kita tidak memiliki ikatan darah apapun" Ucap Taeil pada Yangyang.

Yangyang menundukkan kepalanya seraya menatap bukunya "Setidaknya Doyoung-ssaem dengan Winter tidak akan pergi dari sini kan?"

Melihat anaknya yang benar benar akan merasa sedih jika Doyoung dengan Winter pergi ia langsung menatap Doyoung lalu menyentuh tangannya seraya tersenyum, Doyoung yang mengerti dengan tatapan Taeil langsung mengangguk dan mempersilahkan Taeil untuk memberitahu Yangyang sebenarnya "Yangyang sangat ingin Doyoung-ssaem dengan Winter tetap disini?"


Yangyang mengangguk pelan, benar keinginannya saat ini hanya ingin Doyoung dan Winter tetap tinggal bersamanya karena selama ini ia selalu sendirian, tidak ada yang mau menemaninya, tapi semenjak ada Doyoung dan Winter kesehariannya kali ini benar benar berubah drastis dan ia selalu semangat menyambut hari hari lainnya karena ada Doyoung dan Winter yang selalu menemaninya.

"Maka permintaan mu terkabul hari ini" Ucap Taeil seraya mengelus kepalanya.

Mendengar hal itu reflek Yangyang langsung mendongakkan kepalanya menatap tidak percaya pada ayahnya yang berbicara "Benarkah?" Ucapnya seraya menatap kedua pria di hadapannya.


Taeil tersenyum lalu mengangguk "Tentu saja" Balasnya.

Yangyang tersenyum senang lalu ia pun memeluk kembali tubuh ayahnya, dari segala point yang ia sebutkan tadi tentang berpengaruhnya Doyoung dan Winter adalah berkat Doyoung ayahnya benar benar sudah berubah, ayahnya yang ia kenal sangat dingin dan acuh sekarang sudah berubah menjadi lebih menyayanginya dan selalu meluangkan waktu untuknya, itulah kenapa ia sangat ingin mempertahankan Doyoung dengan Winter untuk tetap tinggal.

To be continued...

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu