#22 Siapa?

315 222 194
                                    


'Gudang olahraga 2.'

Rindu mengernyit kala mendapat pesan singkat dari nomor tak dikenal. Pesan itu telah masuk satu jam yang lalu namun ia merasa sungkan meladeni pesan tersebut. Gudang olahraga lantai dua, bukankah itu artinya seseorang ingin menemuinya disana?

"Rindu!"Nanda menghampirinya. "Tenyata lo disini gu..."

"Nan, gue...izin ke toilet ya, perut gue sakit."

Rindu langsung pergi begitu saja membuat Nanda jengkel. Ia ingin mengatakan kabar baiknya tapi Rindu langsung pergi sebelum ia mengatakannya. Ia memandangi punggung Rindu, gadis itu tampak melangkah tergesa-gesa.

"Kebelet banget ya?"Gumam Nanda lirih.

"Ngeliatin apa?" Bisik seseorang tepat di telinganya.

Nanda terlonjak kaget hingga ia menutup matanya. Tidak ia tidak ingin melihat hantu disiang bolong seperti ini. Ia tidak mau rumor hantu berwajah rata penunggu perpustakaan benar-benar ada dan lebih parahnya bertemu dengan hantu itu. Perlahan ia membuka matanya dan menolehkan kepalanya ke kanan. Bimo. Cowok itu tengah menatapnya dengan tampang polos.

"Sialan lo!"Ujar Nanda lalu memukul lengan Bimo dengan bukunya.

"Hei!"

"Apa!"

"Ish, untung lo cewek," ujar Bimo sambil memegangi lengannya yang terkena pukulan Nanda.

Nanda hanya membalasnya dengan pelototan matanya kemudian berlalu begitu saja. Bimo memandangi arah kemana Rindu pergi tadi. Ia mengernyit, ia tadi sengaja membuntuti Nanda. Ia curiga mengapa mantan pacarnya itu berjalan sendirian, bukan, Bukan itu yang aneh melainkan Nanda yang pergi ke perpustakaan. Lalu ia mendengar percakapan Nanda dan Rindu. Rindu mengatakan akan pergi ke toilet, namun ia mengamati Rindu yang berbelok berlawanan arah dengan toilet. Ada apa dengan gadis itu?

***

Cowok bernama  Daniel itu tengah bergulat dengan pikirannya. Ia terus memikirkan jawaban dari pesan itu. Ia takut jawabannya tak sesuai dengan kenyataan nanti. Bukannya apa, tapi pesan itu boomerang baginya. Bisa meledak kapan saja layaknya bom waktu dan melukai dirinya.

Daniel menatap ponselnya. Ia meragu, ia ingin menelpon orang yang memberinya pesan seperti itu tapi seperti yang sudah-sudah hanya ada suara operator yang menjawabnya. Daniel meyakinkan dirinya siapa tahu kali ini orang itu mau mengangkat teleponnya. Perlahan jarinya menyentuh ikon telepon itu.

Tut...tut...tut...

"Maaf nom-"

Daniel sudah menduga itu, ia memutuskan sambungan teleponnya lalu mengacak rambutnya dengan frustasi. Namun sebuah pesan masuk menghentikan pergerakkan tangannya yang masih mengacak rambutnya. Sebuah pesan baru dari nomor yang baru beberapa menit lalu ia hubungi.

'Gudang olahraga 2.'

Lagi, pesan itu membuat kening Daniel berkerut. Apa maksud orang itu? Tidak, ia tidak bodoh ia tahu orang itu ingin menemuinya. Tapi entah ini perasaan apa, ia merasa bahwa ada kejanggalan yang disana. Jika orang yang selama ini mengiriminya pesan adalah masa lalunya, ia merasa belum siap. Entah mengapa ia tidak tahu alasannya.

Apa karena Rindu? Dan posisi seseorang yang selalu ia nanti tergantikan oleh Rindu? Demi apa pun ia ragu, ia terlanjur menanam rasa pada gadis cuek itu. Dan setelah ia menemukan seseorang yang baru yang telah ia jadikan semangat hidup, masa lalunya akan kembali? Lucu sekali takdir selalu mempermainkannya dan membuatnya menggila.

Namun untuk semua pertanyaan itu, ia rasa ia sendiri yang harus mencari jawabannya. Apa pun jawabannya dan apa pun akibatnya nanti, ia harus menemui orang itu. Ia harus tahu apa maksud dibalik semua pesan yang ia terima itu.

Pesawat Kertas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang