#3 Followers

793 500 701
                                    

Cukup di dunia nyata saja, aku tak mau bila harus mendengarkan komentar online mereka. Dan komentar mereka tidak berhak menuntutku untuk berubah.

°
°
°



Rekor baru, Nanda dan Diba tidak pergi ke kantin saat jam istirahat. Alasannya mereka mager alias malas gerak, ditambah kantin yang hari ini sangat ramai membuat keduanya malas berdesak-desakan. Biasanya Diba  yang paling bersemangat pergi ke kantin, bukan hanya untuk sekedar melenyapkan lapar dan dahaga namun juga mencuci matanya melihat para cogan alias cowok ganteng yang nongkrong di kantin atau lapangan basket yang tak jauh dari kantin. Begitu juga dengan Nanda.

"Omg Rin..sampai sekarang lo enggak punya akun ig atau pun fb?" Tanya Nanda dengan decakan.

"Hm."

Jujur Rindu paling malas jika Nanda atau Diba meminjam ponselnya. Bukanya pelit ataupun apa,  percayalah kedua sahabatnya sangat hobi menggeledah isi ponselnya. Di ponselnya ia tidak menyimpan satu rahasia pun meskipun begitu tidak berarti mereka boleh menjamahi ponselnya seenaknya.

"What?! sayang banget sumpah kalau gue jadi lo mungkin akun ig gue bakal rame dm dari followers. Lo cantik pasti banyak yang ngefans di luar sana apalagi body goals lo pasti banyak yang yang minta lo buat nge-endorse," ceramah Diba dengan semangat 45.

"Belum tentu," jawab Rindu acuh.

Sebuah fakta yang Rindu percaya bahwa jejak digital itu menyeramkan. Menurutnya memiliki akun sosial media adalah ketidak harusan. Kalaupun memilikinya kita harus bijak menggunakannya.

Dari sudut pandangnya dalam menilai sosial media, memang seperti itu. Fakta, informasi dan berita dari sosmed selalu up to date, selalu cepat menyebar luas bahkan tidak terbatas wilayah jangkauannya. Tak jarang juga orang mengatakan bahwa informasi yang didapat dari media sosial lebih cepat dari siaran televisi. Mungkin kebanyakan orang akan merasa 'kudet' atau kurang update, ketinggalan berita jika sehari saja tidak menjamah sosial media. Rindu akui hal itu benar, namun sekali lagi harus bijak menggunakannya.

Dari pengamatannya, dan apa yang ia dengar dari teman-temannya ketika bergosip. Tak sedikit orang yang kurang bijak menggunakan sosial media, komentar-komentar miring masih banyak ditemukan. Tentu saja hal itu dapat memicu sebuah perselisihan antara beberapa pihak. Bahkan tak sedikit pula, dari komentar yang kurang baik itu membawa mereka ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah mereka tulis disosial media.

"Ini lagi foto lo di galeri cuma ada dua ekor," celetuk Nanda dan yang bisa dipastikan membuat Diba berpidato akbar lagi.

"Lo nggak PD selfie di depan kamera?"

"Biasa saja."

"Dimanfaatkan dong Rin, fitur kamera dihandphone Lo mendukung banget buat dapetin kualitas foto yang bokeh." 

"Rin gue bikinin akun Instagram mau enggak?" ujar Nanda bersemangat.

"Enggak."

"Loh kenapa?"

"Nggak apa-apa."

"Yaudah nih hp lo," ujar Nanda sembari menyodorkan ponsel Rindu.
Rindu sedikit lega menerima handphonenya, semoga dengan dikembalikan handphonenya, kedua sahabatnya berhenti menginterogasinya. Mungkin mulai sekarang ia harus memasang password untuk ponselnya. Ia mengambil earphone yang ada di dalam sakunya lalu menyambungkanya dengan ponselnya dan irama musik pun berputar.
Namun tanpa Rindu tahu, Nanda tersenyum pada Diba dan mengangkat tangannya membentuk simbol 'ok'.

Pesawat Kertas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang