#2 Aneh

984 534 857
                                    

Kamu sepertinya tidak asing, apa kita pernah bertemu?
Rain.
.
.
.
.
.
.
.

Brugh!

Semua buku yang dibawa Rindu jatuh berserakan di lantai ketika seorang siswa menabraknya saat ia sedang berjalan di koridor. Dengan kesal Rindu memunguti kembali buku-buku itu tanpa melihat siapa yang menabraknya.

"Sori gue nggak sengaja," ujar cowok itu lalu berjongkok membantu Rindu memunguti buku-buku tersebut. "Biar gue aja yang bawa." 

"Nggak usah," Rindu mengelak permintaan cowok tersebut namun dengan cepat cowok itu mengambil alih tumpukan buku yang telah berada di pangkuan tangan Rindu.

"Nggak usah." 

"Sebagai tanda minta maaf aja nggak papa kan?" 

"Terserah."

Rindu berjalan dengan cepat ketika menyadari beberapa pasang mata yang tengah menatapnya sambil berbisik-bisik. Ia sangat risih ditatap seperti itu meskipun hal itu sudah biasa. Jarak antara perpustakaan dengan kelasnya terbilang lumayan jauh. Parahnya ia harus melewati kantin yang saat ini ramai oleh siswa-siswi karena sedang jam istirahat. 

"Ekhm," cowok itu berjalan menjajari langkah Rindu "nama lo siapa?"

"Kenapa?"

"Oh kenalin gue Kenzo Julian murid baru di kelas 12 ipa 4 panggil aja Kenzo," Ujar cowok tersebut sambil menjulurkan tangannya namun tak kunjung mendapat jabatan tangan dari Rindu.

"Thanks."

Merasa diusir secara halus, ia pun menggaruk tengkuknya. "Iya kalo gitu gue duluan."

Sebelum mendapat jawaban dari Rindu cowok itu langsung ngacir dari kelas Rindu. Melihat hal itu Rindu hanya acuh karena merasa sudah tidak ada yang dibahas lagi. Namun tanpa ia sadari kedatangannya dengan cowok itu mampu mengubah atmosfer kelasnya mendadak sepi seperti tak berpenghuni. Memang saat ini sedang jam istirahat, tapi beberapa temannya memilih untuk tidak ke kantin.

Sedari tadi mereka menyaksikan Rindu dan cowok tersebut hingga cowok tersebut pergi meninggalkan kelas mereka. Rindu yang baru saja mengetahui hal tersebut hanya bisa menatap teman-temannya dengan sangat canggung kemudian memilih duduk di bangkunya.

"Wooo Rindu bakal berenti jadi jomblo sedih gue!" teriak Tian yang langsung mendapat pelototan tajam dari Rindu.

"Rin yang tadi siapa?" Tanya Diba ketika Rindu baru saja mendaratkan pantatnya di bangkunya.

"Kenzo murid baru katanya."

"Ganteng banget."

"Murid baru yang lo maksud bukan sih?" Ujar Nanda yang tengah sibuk dengan ponselnya entah apa yang sedang ia lakukan dengan ponselnya.

"Iya kayaknya, anak kelas dua belas bukan sih?"

"Hm."

"Kenalin ke gue dong Rin."

"Kenalan sendiri gue males."

"Kok dia bisa sama lo sih?" tanya Nanda yang sudah tidak lagi memegang ponselnya.

Rindu mendegus kesal, jika sudah begini ia yakin mereka akan menginterogasinya layaknya pelaku tindakan kriminal. Rindu menatap Nanda dan Diba dengan sorot malas. Siap-siap berapa sesi kali ini mereka mewawancarainya.

"Kebetulan aja nggak sengaja nabrak gue pas gue mau balik ke kelas akhirnya dia bantuin gue bawain buku."

"Ih sumpah dia baik banget, ganteng lagi apa sih yang nggak? idaman."

Pesawat Kertas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang