#20 Teka-teki

344 259 213
                                    


Daniel baru saja selesai mandi, lalu cowok itu memilih untuk merebahkan tubuhnya dikasurnya. Sepulang sekolah tadi ia langsung tanding basket dengan SMA BAKTI. Lelah tentu saja, namun itu semua terbayarkan dengan skor tinggi yang berhasil diperoleh teamnya.
SMA BAKTI memang rival nomor satu dengan sekolahnya terlebih di eskul basket. Pernah sekali mereka mampu menaklukan teamnya dengan skor yang lumayan jauh berbanding dengan skor yang diraih oleh teamnya. Tentu saja hal itu bukan tanpa sebab karna pada waktu itu Daniel selaku leader harus mengfokuskan pikirannya pada olympiade matematika.

Bukan hanya dirinya melainkan dengan Aksa yang juga mengikuti olympiade.
Daniel meraba kasurnya saat merasakan sesuatu yang bergetar, diraihnya benda pipih itu. Tanpa berpikir panjang ia langsung membuka notif yang baru saja masuk.

"Bagai pinang dibelah dua. Kamu selalu menantinya tapi ada suatu hal yang terlupakan dimemorimu."

Daniel berdecak kesal, entah sudah berapa kalinya ia mendapatkan pesan seperti ini dari nomor yang sama namun saat ia menelfon nomor itu selalu tidak bisa. Ia memang menganggap pesan ini hanya keisengan seseorang tapi tetap saja memaksanya untuk memikirkan jawaban dari teka-teki itu.

Daniel menscrool pesan tersebut hingga terhenti pada pesan yang pertama. Ia membacanya ulang karna selama ini ia tidak pernah berniat untuk membalasnya. Satu per satu pesan itu ia baca dengan disertai kernyitan yang tercetak dikeningnya.

"Hanya dengan dia kamu terlihat sangat bahagia dan tersenyum lepas bahkan kamu mengalah, pikirkan jawabannya maka sesuatu yang kamu cari selama ini akan kamu ketahui dengan mudah."

Daniel merubah posisisnya menjadi duduk. Senyum? Ia memang jarang tersenyum ya ia menyadari hal itu. Namun seseorang itu bisa membuatnya tersenyum bahkan tertawa lepas layaknya tak ada beban di pikirannya. Rindu gadis itulah yang selalu berhasil membuatnya tersenyum. Ia selalu tersenyum meskipun gadis itu tak melemparkan gurauan. Mungkinkah jawaban pertama adalah Rindu? Daniel meragu ia beralih pada pesan berikutnya.

"Dia ada bersamamu namun kamu selalu mencarinya. Pikirkan maka teka-teki ini akan membuka jawaban untuk teka-teki lainnya."

Pertanyaan itu terus berputar di otaknya layaknya seperti kaset rusak. Selalu didekatnya? Namun selalu dicari? Selalu didekatnya bisa saja sahabat-sahabatnya yang hampir setiap hari pasti bertemu dengannya tapi jika selalu dicari, tidak ia cari pun sahabat-sahabatnya selalu muncul dimana pun. Bahkan ia sedang mengisi bensin pun selalu bertemu dengan salah satu sahabatnya. Otak cemerlang lelaki tampan itu terus berpikir keras untuk menjawab pesan singkat yang membingungkan.

Selalu dicari? Lagi, pertanyaan itu berputar di otaknya. Hm apakah...masa lalunya? Ya ia selalu mencari sosok itu tapi mengapa pernyataan dalam pesan itu mengatakan 'dia selalu bersamamu namun kamu selalu mencarinya?' Ia memang mencari seseorang itu apa artinya seseorang yang ada di masa lalunya selalu berada didekatnya namun ia tidak menyadari hal itu? Lalu apa maksud dari pesan ini?

Daniel menghela napasnya lalu kembali mengernyit kemudian memilih untuk menscrool dan membaca pesan dibawahnya.

"Bagai pinang dibelah dua, ada sesuatu yang kamu lupakan dari seseorang yang kamu tunggu."

Itu sebuah peribahasa. Ya ia tahu inti atau maksud dari peribahasa itu 'kembar'. Ia membaca ulang pesan tersebut dengan kening yang masih berkerut. Sesuatu yang ia lupa dari seseorang yang ia tunggu? Seseorang yang ia tunggu adalah gadis hujan itu. Ia tak pernah lupa dengan wajah gadis itu karna ia menyimpan foto gadis itu dengannya sewaktu mereka kanak-kanak. Nama? Mungkin benar ia tak hapal betul nama dari gadis itu pasalnya dulu ia selalu salah memanggil nama gadis itu karena...

"Woy Niel gue panggil dari tadi ngapain sih lo?"

Daniel mendongakkan kepalanya kala mendengar suara yang tak asing ditelinganya. Dodit cowok dengan celana jeans selutut itu berdiri dengan raut kesalnya. Daniel sendiri tak tahu penyebab raut muka sahabatnya yang menghancurkan fokusnya kali ini. Ia menaikkan salah satu alisnya seolah berkata 'apa?'
Di tempatnya Dodit berdecak kesal bahkan kekesalannya bertampah kali lipat dengan respon yang diberikan Daniel yang seperti itu tidak tahukah mahluk bermuka datar itu bahwa ia sedang kesal dan itu karena mahluk di depannya. Ia mencarinya sedari tadi bahkan rela menghabiskan tenaga dan membiarkan suaranya serak karena terus memanggil cowok itu?

Pesawat Kertas Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang