extra part 2

18.4K 946 16
                                    




Hai-hai author balik lagi dengan bonus extra part 2 buat kalian semua!!

Terimakasih buat kalian yang udah bersedia memfollow,vote dan coment buat karya author.






Typo bertebaran,









             Happy reading 🙂







Alan sedang duduk santai bersama istrinya saat Alana datang dengan raut wajah kesal dan di ikuti oleh Arka di belakangnya. Alan menaikkan alisnya sebelah tanda bertanya pada Arka, ada apa dengan Lana. Tapi Arka dengan santainya malah hanya menaikkan bahunya tanda tak tau.

"Kenapa sayang,?" Tanya Luna lembut pada putri semata wayangnya.

"Abang ma!!" Setelah mengatakan itu Lana memeluk Luna erat sambil menangis keras. Sedang Arka menatap datar Lana tak percaya dirinya disalahkan oleh adiknya.

"Udah ya gak usah nangis terus,nanti matanya bengkak loh," Luna mengelus Surai panjang anak gadisnya.

"Kamu apain bang?" Alan menatap Arka menuntut jawaban.

"Gak ada Arka apa-apain pa,"

"Tadi Lana telpon katanya dia udah di mobil,terus pas Arka kesana Luna udah nangis duluan dimobil. Arka tanyain tapi gak di jawab,ya udah Arka bawa pulang deh." Jelasnya lagi.

"Abang tu pa,masak tadi Abang gak berhentiin mobil di perempatan sekolah.!" Adu Lana yang sudah mulai tenang.

"Buat apa berhenti di perempatan?" Tanya Luna bingung.

"Jangan bilang,selama ini kamu turun disana dan jalan kaki sampai ke sekolah!!" Luna mulai meninggikan suaranya.

Lana hanya menundukkan wajahnya,ia tak berani menyangkal apapun.bahkan sekarang papa atau pun abangnya tak bisa menolongnya. Kalo nyonya Aluna Safitri lagi ngamuk habis lah semua,dan ini karena ultimatum nya dilanggar.

"Kenapa Abang gak ngasih tau mama kalo Lana bertingkah?" Luna beralih pada Arka yang memang seharusnya bertanggung jawab dengan kesalahannya.

"Maaf," gumam Arka lirih,ia akui memang ini kesalahannya.kalau saja dirinya tak mengalah pada adiknya,pasti mamanya gak akan marah seperti sekarang ini.

"Bukan ma,bukan Abang yang salah tapi Lana. Lana yang nyuruh Abang buat selalu turunin Lana di perempatan supaya gak ada yang tau kalau bang Arka abangnya Luna." Jelas Lana tak ingin abangnya kena marah.

"Apa wajah Abang jelek menurut kamu Lana,sampai kamu gak mau mengakui Abang kamu sendiri?" Luna memegang kepalanya pusing sedang Alan tak ingin ikut campur dulu,dia hanya mendengarkan dan mengelus bagi istrinya pelan.

"Bukan itu,tapi sebaliknya.abang terlalu tampan dan pintar jadi aku hanya takut nanti mereka hanya mau berteman denganku karena aku adiknya Abang." Lana menjelaskan semuanya tentang apa yang ada di pikirannya.

"Terus kalo Abang tampan dan pintar salah Abang gitu?" Sarkas Luna kesal dengan alasan Lana.

"Kenapa kamu sekalian aja gak usah kenalin mama dan papa karena kami kelewatan cantik dan tampan!" Sambungnya lagi geram dengan tingkah anaknya.sedang Alan hampir saja menyemburkan tawanya mendengar ucapan istrinya.

"Udah ya ma, jangan marahi Abang,aku udah gak nangis lagi kok."

"Ya iyalah untuk apa nangisin kesalahan sendiri," Lana mencebikkan bibirnya kesal dengan ucapan sang mama.

"Kalo mama jadi kamu,beehh udah mama pamerin Abang sama semua orang,biar mereka tau Abang mama tampan dan pintarnya kebangetan." Ucap Luna sembari mengibaskan rambutnya bangga.

Dosen Tampanku (End)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora