Bab 2

43.9K 2.4K 12
                                    

Typo bertebaran!!

Happy reading ☺️

Hari ini Alan ada jam mengajar pagi,saat sedang mengajar dia memperhatikan satu mahasiswi yang sering tertidur di kelasnya. Pelan dia memangil nama gadis itu,tapi tak mendapat respon,sampai kesabarannya habis dia menggebrak meja dan melihat wajah kaget gadis itu yang terlihat menggemaskan dimatanya.

"Aluna Safitri!!!"

Ya dia adalah Aluna si tukang tidur, Alan langsung menyuruhnya keluar dari kelas. Tak lupa mengingatkan Luna untuk menemuinya setelah kelas selesai.

Yaa Alan Dimitri si dospan alias dosen tampan yang selalu jadi bahan pembicaraan mahasiswi kampus.

Tak hanya mahasiswi tapi dosen perempuan juga tak mau kalah mencari perhatiannya. Tapi tak ada satupun yang pernah diladeninya. Ia tak pernah peduli atau ambil pusing dengan semua ocehan tak bermutu yang selalu di dengarnya.

Kadang Alan bosan melihat semua mahasiswi menatapnya penuh minat. Banyak juga yang terang-terangan menyerahkan dirinya hanya untuk satu malam saja. Dan itu sangat menjijikkan!

Diwarisi ketampanan yang berlebih dari seorang Bryan Dimitri ayahnya yang seorang pengusaha sukses di bidang perhotelan. Dan didukung dengan kecantikan sang ibu Ariana Dimitri. Membuat ketampanan menjadi tak tertolong lagi.

Kakak kandungnya yang bernama Devano pun tak dapat menyaingi ketampanannya. Kak Vano panggilan yang disematkan Alan untuk kakak tercintanya telah menikah dengan gadis asal Bali bernama Irene.

Alan sendiri tak menampik,di usianya yang menginjak 26 tahun dia terus diburu ibunya untuk menikah menyusul sang kakak. Mungkin ibunya telah lelah mengurusi hidupnya.

Tapi tak pernah ada tanggapan darinya membuat Ariana pusing,dan sibuk menjodoh-jodohkan dengan anak teman arisannya yang bahkan tidak pernah dilirik olehnya.

Hampir setengah jam Alan menunggu kedatangan si tukang tidur tapi tak ada tanda-tanda kehadirannya. Padahal tadi dia sudah menitip pesan pada Rena teman gadis itu.

Bosan menunggu,Alan memutuskan untuk memeriksa tugas mahasiswanya. Tak lama terdengar suara pintu diketuk,Alan langsung menyuruh masuk tanpa melihat ke depan pintu.

Saat Aluna masuk dan duduk di hadapannya,Alan berusaha tak peduli. Tapi dari ekor matanya Alan melihat Luna memperhatikan dirinya,entah apa yang ada di pikirannya,atau mungkin dia sedang mengagumi ketampanannya juga seperti yang lain.

"Aluna Safitri si tukang tidur, mahasiswa semester delapan..."

Alan memulai ceramahnya,tapi Luna sendiri seperti tak merasa bersalah dan terpaksa membuat Alan sedikit mengancamnya dengan mengulang satu mata kuliah bahkan mengulang tahun depan.

Terlihat wajahnya kaget mendengar itu,dan tak lama raut menyesal langsung tampak dari wajahnya. Entah mimik wajah itu asli atau palsu.

Drakor adalah alasan yang selalu digunakannya. Bagaimana dia bisa tahan menonton drama tersebut sampai berjam-jam lamanya. Rasanya ingin Alan menghapus semua koleksi drakornya yang ada dalam laptopnya. Sungguh alasan itu tidak masuk akal.

Tak ingin lebih lama memikirkan Luna dan dramanya,Alan langsung memberi tugas dan memberi jadwal jatuh tempo besok pagi. Luna sempat protes tapi Alan tak menerima penolakan. Hingga tak lama Luna pun keluar dari ruangannya.

***

Alan baru saja pulang dan disambut oleh wajah antusias sang mama tercinta.

"Ah...anak mana sudah pulang,sini sayang ada yang mau mama bicarakan." Ariana menepuk kursi disebelahnya menyuruh Alan duduk di dekatnya.

Alan melihat wajah sang papa yang menggeleng tak tau maksud istrinya itu. Alan pun menurut dan duduk disebelah ibunya.

"Alan sayang,besok temenin mama makan siang yaa. Mama mau kenalin kamu dengan anaknya tante Rani. Dia baru pulang dari Aussie loh." Ujar Ariana antusias.

Tapi tidak dengan Alan yang langsung menggelengkan kepalanya.

"Ma...Alan gak mau dijodoh-jodohin. Alan bisa cari sendiri calon istri Alan."ucap Alan pelan dan lembut tak lupa ia juga menatap lembut ibunya.

"Tapi Lan,coba kamu lihat dulu besok orangnya mama yakin pasti kamu suka." Bujuk mamanya lagi,ia sangat ingin melihat anak bontotnya menikah.

"Alan gak mau ma,lagian Alan besok sibuk, setelah ngajar Alan bakal pergi ke restoran buat ngecek laporan keuangan." Jelas Alan meminta pengertian mamanya.

Selain menjadi dosen Alan juga mempunyai usahanya sendiri. Dia membuka cafe sejak duduk di bangku SMA dan sekarang bertambah restoran yang ada di beberapa daerah dan kota besar.

Ariana hanya bisa menghela nafas lelah dengan anaknya,padahal dia ingin sekali melihat Alan menikah dan mempunyai istri yang mengurusinya.

Melihat mamanya seperti itu ada rasa bersalah yang hinggap dihatinya. Akhirnya dia memberanikan diri menggenggam tangan mamanya.

"Ma, Alan janji. Alan bakalan nikah sesuai keinginan mama. Tapi mama harus bersabar sebentar lagi ya. Percaya sama Alan." Alan pun mencium kedua tangan mama yang telah melahirkannya.

Tak ayal Ariana pun mengangguk dan tersenyum manis melihat kelakuan anak bungsunya itu.

"Iya mama percaya,tapi jangan lama-lama ya." Ujar ibunya dengan raut wajah cemas.

"Ekhmm... Udah pegangan tangannya. Kalo mau lama-lama cari pasangan sendiri." Sinis sang papa yang sedari tadi jengah melihat kelakuan ibu dan anak itu.

"Sama anak sendiri kok cemburu sih pa," balas Alan menggoda keduanya.

"Ya iyalah papa cemburu,emangnya kamu masih kecil apa. Udah  bisa buat anak sendiri juga." Ariana yang melihat kecemburuan suaminya pun hanya bisa tersenyum malu.

"Udahlah pa,cuma dipegang anak sendiri saja pun." Ariana lalu beranjak duduk disamping suaminya yang disambut dengan pelukan hangat Bryan.

"Lihat sikon dong pa,masak mau romantisan di depan anak. Hargai kaum jomblo." Ucap Alan yang jengah malihat papanya pamer kemesraan dengan sang ibu.

"Makanya besok langsung nikah,biar gak jadi jomblo abadi. Kasian ganteng-ganteng kok jomblo." Kata Bryan sambil tersenyum mengejek.

Malas meladenin kedua orangtuanya,Alan pun menaiki tangga menuju ke kamarnya. Yang penting dia sudah membujuk mamanya untuk berhenti menjodohkan dengan anak teman arisannya.

Setelah membersihkan dirinya Alan duduk di meja kerjanya,dia sedang memeriksa email masuk. Ada beberapa dari restoran dan ada juga dari mahasiswa bimbingannya.

Nama Aluna Safitri termasuk salah satu mahasiswi bimbingannya. Entah mengapa tiba-tiba terlintas di pikirannya wajah kaget luna saat Alan menggebrak meja tadi. Bibirnya tertarik sedikit memikirkan hal itu. Wajah Aluna yang menganga tadi sedikit mengganggu pikirannya.

Alan terus membuka email Aluna,disana terlihat tugas yang diberikannya tadi. Rupanya Luna langsung mengerjakan hukumannya.

Mungkin dia takut kalau tak bisa lulus dalam mata kuliah yang Alan pegang.

Setelah memeriksa email Alan merebahkan dirinya. Matanya sudah sangat lelah seharian mengajar di kampus. Untung saja tadi Alan menyempatkan diri makan malam sebelum pulang kerumahnya.

Jangan lupa tekan bintang dan coment yang membangun!!

Trims😘


Dosen Tampanku (End)Where stories live. Discover now