Bab 30

25.1K 1.2K 17
                                    





Typo bertebaran,








      Happy reading ☺️









Luna hari ini ke kampus dengan hati yang kacau.kacamata hitam menutupi matanya yang sejak kemarin mengeluarkan air mata.

"Hahaha...tumben Lo pake kacamoto?" Ejek Rena sembari tertawa melihat Luna yang memakai kacamata, karena selama ini Luna sangat anti dengan kacamata katanya sih kalo dia pake kacamata berasa jadi penyanyi dangdut Asep irama.

"Lo tega re ketawain gue," Luna membuka kacamatanya dan terlihatlah kedua mata luna yang membengkak sempurna.

Rena terdiam saat melihat mata Luna yang seperti habis dipukuli oleh petinju.

"Lunn...Lo kenapa?" Tawaan Rena berubah menjadi kekhawatiran,melihat mata luna yang membengkak.

Tak ada jawaban dari Luna,tapi Luna dengan cepat memeluk sahabatnya itu.

"Kenapa sih lun?,Lo jangan buat gue khawatir gini dong!!" Rena sedih melihat Luna yang masih juga menangis sesenggukan.

"Ree...a..laan...se..Ling...kuh...!!hiks..hiks.." jawab Luna dengan suara sesenggukan.

"Brengsek!!!" Rena melepas pelukannya dengan Luna dan bergegas pergi menemui siAlan yang udah nyakitin sahabat terbaiknya.

Luna sendiri tak menyadari kalo Rena akan langsung menemui Alan,dia masih awet dengan tangisannya.malahan sekarang Luna menelungkup kan kepalanya di meja.

Tanpa mengetuk pintu Rena menerobos masuk ke ruangan Alan,dia ingin menghajar siAlan.

Alan baru saja datang dan duduk di kursi kebesarannya pun kaget,Rena tiba-tiba masuk dan memberi Bogeman di wajahnya.beruntung Alan dapat menghentikan Bogeman selanjutnya dari Rena.

"Brengsek!!! Lepasin tangan gue!!!" Rena meronta berusaha melepas kan tangannya dari cekalan Alan.

"Kamu kenapa nyerang saya?" Tanya Alan dengan suara dinginnya.

"Lo udah buat sahabat gue nangis, berani banget Lo selingkuhi Luna!!" Teriak Rena murka.

Mendengar ucapan Rena,Alan pun mengerti duduk persoalannya. Seperti dugaannya Luna kembali salah paham.

"Kamu bisa di skors kalau bertingkah seperti sekarang ini!!" Ujar Alan mencoba bersabar.

"Gue gak perduli!! Sekali Lo nyakitin sahabat gue,Lo berurusan sama gue."

Saat pegangan tangan Alan longgar,Rena menyentak tangannya,dan berhasil.tangan Rena sudah bebas dari cekalan Alan.

"Renata...saya bisa jelaskan,ini semua salah paham.saya gak pernah selingkuh." Alan mencoba menjelaskan pada Rena.

"Yang di lihat Luna kemarin itu adik sahabat saya dan dia udah saya anggap seperti adik saya sendiri." Lanjut Alan menjelaskan kesalahpahaman ini.

"Lo pasti bohong kan!! Gue gak percaya sama lo...."

"Percaya sama saya, saya bisa jelasin semua pada Luna."

"Terserah Lo, yang gue mau sahabat gue kembali ceria." Ucap Rena finish dan berlalu keluar tanpa menoleh lagi.

Semua runyam,yaa Alan tau itu semua karena dia tak jujur dari awal pada luna.dan sekarang Alan harus bersiap untuk kemungkinan terburuk kehilangan Luna. Alan gak akan membiarkan itu terjadi, dia akan mempertahankan Luna dengan cara apapun itu.

****

"Lo tadi kasih bogem mentah ke Alan!!" Rena menganggukkan kepalanya.

Rena dan Luna sedang berada di kantin kampus,mereka sedang merevisi skripsi yang sudah seenaknya di corat-coret oleh dosen pembimbing.

"Berapa kali?"

"Cuma satu kali," Luna lemas mendengar itu.

"Kenapa?? Lo marah tu cowok brengsek gue pukul?"

Luna menggelengkan kepalanya,

"Terus kenapa ekspresi Lo lemas gitu?"

"Gue lemes denger Lo bilang cuma sekali sempat mukul dia,kenapa gak Lo hajar aja dia sampe babak belur." Jelas Luna.

"Gilaa Lo!!!" Umpat Rena.

"Itu aja gue was-was, kalo beneran gue di skors gimana?" Lanjut Rena agak takut karena telah berani mukulin dospan.

"Yaa enak laa di skors,Lo gak perlu ke kampus lagi." Jawab Luna singkat.

"Enak aja lo,bisa di geprek gue sama bonyok!!" Rena jadi resah sendiri.semoga saja pak Alan gak balas dendam sama dia.

"Lun.." panggil Rena menunjuk dengan matanya supaya manoleh ke belakang.tapi Luna tak menanggapinya.

"Lunnn.." panggilnya lagi kali ini lebih seperti memperingati Luna kalo dia tak menoleh kebelakang,dia akan menyesal.

dengan ogah-ogahan Luna menoleh ke belakang,disana ia melihat Alan yang dengan tergesa-gesa menuju ke tempatnya.

Refleks Luna bangkit buru-buru ingin pergi dari sana. Dia belum ingin berjumpa dengan alan. Hatinya masih sakit mengingat kejadian kemarin.

"Re..Lo bayarin punya gue.nanti gue ganti!!" Ucap Luna cepat seraya pergi dari tempat itu. Lebih baik dia plng daripada bertemu dengan orang yang sering kali membuatnya kesal.

Alan yang melihat kepergian Luna pun hanya bisa mendesah pasrah. Luna memang seperti menghindar darinya,dan itu membuat alan frustasi.

****

"Gue gak mau, lepasin tangan gue!!!

Tadi saat Luna sedang menyiram bunga di halaman,Alan datang dan belum sempat Luna pergi Alan dengan cepat mencekal tangannya.

"Gak!!! Kamu ikut aku dulu. Sebentar saja." Pinta akan dengan suara lembut.

"Gue gak mau!!! Lepasin gue!!" Luna masih meronta berusaha melepaskan dirinya.

"Sayang... dengerin aku dulu. Aku bisa jelasin semuanya." Alan masih berusaha membujuk Luna dengan lembut.

"Gak ada yang perlu di jelasin lagi!" Luna menyentak tangan Alan kasar sampai terlepas.

"Lun please..." Alan masih mencoba membujuk Luna. Tapi Luna tak mengindahkannya, malahan Luna masuk dan menutup pintu rumahnya.

Alan sudah seperti orang yang putus asa, memandang nanar ke arah pintu yang tadi sempat dibanting Luna.

Luna sebenarnya tak tega,tapi dia memang belum siap bertemu atau pun mendengar penjelasan Alan. Luna takut alan akan meninggalkan dirinya di saat persiapan pernikahan mereka hanya menghitung Minggu saja.

Sekarang ini perasaan Luna sedang ambruk,dia tak tau apa yang dirasakannya. Setelah melihat Alan dengan perempuan lain kemarin, beragam spekulasi negatif hadir di dirinya.

Apa Alan bosan dengannya karena gaya pacaran mereka yang cenderung seperti anak remaja.

Bukannya apa, Alan pria dewasa yang pasti kebutuhan biologisnya tak terelakkan lagi.tapi Luna tak mungkin memuaskannya tanpa ikatan halal.luna takut Alan mencari wanita lain untuk bisa memuaskan dirinya.

Pikirannya kembali negatif memikirkan itu.tanpa sadar Luna pun tertidur pulas tanpa tau pria di pikirannya tadi sedang galau luar biasa.

Alan masih terus berusaha menghubungi Luna,dia tak akan menyerah hanya karena Luna mengacuhkannya.

Banyak pesan yang sudah dikirim Alan tapi jangan kan di balas di baca pun tidak. Padahal Alan ingin memberitahu Luna kalo besok dia harus ke luar kota selama dua hari untuk mengikuti seminar.tapi apa daya sampai sekarang belum ada kabar balasan dari Luna.

Alan galau luar biasa,dia takut dengan banyaknya asumsi negatif yang ada di pikiran Luna. Gadis itu punya tingkat cemburu yang besar.

Ada rasa gemas dan takut yang memenuhi benaknya.gemas dengan tingkah cemburuan Luna yang lucu dan takut kalau-kalau Luna mengambil keputusan seperti kemarin.bisa gagal nikah dirinya.

Alan menghela nafas kasar berharap Luna tak bertindak di luar batas seperti kejadian kemarin.








Jangan lupa vote n coment yang banyak!!







      Trims 😘

Dosen Tampanku (End)Where stories live. Discover now