Bab 59

19.6K 1K 25
                                    







Part ini aku dedikasikan untuk pyphania yang udah ngasi coment dari part satu.terima kasih buat kamu 🙏





Maaf typo bertaburan,








         Happy reading ☺️







Luna terbangun dari tidurnya,sudah dua hari Alan tak ada kabar.kecewa pasti, karena suaminya benar-benar tak memberi kabar sedikit pun.

Sepertinya alan memang sudah tak menyayangi nya lagi,ia menatap perut buncitnya, membelai nya sayang dengan hati yang pedih.

Saat ini kerinduan sedang melandanya,tapi karena mengutamakan ego,Luna pun hanya bisa menahan rindu.

"Sayang..." Luna menoleh mendengar suara yang sangat dikenalnya.

"Mama!!" Luna memeluk Lina erat walau tak sepenuhnya menempel karena terhalang perut Luna.

"Luna kangen ma," ucapnya tanpa sadar air matanya sudah mengalir deras.

"Loh kok nangis sih," Lina melepas pelukannya.

"Ada yang sakit, dimana?" Lina panik melihat air mata Luna.

"Gak kok ma,Luna senang mama datang,"  Luna balik memeluk Lina lagi.

"Kalau senang ngapain nangis," Lina membelai rambut panjang Luna yang berantakan.

"Rambut kamu kok kusut gini sih lun,"

"Padahal mama cuma ngelus doang tapi jari mama sampai kesangkut gini."

"Gak pernah nyisir ya kamu!!" Tuding Lina membuat Luna mencebikkan bibirnya.

"Awww!! Sakit ma," Luna menggosok kepalanya karena Lina menarik rambutnya pelan.

"Makanya rambut tu rajin disisir, sok-sokan rambut panjang tapi malas ngerawatnya." Omel Lina panjang lebar.

Tiba-tiba Luna teringat Alan yang selalu menyisir rambutnya.membantunya memakai baju,kadang juga turut andil memandikannya kalau dirinya sedang malas.

"Kenapa mewek lagi?" Tanya Lina menyisir rambut panjang Luna.

"Biasanya mas Alan yang sisirin rambut Luna," jawab nya lirih.

"Makanya jangan suka marah-marah sama suami, minggat kan Alan nya,dah bosen pasti sama istrinya suka ngambek sih." Lina mulai menjalankan misinya.

Ya.sebenarnya Lina datang kerumah Ariana memang untuk membantu menantunya Alan yang selalu dibuat naik darah sama kelakuan anaknya.

"Luna gak ngambek,mas Alan yang bentak aku." Ujar Luna tak ingin disalahkan.

"Gimana gak dibentak,dibilang baik-baik kamu nya gak ngerti-ngerti." Lina masih juga menyudutkan Luna.

"Mama kok jadi ngebelain mas Alan sih, yang anak mama tu Luna, bukan mas Alan." Protes Luna tak senang.

"Mama bukannya ngebelain Alan,tapi kamu seharusnya ngerti kesibukan suami kamu."

"Seharusnya kamu dengerin apapun yang suami kamu katakan." Luna mencucurkan bibirnya.

"Alan itu udah capek ngajar di kampus,capek lagi ngurus kamu dirumah,tapi kamu nya malah ngeyel aja, kerjaannya ngebantah melulu." Lina menasehati Luna sekarang yang sedang melamun.

"Jadi gara-gara Luna suka ngebantah dan ngambek mas Alan ninggalin Luna?" Luna bertanya sedih.

"Aww..." Pekik Luna meringis sakit.

Dosen Tampanku (End)Where stories live. Discover now