Bab 10

34.3K 1.9K 22
                                    

Typo bertebaran!!




        Happy reading ☺️



"Luna sudah peluknya,malu tuh ada tamu." Ucap Malik pada anaknya.

Luna yang mendengar kata tamu pun melepas pelukan dengan papanya dengan tak rela. Siapa sih yang bertamu malam-malam.

Begitu dia berbalik, matanya melotot sempurna,melihat kehadiran Alan dirumahnya.

"Ngapain bapak dirumah saya?" Pikiran negatif pun mulai menyeruak di kepalanya.

Untuk apa pak Alan kemari? Apa pak Alan akan mengadu pada orang tuanya? Dan banyak hal lain yang menggangu pikirannya.

Alan sendiri shock melihat penampilan Luna. Kaos putih tipis yang kebesaran dipadukan dengan hotpants coklat susu yang tenggelam ditutupi oleh bajunya.

Kaki jenjangnya terekspose polos dan Alan juga dapat melihat bra pink Luna yang nampak dari luar kaosnya.

Alan menelan ludahnya kasar, penampilan Luna benar-benar menguji imannya.

"Loh..kamu kenal sama Alan?" Tanya Malik pada anaknya yang dijawab dengan helaan nafas Luna.

Suara Malik mengembalikan kesadarannya. Ia tak menyangka Alan datang bersama dengan papanya.

"Luna mahasiswi saya di kampus om," jawab Alan sambil tersenyum tipis.

"Jadi kamu dosennya Luna?" Tanya Malik lagi.

"Iya om." Jawab Alan lagi.

Sedang Luna menatap tak percaya pada dua orang yang sedang berbicara santai di hadapannya. Luna masih tak menyangka Alan adalah tamu papanya.

Lina datang membuyarkan pembicaraan mereka,Lina meraih tangan suaminya dan mengajak Alan untuk menyantap makan malam yang telah di siapkan.

Malam ini kursi terisi penuh,karena biasanya mereka hanya makan bertiga atau berdua dengan Luna kadang ditambah Rena kalau dia ikut menginap.

Saat makan,Luna mencuri lirik pada Alan dan Alan tau itu,tapi dia bersikap tak perduli.

"Ma!! Ternyata Alan itu dosennya Luna di kampus." Ucap Malik terkekeh geli.

"Oh ya? masak sih,malahan mama pikir Alan itu pengusaha loh pa. Ternyata dosen,bisa betah mahasiswa nya di ajarin dosen setampan Alan." Jawab Lina sambil tersenyum manis dan dibalas senyum tak kalah manis dari Alan.

"Ma!! gak usah genit deh. Ada papa juga disebelah." Ujar Luna yang jengah melihat senyum Lina.

"Loh memangnya kenapa,mana tau Alan bisa jadi mantu mama,ya kan pa." Ucapnya lagi seraya meminta dukungan suaminya dan langsung diiyakan Malik.

Alan yang mendengar itu tiba-tiba tersedak. Tak menyangka dengan kedua orang dihadapannya bisa berbicara spontan seperti itu.

Sedang Luna refleks memberikan minum yang ada di hadapannya. Tanpa sadar mereka sudah dua kali melakukan ciuman tak langsung.

"Mama kok gitu ngomongnya,kasian pak Alan sampai tersedak,merah gitu lagi mukanya." Tanpa sadar Luna mengkhawatirkan Alan.

"Maaf ya Lan." Ujar Lina tak enak hati karena telah mengganggu Alan yang sedang makan.

"Gak papa kok Tan,Alan aja yang makannya terlalu lahap. Habis masakan Tante enak banget." Puji Alan yang membuat Lina senang bukan main.

"Makasih ya nak,kamu orang kedua yang memuji makanan tante. Gak kayak kamu lun,taunya makan aja, ditanya enak jawabnya biasa aja." Sindir Lina pada Luna.

Dosen Tampanku (End)Where stories live. Discover now