Bab 5

34.2K 1.9K 37
                                    



           Maaf typo bertebaran!!



Happy reading ☺️


Saat sampai dirumah Luna hanya bisa menahan kesal mengingat mulut lemasnya Rena. Bisa-bisanya dia mengungkapkan alasan traktiran dia.

Untungnya pak Alan tak memperpanjang ucapan Rena tadi. Walaupun tetap pak Alan yang membayar semua makanan itu.

Hari ini luna beruntung banget gak dapat hukuman dan rencana mentraktir Rena jadi batal karena akhirnya ditraktir pak Alan. Emang rezeki anak sholehah gak kemana.

Setelah istirahat dan membersihkan diri Luna segera bersiap untuk menonton drakor. Luna turun ke dapur menyiapkan beberapa cemilan dan minuman kaleng untuk menemaninya malam ini.

"Buat apa cemilan itu lun,banyak bener. Mau marathon drakor yaa?" Entah darimana tiba-tiba mamanya Lina muncul.

"Iya ma,tapi gak marathon kok,cuma sebentar aja." Jawab Luna cengengesan.

"Kamu ya lun,ini tu semester terakhir kamu,bukannya sibuk selesai skripsi malah sibuk nonton drakor kamu!" Lina tak habis pikir dengan anaknya. Kenapa jadi tengil banget sih.

"Sebentar aja kok ma,cuma tiga episode." Ucap Luna sambil menampakkan ketiga jarinya.

"Terserah kamu,itu cemilannya di kurangi sama minuman kalengnya. Gendut baru tau rasa kamu!" Sarkas Lina pedas.

'Mama gue kok gitu sih, pedesnya sama dengan pak Alan. Cocok kalau jadi menantu dan mertua,ampun deh! Mikirin apa sih gue!!" Suara batin Luna.

Setelah mengurangi cemilannya,Luna pun bergegas duduk bersandar di kepala ranjangnya. Bantal dan laptop udah standby di atas perutnya.

Saat mencari folder drakornya,Luna dibuat bingung. Kok gak ada,Luna masih mencari folder drakornya tapi tetap juga gak ada.

Tiba-tiba sekilas kejadian tadi di kampus terputar kembali saat pak Alan meminta laptopnya dan dengan mudahnya Luna memberikan labtopnya pada pak Alan.

Ternyata oh ternyata,hukuman yang dimaksud pak Alan adalah menghapus semua koleksi drakornya. Bener-bener minta di hajar nih pak dosen.

Seketika wajah Luna memerah karena marah,dia terus meruntuki dirinya yang mudah sekali diperdaya oleh dospan itu. Bukan dospan lagi tapi doskilek alias dosen killer jelek.

"Aaaaaakhh!!!! Brengsek!!!" jeritnya kencang.

"Dasar dosen kurang kerjaan!!! Pak Alan begooo!!!" Umpat Luna sambil menangis kejer mengeluarkan semua kekesalannya.

Untung saja Lina sudah masuk kedalam kamarnya,kalo tidak bisa di pastikan mamanya akan menganggapnya kesurupan, tiba-tiba menjerit sendiri.

***

Alan tersedak saat sedang makan malam dengan keluarganya,tadi vino baru datang dari Bali bersama istrinya mengunjungi Ariana.

"Pelan-pelan Lan." Mamanya membantuk menepuk punggung Alan yang tersedak.

"Biasanya kalo tersedak begini ada yang lagi umpatin kamu Lan." Ucap kak vino setengah bercanda.

"Setau mama ada yang lagi bicarain kita." Sambung Ariana sambil memikirkan siapa yang membicarakan anaknya.

"Beneran ma gitu?" Tanya Irene bingung dengan asumsi suami dan mama mertuanya.

"Katanya sih,tapi banyak yang bilang gitu kok. Papa percaya kan?"

"Percaya dong, apalagi yang tersedak alan. Pasti lagi ada yang nyumpahin dia sekarang." Ucap Bryan sambil tersenyum mengejek Alan.

Alan sendiri masih sibuk menetralkan rasa perih lehernya akibat tersedak. Dalam hati dia bertanya siapa yang sedang membicarakannya.

Tak sengaja nama Aluna Safitri terlintas di pikirannya. Pasti dia yang sedang memaki atau bisa jadi menyumpahinya.

Mungkin sekarang Luna sudah sadar akan hukuman yang tadi diberikannya. Alan jadi penasaran gimana wajah Luna sekarang,pasti dia terlihat sangat lucu.

Memikirkan itu Alan tersenyum,tanpa menyadari semua mata sekarang sedang memperhatikannya takjub, terutama Irene yang nyaris tak pernah melihat adik iparnya itu tersenyum.

"Ekhmm!! kayaknya ada yang lagi seneng nih." Ucap vino menggoda adiknya.

"Ma, sepertinya Alan udah punya calon menantu buat mama." Sambung papanya.

"Beneran Lan??" Ariana langsung antusias mendengar anak bungsunya sudah mempunyai calon istri.

"Doain aja ma," jawab Alan singkat masih dengan senyum yang sejak tadi menghiasi wajahnya.

Dan jawaban Alan tadi membuat semua orang tambah terperangah tak percaya. Seorang Alan sudah bisa menanggapi godaan keluarganya,ini kiamat sudah dekat kayaknya.

"Bawa kerumah dong Lan,mama kan juga mau kenalan sama perempuan yang bisa ngebuat anak mama yang biasanya datar bisa tersenyum kayak gini." Ujar Ariana bahagia memandang Alan. Matanya seakan penuh harap,semoga apa yang di dengarnya tadi menjadi kenyataan.

"Nanti ma,kalo udah jinak." Tambah Alan menatap lembut ke arah mamanya.

"Memangnya dia kamu apain,kok harus nunggu jinak dulu." Sambung Bryan bingung dengan ucapan Alan.

"Soalnya sekarang dia pasti lagi maki atau nyumpahin Alan karena tadi Alan udah ngehapus semua koleksi drakor dia di kampus." Jawab Alan santai dengan memamerkan senyum misterius.

"Jadi maksud kamu, waktu tersedak tadi dia yang lagi nyumpahin kamu?" Tanya Ariana shock.

Alan hanya menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan ucapan mamanya.

"Gila lo Lan!!" Ucap vino tak habis pikir dengan kelakuan adiknya.

"Kalau gitu caranya,kamu bukan bawain mama calon mantu tapi musuh Alan." Ucap Ariana kesal. Bagaimana bisa anak bontotnya mempunyai seorang istri kalau kelakuannya macam ini.

"Sabar ya ma."ucap Bryan menenangkan istrinya yang sedang mengelus dadanya.

"Papa sih,ajarin dong Alan supaya bisa nyenengin hati perempuan. Jangan asyik buat perempuan kesal. Kalo gini caranya mama gak ada harapan buat punya mantu satu lagi dalam waktu dekat ini." Ariana sangat kesal pada anak bungsunya.

"Kok jadi papa yang disalahin sih. Emang Alan nya aja yang kurang usaha ma." Ujar Bryan tak mau disalahkan. Enak aja situ yang buat kok jadi gue yang kena getahnya.

"Udah!! Mama tenang aja. Alan pasti secepatnya bawain mama mantu." ucap Alan mencoba menenangkan mamanya yang sudah gregetan sedari tadi.

"Beneran ya Lan," Ucap Ariana lagi penuh harap.

"Iya!! Alan janji." Lanjutnya lagi dan pembicaraan tentang menantu pun berakhir sampai disitu. Karena Alan langsung pergi menuju kamarnya meninggalkan dua pasang insan yang pastinya akan mengumbar kemesraan didepannya.

***

Disisi lain Luna masih juga menangis meruntuki kebodohannya. Tadi Luna juga sempat menelpon Rena menceritakan kejadian pak Alan yang menghapus semua koleksi drakornya.

Dan tak ada tanggapan dari Rena,dia hanya diam sebentar setelah itu tertawa keras, sampai Luna menyumpahi Rena dan mematikan sambungan telponnya.

Disaat seperti ini bisa-bisanya Rena menertawakan nya. Bukannya prihatin melihat sahabatnya yang dikerjain dospannya itu. Ini malah di tertawakan,emang temen laknat itu satu.

Bukan hanya makian dan sumpah serapah saja yang keluar dari mulut luna. Tapi kamarnya juga jadi korban kekesalan Luna. Cemilan yang tadi dibawanya entah terbang kemana dan bantal yang telah terceceran di lantai.

Sekotak tisu hampir habis karena dibuat untuk membersihkan ingusnya. Matanya yang bengkak mendadak perih, beginilah dia kalo kelamaan menangis. Matanya akan sulit untuk kembali seperti semula.

Dan bisa dipastikan,besok dia akan ke kampus dengan mata bengkaknya.

Karena terlalu banyak menangis, akhirnya luna kelelahan dan terlelap tidur.




Jangan lupa tekan bintang dan coment yang membangun!!!!


Trims😘

Dosen Tampanku (End)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt