Bab 58

18.8K 983 17
                                    







Typo bertebaran guys!!







        Happy reading ☺️






Saat ini Alan sudah kelelahan memberi alasan pada Luna supaya tak mengikutinya ke luar kota.selain memang ada urusan pekerjaan Alan siang harinya, malamnya juga ada jamuan makan malam yang biasanya akan selesai tengah malam dan itu tidak baik untuk kesehatan Luna yang sekarang sedang hamil tua. Luna di perkirakan melahirkan dua Minggu lagi.

"Pokoknya aku mau ikut!! Putus Luna sudah yang ke berapa kali.

"Sayang ngertiin mas sekali ini saja,mas bukan mau main-main disana.mas kerja,dan gak mungkin mas bawa kamu kesana."

"Disana panas, apalagi mas harus tinjau langsung cabang kampusnya.ngertiin mas dong lun!!" Alan sudah frustasi menjelaskan segalanya pada Luna.

"Aku tetap mau ikut!!"

"LUNA!!" Bentak Alan yang sudah lelah.

Luna terkejut mendengar bentakan Alan, matanya mulai berkaca-kaca kecewa dengan Alan yang tak memahami perasaannya.dia ingin ikut untuk menjaga suaminya, karena takut Alan meninggalkan dirinya yang saat ini sudah tak cantik lagi.

"Bisa gak sih sekali aja kamu ngerti posisi aku!!" Tekan Alan melihat wajah Luna tajam.tak ingin memperpanjang Alan pun bangkit pergi, karena takut akan semakin membuat Luna sakit hati dengan ucapannya.

"Aku pergi dulu," pamit Alan tanpa melihat air mata Luna yang telah mengalir deras.

Sementara Alan yang sedang mengajar sedari tadi tak fokus,fikirannya teringat akan Luna yang tadi ditinggalkan begitu saja dirumah. Di kediamannya Luna sudah memasukkan bajunya ke dalam koper,ia ingin pergi saja dari rumah ini.bukankah suaminya tak membutuhkannya lagi,begitu fikirnya.

Dia bingung harus kemana sekarang,tak mungkin pulang kerumah orangtuanya,mama dan papanya pasti membela alan.dan pikirannya langsung tertuju pada mertuanya.ya lebih baik dia kesana.

"Sayang,kamu mau kemana? Kok bawa koper gitu."

"Mas Alan marahin Luna ma,Luna gak mau tinggal lagi disana." Ariana tercengang,jadi anak dan menantunya bertengkar.

"Mas Alan bentak Luna," tangis Luna semakin menjadi-jadi.

"Kamu tenang dulu ya sayang,yuk mama antar ke kamar dulu." Ariana membawa Luna ke kamar dan menenangkan menantunya.

Saat dirasa Luna sudah mulai tenang, Ariana pun menyuruh Luna menceritakan semua.

Setelah mendengarkan cerita dari Luna, Ariana bisa mengambil kesimpulan kalau anaknya tak bersalah,tapi ia juga tak menyalahkan Luna, apalagi dengan kondisi Luna saat ini,wajar kalau Luna takut kehilangan suaminya.walaupun itu mustahil karena ia tau alan sangat mencintai istrinya ini.

Tak lama Luna pun tertidur karena kelelahan menangis. Ariana memandang sayang menantunya, segitunya takut suaminya berpaling darinya.dalam hari ia terkekeh pelan.

Lain halnya disebuah rumah minimalis,begitu Alan selesai mengajar ia buru-buru pulang.ingin meminta maaf pada istrinya,tapi baru saja ia membuka pintu rumahnya,hanya sepi yang di rasanya. Biasanya Luna menunggu kepulangannya di teras atau pun di ruang keluarga sambil menonton televisi.

'apa mungkin Luna marah padanya,' pikiran Alan menduga-duga.

Alan pun bergegas masuk kekamar dan ia tak juga melihat keberadaan Luna. Ketakutan menghampiri dirinya,takut terjadi sesuatu pada Luna dan jika itu terjadi ia tak bisa memaafkan dirinya.

Dosen Tampanku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang