Bab 44

23.2K 1.1K 20
                                    







        Typo bertebaran,







            Happy reading ☺️







Luna di tatap selidik oleh Lina, bagaimana bisa dia turun sendiri dan tak tau keberadaan Alan.

"Masa kamu gak tau dimana suami kamu sih lun!" Lina kesal dengan kelakuan anaknya.

"Ya mana Luna tau,tadi aku ketiduran lagi,pas bangun mas Alan udah gak ada di kamar," gumamnya pelan.jadi Luna memutuskan untuk menggunakan panggilan mas jika sedang berada di depan keluarga besar saja,dan satu lagi saat ia kepepet butuh bantuan seperti semalam.

"Kamu tu kalau udah bangun ya jangan tidur lagi dong langsung urusin suami ni malah tidur lagi, gimana sih!" lanjutnya seraya menatap Luna tajam karena anaknya tak menggubris,malahan enak-enak menyuap nasi goreng ke mulutnya.

"Gak usah dimarahi lunanya Lin,dia kan masih baru masih belum ngerti tugas istri sepenuhnya. Alannya aja yang gak ada kerjaan ngilang pagi-pagi,paling dia lagi lari-larian dekat sini." Bela ibu mertuanya.emang mama Ariana yang terbaik.

"Lanjut aja sayang makannya," ujar Ariana lagi saat melihat bibir mayun Luna, yang sekarang menjadi senyuman.

"Makasih ma," dan Luna pun tanpa malu-malu melanjutkan makannya yang tadi sempat tertunda.perutnya memang sangat lapar,apalagi semalam sempat sakit karena datang tamu bulanannya.

Tiba-tiba piring nasi gorengnya melayang dan raut wajah Alan terlihat datar memandangnya.

'apalagi kali ini,' keluhnya dalam hati.

Rupanya Alan menggantikan nasi gorengnya dengan bubur ayam,entah dimana Alan mendapatkannya karena tadi ia sempat menanyakan pada pelayan katanya bubur ayam tak tersedia disini.makanya dia memilih memakan nasi goreng.

"Buburnya dimakan,gak boleh makan yang berat dulu nanti perut kamu tambah sakit," ucap Alan perhatian. Luna sampai menunduk malu karena sikap manis Alan.

"Darimana saja lan?" Tanya Ariana dengan senyumnya melihat interaksi keduanya.

"Beli bubur buat Luna ma, soalnya disini gak ada bubur." Jawabnya menoleh ke arah Ariana.

"Mama pikir kamu melarikan diri karena nyesal nikah sama si pemalas ini," sambung Lina enteng yang membuat Luna tersedak buburnya.

Alan menepuk pelan punggung Luna dan memberikan air putih hangat yang tadi juga dibawanya.

"Maa," tegur Malik sedang Lina tertawa kecil melihat Luna tersedak.

"Mana mungkin Alan ninggalin Luna ma,dapatnya aja susah," ujar Alan tersenyum kecil.

"Kok malah makan nasi goreng sisa aku sih,"

"Kenapa? Punya istri sendiri juga,"

"Emang gak jijik makan sisa aku?"

"Makan yang didalam mulut kamu aku juga mau kok," bisik Alan di telinga Luna.

Luna takjub mendengar ucapan Alan, wajahnya merona seketika.tak menyangka dosennya yang dulu sedingin kulkas bisa menggodanya sampai seperti ini.

Semua orang tersenyum melihat pasangan di depannya yang sedang berbisik mesra.

"Jadi hari ini mau langsung pindahan?" Bryan bertanya pada Alan yang sedari tadi tersenyum menggoda menantunya.

Alan menatap Luna, seakan menanyakan pendapatnya.tapi luna tak mengerti arti tatapan Alan,jadi dia diam saja.

"Nanti Alan bicara dulu dengan Luna pa," jawab Alan mencari aman.karena dia tak mau mengambil keputusan sendiri apalagi sekarang sudah ada Luna istrinya.sebegitunya Alan ingin menghargai istrinya.

Dosen Tampanku (End)Kde žijí příběhy. Začni objevovat