Part 16

811 88 3
                                    


Semua mata terbelalak mendengar pengakuan Irna. Secara otomatis mereka semua memandang Efran dengan tatapan yang berbeda-beda. Mereka semua tercengang oleh pengakuan mengejutkan yang keluar dari mulut Irna.

Paman Roni, Bu Harumi dan Nyonya Nina bergantian menatap Efran yang terlihat takut sekaligus salah tingkah karena kini semua menatap padanya, sejurus kemudian mereka menatap Irna yang menangis tersedu-sedu.

Nyonya Nina menggelengkan kepalanya pelan seolah baru saja tertimpa bom atom yang meledakkan kepalanya. Kemudian ia menatap Irna yang kini sesenggukan dan dipeluk oleh bibinya.

Tiba-tiba amarah berkobar didada Nina.

"Apa kamu bilang, anak saya memperkosa kamu, katakan sekali lagi, dan saya akan menganggap apa yang saya dengar salah" ucapnya menatap Irna tajam.

Irna yang merasa diinterogasi pelan-pelan menegakkan wajahnya menatap Nyonya rumahnya itu.

"Tidak nyonya, saya mengatakan yang sebenarnya, malam itu tuan Efran mabuk dan melecehkan saya" ucapnya lirih diiringi tangisan yang menyayat hati, Harumi yang melihat itu ikut menangis kemudian kembali memeluk Irna.

"Beraninya kamu memfitnah anak saya!!"  Nyonya Nina tiba-tiba meledakkan amarahnya.

"Saya sangat mengenal anak saya, dia bukan tipe pria yang hobi mabuk-mabukan, bahkan berani memperkosa wanita. Jangan memfitnah sembarangan kamu. Tarik ucapan bodoh kamu itu atau saya akan melaporkan kamu kepolisi dengan tuduhan pencemaran nama baik" Nyonya Nina menghardik Irna tajam sembari dadanya naik turun menahan emosi.

Harumi yang melihat itu sontak memeluk Irna dan mengalihkan tatapannya pada Nyonya Nina.

"Nyonya tidak perlu membentak Irna seperti itu" Harumi kemudian menatap Irna dengan tatapan sendu.

"Irna, tolong katakan yang sebenarnya, siapa yang memperkosa kamu. Bibi tidak akan menyalahkan kamu, jadi tolong kamu jujur. Bibi sangat mengenal tuan Efran. Dia tidak mungkin berbuat sekeji itu. Jadi tolong katakan yang sebenarnya, jangan menambah masalah."

Irna tercengang oleh kata-kata bibinya. Jadi semua orang tidak mempercayainya. Apa jika Efran selama ini terkesan baik jadi ia yang disalahkan, padahal malam itu jelas-jelas Efran memaksanya, mengikatnya dan berbuat tak senonoh padanya.

Dan lihatlah sekarang, dua wanita yang tadi mati-matian mendukungnya berbalik tidak mempercayainya sama sekali. Memang benar apa yang dikatakan Efran tempo hari, jika ia tidak mengakui, semua kesalahan akan ditimpakan kepadanya, dan sekarang lihatlah bajingan itu, hanya berdiri kaku seperti orang tolol yang kehilangan jiwanya.

"Sungguh bi, aku tidak berbohong, dia mabuk dan melecehkanku malam itu, aku berteriak dan tidak ada yang menolongku"  Ucapnya terisak.

"Kamu berkata kamu berteriak dan meminta tolong, lalu kenapa tidak ada yang mendengar. Memangnya kemana kami semua, ha!!
Dimana dia memperkosa kamu, ha!!
Kamu nggak bisa jawab kan" Nyonya Nina terlihat sangat tidak terima, anak yang selama ini ia banggakan difitnah dengan keji.

Pemerkosaan

Yang benar saja, Efran bahkan ibarat tidak pernah membunuh seekor semut sekalipun.

"Malam itu. Ketika Nyonya, tuan, paman dan bibi pergi kebogor, tuan Efran pulang dalam keadaan mabuk. Saya berusaha menolongnya tapi ia malah melecehkan saya nyonya. Sungguh itu yang terjadi sebenarnya" Irna berucap lirih sembari sesenggukan.

"Lalu kalau kamu teriak kenapa nggak ada yang nolong, emangnya Erin dan pak Dodi nggak punya kuping, ha!!
Jangan mengada-ada kamu. Sebaiknya kamu berterus terang saja kamu daripada mencari alasan menjijikkan seperti itu" kembali nyonya Nina melontarkan tuduhan kasarnya.

"Sungguh Nyonya, malam itu mbak Erin tidak pulang, dan pak Dodi ijin pulang sore karena anaknya sakit, jadi tidak ada yang menolong saya, huhuhu" Irna menangis menggugu mendengar semua tuduhan Nyonya Nina.

Nyonya Nina kembali berang mendengar semua pernyataan Irna. Kurang ajar sekali gadis miskin ini, beraninya memfitnah anaknya. Tidak ingin terus-menerus melontarkan tuduhan, akhirnya Nyonya Nina berjalan cepat ke arah Efran yang sedari tadi diam tak bersuara.

Nyonya Nina menatap tajam Efran yang hanya diam saat gadis itu melontarkan tuduhan-tuduhan konyol padanya. Ayolah, jangan bilang jika semua yang dituduhkan gadis itu benar, itu sama sekali tidak mungkin,Efran bukan pria semacam itu.

"Kenapa kamu diam, kamu harus bicara untuk membungkam gadis tidak tahu diri itu. Beraninya dia menuduh kamu memperkosanya, kalo dia hamil seharusnya mencari yang menghamilinya, bukan menuduh majikannya. Dasar gadis tidak tahu diuntung" Perkataan Nyonya Nina menohok Irna yang kembali menitikkan air mata dipelukan Harumi. Mereka berdua kembali menangis bersama ketika mendapat tatapan tajam dari Nyonya Nina.

"Efran"

Karena tak kunjung bersuara akhirnya Nyonya Nina kembali menoleh ke arah Efran yang masih berdiri kaku dengan tatapan sendu.

"Kenapa kamu diam?,
Jangan bilang semua tuduhan tidak masuk akal itu benar, kamu tidak mungkin berbuat hal bejat itu kan.
Kamu jangan diam saja, kamu difitnah sekarang!!"

Nyonya Nina menghardik Efran tajam ketika Efran hanya terdiam dan tidak melakukan pembelaan apapun. Padahal ini fitnah yang memalukan.

Pemerkosaan

Adrian pasti akan membunuh putranya jika semua tuduhan Irna itu benar.

"Efran!!"

Seruan keras ibunya tak mampu membuat Efran membuka mulutnya. Hatinya berkecamuk hebat. Bagaimana jika ia mengakui semuanya, apa ia harus menikahi Irna.

Tidak

Efran tidak menginginkan hal itu.Jalannnya menuju Zivanna semakin mudah, dan Efran belum siap kehilangan kesempatan itu. Apalagi jika Zivanna tahu ia seorang pemerkosa, Efran jamin seumur hidup Zivanna tak sudi memandang wajahnya.

"Jangan bilang semua yang dikatakan Irna itu benar. Kamu nggak mungkin melakukan hal yang memalukan itu kan?, Katakan pada Mama, jangan diam saja. Katakan semua itu fitnah dan bungkam mulut gadis tidak tahu diri itu.Katakan Efran, katakan sekarang juga" Nyonya Nina berkata tajam sembari mengguncang-guncang bahu Efran ketika tak mendapatkan jawaban dari putranya itu.

"Nyonya jangan keterlaluan, keponakan saya tidak sehina itu Nyonya" kata Harumi lirih karena sakit hati Irna terus dipojokkan. Dan Harumi semakin yakin yang dikatakan Irna benar ketika Efran tak mengatakan apapun. Harumi mengenal Efran sejak kecil, ia tahu kapan lelaki itu berbohong dan tidak.

"Diam kamu Harumi!,
Jangan membela keponakan tidak tahu dirimu itu. Semakin runyam dia.
Ayo Efran, katakan pada mereka kalau semua itu bohong dan fitnah. Mama akan memenjarakan gadis itu karena berani-berani memfitnah kamu" Nyonya Nina menatap Irna dengan dada naik turun menahan emosi.

"Efran!!!!"

Iya ma, aku pelakunya!!!

Suara teriakan Efran yang tertekan membungkam semua orang. Kini semua mata menatap pada pemuda yang rambutnya kini sudah acak-acakan karena stres dengan semua kenyataan yang harus ia terima hari ini.

"Apa kamu bilang?" Nyonya Nina berkata lirih seolah tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

"Aku pelakunya ma!!
Aku yang memperkosa Irna malam itu. Aku mabuk dan melecehkan Irna malam itu. Aku mabuk dan mengira Irna orang lain. Maaafkan aku ma, aku tidak sadar keti...."

Plaak

Suara tamparan menggema keras ketika untuk pertama kalinya Nyonya Nina memukul satu-satunya putra kesayangannya.

17082021






Edelweiss (TAMAT)Where stories live. Discover now