Rahasia

1K 91 2
                                    

Zivanna membuka pintu ruang kerjanya dengan tergesa-gesa
kemudian menghempaskan bokongnya disofa. Rasanya tubuhnya benar-benar lelah. Cuaca cukup panas pasca sidang perebutan hak asuh anak yang dia tangani.

Zivanna bekerja sebagai pengacara profesional difirma hukum Fredi partner. Walaupun ayahnya seorang jaksa, namun Zivanna enggan mengikuti jejak sang ayah. Dia lebih memilih profesi pengacara yang sebagian kasusnya seputar kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Sebenernya dia cukup mendapat banyak tawaran kasus korupsi, suap menyuap, bahkan pencucian uang. Kasus kasus besar itu menjanjikan bonus yang lumayan besar. Namun Zivanna enggan menerimanya. Sebagian kasusnya berfokus pada wanita dan anak.

Ayahnya juga sudah mengusulkan untuk membuka kantor sendiri mengingat kliennya sangat banyak. Terutama kalangan wanita-wanita diluar negeri yang mendapat pelecehan dari majikannya.

Namun Zivanna masih enggan menanggapi usul ayahnya. Dia masih ingin bekerja dikantor Fredi yang tidak lain adalah seniornya di universitas dulu.

Zivanna masih ingin membekali diri dengan banyak pengalaman difirma hukum ini untuk membuka firma hukum sendiri, kendati Fredi tidak pernah keberatan, bahkan menawarkan kerjasama jika Zivanna kelak membuka firma hukum sendiri.

Alasan lain yg membuat Zivanna enggan menjadi jaksa adalah karena beberapa tahun lalu saat Zivanna masih kuliah, ayahnya mendapat kasus yang menyeret salah satu putra pejabat tinggi. Kasus tersebut adalah kasus pemerkosaan yang dilakukan anak berandalan tersebut terhadap teman kampusnya yang miskin dan yatim.

Kendati bukti kuat sudah didapatkan, ayah Zivanna tidak bisa memvonis berandalan tersebut sesuai hukuman karena intimidasi dari atasannya.

Sebagian bukti direbut paksa dan dimusnahkan. Ayah Zivanna yang tak kenal kompromi dipaksa keluar dari kasus dan dilimpahi kasus-kasus receh untuk mengalihkan perhatian publik.

Alhasil karena kurangnya bukti, bajingan tersebut bebas bersyarat dan korban menderita lahir batin karena dianggap pelacur yang mengincar anak orang kaya untuk menguras hartanya. Ayah Zivanna geram namun tak bisa berbuat apa-apa karena tekanan dari atasannya.

Karena rasa bersalahnya, ayah Zivanna menampung gadis yang telah hamil hasil perkosaan itu dan juga ibunya.

Ayah Zivanna menyembunyikan mereka ditempat yang sangat jauh dan mengirimi uang biaya hidup untuk mereka setiap bulan hingga gadis itu melahirkan, mandiri dan bisa bekerja kembali.

Mereka terharu bahkan hingga saat ini mereka masih menjalin hubungan baik kendati ayah Zivanna menempatkan mereka sangat jauh untuk menghindari sanksi sosial yang tidak seharusnya.

Berkaca dari kasus itulah Zivanna menolak menjadi jaksa.

Dia tidak mau menjadi penegak hukum yang terintimidasi, bahkan dalam beberapa kasus yang menyeret wanita miskin korban ketidakadilan, Zivanna tidak menetapkan tarif sama sekali.

Dia sangat bersyukur dengan hidupnya, hingga hatinya selalu tergugah untuk membantu kaum wanita dan anak-anak yang mendapat perlakuan tidak adil, bahkan kekerasan.

Ditengah lamunan nya ponselnya berdering. Nama Efran tertera dalam panggilan itu.

Hari ini Efran, salah satu teman baik nya yang telah menyelesaikan studinya bertahun-tahun di harvard university telah kembali ketanah air setelah hanya setahun sekali mereka bertemu.

Zivanna memang berkuliah didalam negeri saja. Kendati dirinya juga mendapat bea siswa diharvard.

Entahlah, ada pertimbangan lain yang menurut nya lebih baik kuliah di dalam negeri saja.

Jadi dari mereka bertiga, hanya Efran yang mengenyam pendidikan diluar negeri. Firman juga menolak bea siswa untuk alasan yang sampai sekarang Zivanna belum ketahui.

Zivanna tersenyum sembari memencet tombol hijau ponselnya.

"Hai Fran, gimana. Jadi kan reunian besok?"

"Jadi dong, lagi pula ada yang mau aku omongin sama kalian."

"Oh ya, sama dong. Besok Aku juga bakal ngasih pengumuman sama kalian berdua". Ucapnya berapi api.

"Jam berapa ketemuannya. Apa si milyuner itu ada waktu?". Tanyanya sembari menahan senyum.

"Tentu saja dia harus ada waktu,kalo dia macam macam kita kawin lari saja". Candanya.

Hati Efran berbunga-bunga mendengar celetukan Zivanna, dia berdehem menetralkan rasa gugupnya.

"Ya udah, jam berapa besok?"

"Jam delapan tepat kita harus sudah berkumpul di Disney world milik Firman, supaya kita makan gratis.". Katanya sambil terkekeh.

Disney world milik firman dibuka setahun yang lalu. Disana sangat ramai. Kolam renang, resto, taman, wahana permainan, juga pusat perbelanjaan sangat diminati segala kalangan disana. Bisnis itu dikembangkan perusahaan Hadiwijaya grub karena memiliki prospek yang bagus.

"Oke, aku akan menghubungi si kaya itu, supaya dia menyiapkan segala sesuatu yang mahal dan gratis untuk kita". Jawabnya sambil tertawa.

"Ya sudah, aku tutup dulu. Aku ingin persiapan pulang. Hari ini aku sangat lelah. Kau tau kan, hampir setiap hari ada jadwal sidang."

"Baiklah Bu pengacara, sampai jumpa besok"

"Sampai jumpa Efran".

Zivanna memandang ponsel usai memencet tombol merah. Dia tersenyum. Besok dia akan mengatakan apa yg seharusnya selama ini dikatakannya pada sahabatnya itu. Tidak seharusnya hal seperti itu menjadi rahasia padahal mereka telah berteman sejak kecil. Itu konyol.

Zivanna tergelak sendiri. Bagaimana bisa selama ini hal itu menjadi rahasia. Tidak seharusnya ada rahasia diantara mereka bertiga. Tapi ya sudahlah, besok semua akan ia ungkapkan supaya hatinya merasa lega.

Zivanna bangkit dari kursinya. Menatap foto mereka bertiga diatas mejanya. Dia tersenyum kemudian melangkah menuju pintu.

Edelweiss (TAMAT)Där berättelser lever. Upptäck nu