Part 7(21+)

2.4K 99 5
                                    

(MATURE CONTENT)

Yang belum berusia 21+ atau belum menikah harap di skip. Ini bukan bacaan kalian.

Irna merasa akan mati sebentar lagi. Dirinya benar-benar tidak bisa bernafas. Ciuman brutal dan kasar lelaki itu serasa menghentikan pasokan udara ketubuhnya. Dengan tenaga yang hampir habis, Irna berusaha mendorong tubuh berat pria mabuk yang kini menindih tubuhnya.

Ketika dirinya terus memberontak sekuat tenaga, lelaki itu menghentikan ciumannya, memandang Irna yang terengah-engah karena ciumannya. Senyum iblis tercipta dibibir tipisnya.

"Aku akan memilikimu malam ini Zi. Aku menunggumu bertahun-tahun bukan untuk melihatmu bahagia bersamanya."

Bau tidak sedap menguar dari mulut lelaki itu, yang Irna yakini bau alkohol meskipun Irna belum pernah melihat atau mencicipi rasa minuman memabukkan itu. Mata pria itu memerah mengisyaratkan kemarahan yang dalam.

Irna takut luar biasa. Ketika dirasa tindihan lelaki itu sedikit melonggar, Irna menendang selangkangannya kemudian mendorong tubuh berat itu sekuat tenaga.

"Damn it ,sialan!!, mau kemana kau." Umpatnya sambil memegang area pribadinya.

Irna segera berlari menuju pintu. Jika ia tidak segera menghindar, sesuatu yang buruk pasti terjadi malam ini. Laki-laki itu mabuk dan salah mengenali orang. Dia harus cepat keluar dari kamar ini menuju kamarnya dan mengunci pintu kamar serapat-rapatnya, karena meminta tolongpun dirasa percuma, hanya ada mereka berdua dirumah ini.

Namun naas, disaat akan mencapai pintu tubuhnya disergap dari belakang oleh pria itu kemudian diangkat seperti mengangkat karung beras. Tubuh Irna dibanting kasar diranjang hingga terpental. Meresa kesal karena wanitanya terus memberontak Efran menindih tubuh mungil Irna, tangannya mengambil dasi diatas nakas kemudian menyatukan kedua tangan Irna keatas dan mengikatnya ke kepala ranjang. Irna menjerit seketika. Menyesal sedalam-dalamnya karena menolong pria itu.

"Tuaaaaan, ini saya, Irna. Siapapun yang tuan maksud tadi itu bukan saya. Tuan mabuk, salah orang. Kalau tuan sadar besok tuan akan menyesal, ini salah. Saya mohon lepaskan saya tuan, lepaskan saya, hiks hiks hiks."  Irna terus memberontak sembari menangis pilu, air mata membanjiri wajahnya. Tubuhnya lelah karena terus melawan.

Efran menyeringai, bicara apa wanita ini. Ingin sekali Efran menertawakan nya. Zivanna pasti takut jika Firman melihat mereka seperti ini. Tapi masa bodoh sekarang, Efran tidak peduli. Bayangan ciuman mereka ditaman menghantui pikirannya. Hatinya panas.

Dengan mata menyala tajam dan hati yang panas membara, Efran merobek piyama bagian atas milik Irna hingga terkoyak. Irna menjerit histeris, kedua kakinya menendang-nendang sekuat tenaga. Namun apa daya, tindihin pria itu membuatnya tak berkutik. Irna merasa dadanya diremas kasar, bahkan tak lama setelah itu, dirinya sudah telanjang bagian atas karena Efran merobek apapun yang melekat ditubuh atasnya.

"Kau sangat cantik. Dan aku yakin, akulah yang menyentuh ini untuk pertama kali." Ucapnya menyeringai sembari meremas kedua payudara Irna bergantian.

Irna menjerit histeris. Menangis dan berteriak sekuat tenaga, berharap siapapun mendengar dan menolongnya.

"Lepaskan saya tuan, lepaskaaaan, saya mohooon. Saya takut tuan, ini salah. Saya bukan wanita itu, tuan salah orang, saya bukan emmmp___." Ucapannya terhenti karena bibirnya kembali dibungkam kasar oleh Efran. Lidah Efran memaksa masuk kedalam mulutnya. Irna memberontak dengan menolehkan kepalanya, namun Efran menahan dagunya, menggigit kasar bibirnya hingga mulut Irna terbuka, kemudian Efran melesakkan lidahnya dan mengulum serta membelit lidah Irna.

Ciuman berlangsung lama hingga Efran mengangkat wajahnya menatap puas pada bibir Irna yang membengkak akibat ulahnya. Jemarinya mengusap bibir Irna, kemudian mengecup singkat.

Edelweiss (TAMAT)Where stories live. Discover now