Blurb

3.6K 165 4
                                    

Oxford, Inggris

Irina memandang hingar bingar keramaian kota Oxford dipagi hari dari balik jendela penthouse mewahnya. Setelah bertahun-tahun hidup dikota yang penuh dengan hiruk pikuk kemewahan ini, akhirnya ia harus kembali ketanah kelahirannya.

Ketika tiba dikota ini untuk pertama kali bersama suaminya, Irina memilih tinggal di daerah perumahan elite yang masih asri pemandangannya, namun karena agak jauh dari tempat bekerja suaminya, ia memutuskan tinggal dipenthouse yang menyatu dengan kantor suaminya, agak lebay memang. Tapi, itulah yang ia rasakan, ia terlalu mengkhawatirkan kesehatan suaminya hingga rasanya ingin berada disisinya dua puluh empat jam.

Irina menoleh ke ranjang besar dimana anak dan suaminya masih tertidur, ia tersenyum kecil kemudian kembali menatap pemandangan luar sekaligus pikirannya menerawang kebeberapa tahun lalu.

Kenangan buruk dimana dirinya dipaksa pergi seorang diri tanpa siapapun dan apapun. Hanya beberapa helai pakaian kusam dan pakaian yang melekat dibadan yang ia bawa.

Irina memejamkan matanya, kenangan buruk itu seolah kembali hadir seiring dengan semakin dekatnya ia dan keluarganya pulang ke Indonesia.

Kenangan ketika ia pertama kali datang ke ibukota, gadis yatim piatu yang ikut paman dan bibinya bekerja karena dikampung halamannya sudah tidak punya siapa-siapa.

Kemudian kenangan itu, ketika ia dilecehkan pria mabuk yang merupakan putra majikannya. Tangan yang terikat, kedua kaki yang dipegangi kasar dan mulut yang dibungkam kasar oleh ciuman bibir yang mengerikan.

Lalu setelah diancam untuk tutup mulut, beberapa bulan setelahnya ia dinyatakan hamil, dan dengan tidak memiliki hati sama sekali, majikan perempuannya mengusirnya tanpa ampun. Dan lelaki itu, lelaki yang melakukan hal bejat itu padanya, hanya menatapnya dengan sorot pandang kosong bagai pecundang.

Dirinya yang diancam dan diusir, akhirnya pergi ditengah hujan badai tanpa arah.

Hingga bertemulah ia dengan pelita hidupnya. Lelaki yang menolongnya dan bayi dalam kandungannya. Sosok malaikat yang sekarang menjelma menjadi suaminya.

Lelaki baik yang menerimanya dan putranya dengan tangan terbuka. Mereka hidup dalam kedamaian di kota Oxford beberapa tahun ini.

Namun hari ini, dirinya harus dihadapkan ketika suaminya harus kembali ke perusahaan induk di Jakarta. Pembangunan hotel di Oxford telah selesai dan hotelnya sudah beroperasi dengan baik.

Maka kini semua akan kembali ia hadapi, dan ia telah mempersiapkan hal ini bertahun-tahun yang lalu. Namun tak urung rasa gugup melingkupinya.

Bagaimana?

Bagaimana jika ia kembali bertemu dengan lelaki itu dijakarta. Bagaimana jika lelaki itu melihat putranya, akankah semua akan tetap baik-baik saja.

Irina berjalan pelan menuju ranjang, ia tersenyum dan mengusap kepala putranya lembut, kemudian memberikan kecupan sayang dikeningnya.

Semua akan baik-baik saja.

Ya, semua akan baik-baik saja.

Edelweiss (TAMAT)Where stories live. Discover now