Sikapmu tak tentu,
setiap hari mengusikku.
Matamu memancarkan sesuatu,
namun pikiranku tetap buntu.
Katamu, penyesalan memang datang di akhir.
Katamu, telah salah meninggalkan.
Padahal awalnya, kamu bilang bertolak belakang.
Ia suruh aku menerimamu
Ia suruh aku menghiburmu
Kucoba mengembalikan senyummu,
tapi tak bisa kembali padamu.
Moodmu pasang surut,
petikanmu bagai pelarut,
karena hatimu sedang terparut.
Bimbang menyeliputiku,
karenanya mengembalikan kenangan.
Awalnya kuanggap angin lalu,
kini kutakut berangan-angan.
Berdamailah dengan dirimu.
Sulit memang,
tetapi waktu dapat membantumu.
Walaupun ia juga dapat membunuhmu.
karenanya, biarlah badai berlalu,
seiring waktu memakan rindu.
YOU ARE READING
Sajak Bulan
PoéziaRangkaian kata, yang terbentuk dari naik turunnya cinta seorang remaja. Kumpulan sajak dan puisi, tentang banyak hal di dunia ini. Berharap menemukan jalan, dan jawaban akan arti kehidupan. Aksara penghantar dari bumi ke bulan. Salam kenal pembaca...