Jika nanti tawa kita tak pernah bertemu lagi,
Ingatlah harapanku,
Yang ingin terus melihatmu tersenyum,
Walau senyum itu merekah bersama yang lain.
Jika nanti beberapa bulan lagi,
Kita tak lagi saling menjumpai,
Tetaplah menjadi dirimu,
Yang ceria walau terkadang nakal.
Jika nanti jarak memisahkan,
Dan kau mulai lupa wajahku,
Lihatlah bulan di langit sana,
Mungkin kau akan ingat kenangan kita.
Jika nanti kau merasa tidak diperhatikan lagi,
Tetaplah jaga dirimu,
Dan janganlah merasa khawatir,
Karena namamu selalu ada dalam doa sebelum tidurku.
Jika nanti kau merasa gelap dan tersesat,
Tetaplah bersinar seperti bintang,
Di heningnya malam,
Tetap berkelip dan tak sembunyi.
Jika nanti kau menemukan seseorang,
Ku harap dunia kan menjadi saksi,
Kecocokan kalian yang saling mengasihi,
Dan akhirnya bertemu di pelaminan nanti.
Jika nanti kau merasa tersakiti dan tak punya harapan lagi,
Ingatlah aku selalu ada di sini,
Walau kau mungkin lupa nanti,
Dengan telinga bersedia untuk mendengarkan segala keluh kesahmu.
Jika nanti kita memang tidak ditakdirkan bertemu lagi,
Jika nanti memang itu semua terjadi,
Apapun kondisi dan kabarmu,
Kuharap kau dapat menjaga diri,
Tetap bersinar di atas sana,
Dan kau baik-baik saja.
Beruntungnya aku,
Yang pernah bersamamu,
Walau hanya sedetik lamanya.
YOU ARE READING
Sajak Bulan
PoetryRangkaian kata, yang terbentuk dari naik turunnya cinta seorang remaja. Kumpulan sajak dan puisi, tentang banyak hal di dunia ini. Berharap menemukan jalan, dan jawaban akan arti kehidupan. Aksara penghantar dari bumi ke bulan. Salam kenal pembaca...
