Pantulan cahaya tidak menyilaukannya
Dengan secangkir kopi dan keheningannya.
Mengagumi pemandangan dihadapannya.
Tidak terlihat istimewa tapi apa adanyaBersinar dari dua sisi, Mata yang penuh cerita.
Bolehkah aku mendengarnya?
Bersama mengagumi bumi.Tanpa nama tanpa suara
Hanya lirikan yang tak terbalas.
Sadarkah dia akan kehadiran ini?
Esok tak ada yang pasti.
Akankah kita bertemu lagi?Saat pagi menyapa, dan matamu menyambut hangatnya.
Saat hembusan angin menerpa, dan menghembuskan nafas sambil tersenyum tipis.
Tanpa nama, tanpa suara.
Mari kita kagumi bersama.
YOU ARE READING
Sajak Bulan
PoetryRangkaian kata, yang terbentuk dari naik turunnya cinta seorang remaja. Kumpulan sajak dan puisi, tentang banyak hal di dunia ini. Berharap menemukan jalan, dan jawaban akan arti kehidupan. Aksara penghantar dari bumi ke bulan. Salam kenal pembaca...