Chapter 61

37 4 0
                                    

"Sepuluh menit lagi kita pemeriksaan dengan EKG ya, Ms. Killa."

Killa mengangguk dan mengikuti apa yang suster arahkan kepadanya. Killa menatap tangannya yang diinfus sejak kemarin—sehari setelah ia sampai di Jerman.

Aku kembali. Lahir di sini dan meninggal pun aku di sini.

Berlin sangat berbeda dengan Hamburg dan Aachen. Killa merasakan suasana yang berbeda dan tentu saja perasaan yang juga berbeda. Ada rasa berat untuk menetap dan tinggal di sini, padahal ini semua adalah akhir yang ia mau.

Killa mengalihkan pandangannya ke arah pintu ketika ia mendengar derit pintu di buka. "Abba, ada masalah?" tanya Killa ketika melihat Lee Hyeong Jee memasuki kamarnya dengan raut wajah khawatir.

"Kamu harus berada di Hamburg dan harus kami pindahkan besok sebelum menjalani operasi lusanya. Berlin bukan pilihan dimana kamu harus mneghindar dari semua hal dan menurutku, Hamburg mempunyai rumah sakit dengan tingkat keunggulan lebih besar dari Berlin."

Killa terkekeh, "Abba, semuanya sama saja. Aku baru dengar kalau Berlin mempunyai fasilitas yang lebih buruk dari Hamburg. Tidak masuk di akal." Killa merebahkan tubuhnya yang lelah dan kembali menatap Hyeong Jee.

"Everything is gonna be okay. Aku akan pulang. Tenang saja."

"Ananta!"

"Senang kembali mendengar nama itu setelah sekian lama, Abba." Killa memejamkan matanya, "Percayalah bahwa semuanya akan baik-baik saja—kondisi jantungku belum separah itu."

*

Killa membuka matanya dan mengedarkan pandangannya segala penjuru arah kamarnya yang terlihat berbeda pagi ini. apa ia dipindahkan ke ruang rawat lain? Tapi, semua pertanyaan itu hilang ketika ia melihat sesuatu di dinding yang sudah sangat ia kenali.

"Dokter Key?!" pekikan dari arah pintu yang terbuka membuat seluruh atensi Killa beralih menatap seseorang yang tengah terkejut di depan pintu.

Killa tersenyum, "Jam berapa saat ini, Suster Eva?" tanya Killa dengan lembut.

Suster Eva yang dikabarkan kedatangan salah satu pasien yang menjadi tanggung jawabanya langsung karena kode rahasia dan di tunjuk langsung oleh atasan hanya menurut dan tidak menyangka bahwa orang yang dikenalnya lah yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit saat ini.

Dengan muka pucat dan baju rumah sakit saja, Dokter Key cantik sekali.

"Suster Eva?"

Eva segera menyadarkan dirinya dan menguasai dirinya sebaik mungkin. Ia membuka rekam medis yang di pegangnya dan menatap Killa bergantian. "Ananta Killaputri," lirihnya membaca sederatan nama yang sulit diucapkan olehnya.

Killa terkekeh, "I'm an Asian, Sus. Sulit ya? Cukup panggil aku seperti biasa saja tanpa embel-embel dokter—karena saat ini aku seorang pasien bukan seorang dokter," kata Killa dengan senyum lembut di wajah pucatnya.

"Maafkan aku, Dokter." Eva menunduk menyadari bahwa saat ini ia tidak bersikap dengan professional.

"Nevermind. Cukup Key, tidak dengan dokter."

Eva menunjukkan wajah enggannya, "Tapi—"

"Sus, I'm your patient not your doctor anymore. Please, kamu bisa memperlakukan aku seperti seorang pasien pada umumnya?" pinta Killa.

Eva tersenyum dan mengangguk, "Baiklah."

"Dok—maksudku, Key. Aku akan memeriksa kondisimu dan mengganti infus yang sudah akan habis dengan yang baru. Dan aku akan memberi informasi bahwa Suster Brisia—Suster yang di bawa oleh Dokter Lee untuk ikut memantau kondisi kamu." Eva menjelaskan dan memeriksa kondisi Killa dengan teliti.

Ananta Killaputri [END]Where stories live. Discover now