Chapter 34

21 4 0
                                    

Killa melirik jam yang berada di dinding ruang tv Ryeon. Ia mengikat rambutnya ketika melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang lima belas menit. Ia melirik ke sekelilingnya dan tidak menemukan tanda-tanda bahwa Ryeon ataupun Kaka sudah bangun dari tidurnya.

Setelah mengantar Harziq, ia kembali tidur di sofa depan ruang tv. Karena ia sangat malas untuk beranjak pergi ke kamar tamu yang berada di Apartnya Ryeon.

Bangkit dari duduknya ia menyalakan tv untuk program acara pagi yang selalu menemaninya setiap pagi. Dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan sarapan mereka bertiga. Kopi pagi dan sandwich untuk Ryeon yang memang sangat menjaga kesehatannya sebisa mungkin, lalu ia membuatkan minuman penghilang pengar untuk Kaka yang semalam keliahatan sangat mabuk berat, dan jus wortel untuknya.

"Hai, bagaimana tidur kamu? Nyenyak?" tanya Killa kepada Ryeon yang terlihat jauh lebih segar dan bertelanjang dada.

Ryeon tersenyum, "Aku selalu bisa tidur dengan benar jika ada kamu, Na" ucap Ryeon yang kini sudah duduk di kursi meja makan.

"Ah, apakah tidur kamu terganggu karena aku?" tanya Killa dengan senyum menggodanya.

Ryeon mendengus, "Ya, kamu mengganggu tidur aku, Na. Tapi karena kamu aku bisa tahu namanya tidur." Killa tersenyum menanggapi perkataan Ryeon.

Ryeon menatap aneh Killa ketika ia melihat gadis itu menyiapkan tiga porsi sarapan. Killa memberikan kopi yang menurutnya adalah kopi terenak di dunia ini.

"Apa kita memiliki tamu? Atau kamu mau makan dua porsi pagi ini, Na?"

Killa mendongak dan tersenyum, "Semalam Harziq datang dan membawa dokter aku yang mabuk berat, Yeon." Killa mengangkat gelas yang berisi minuman penghilang pengar itu, "Dan ini untuk dirinya."

Ryeon menatap tidak suka, "Siapa?"

Killa yang menyiapkan sandwich mendongak, "Kaka."

"Kaka?"

"Ya, Kaka Pratama."

"Oh"

Killa menyipitkan matanya, "Kamu seperti kekasih yang cemburu tahu."

Ryeon mengangkat bahunya acuh dan kembali meminum kopi paginya. Dan tidak beberapa lama terdengar Langkah kaki yang menuruni tangga yang membuat kedua orang yang berada di dapur menoleh bersamaan.

"Hai," sapa Killa ketika membuat Kaka sedikit terkejut karena ia tidak menyangka akan bertemu lagi dengan Ananta Killaputri setelah di rumah sakit.

*

Cahaya matahari menerobos masuk melalui celah jendela yang masih tertutup horden. Kaka memegang kepalanya yang berdenyut dan ia mengutuk dirinya yang bisa-bisanya tidak dapat menahan diri ketika pesta minum malam kemarin. Ia tidak ingat siapa yang mengantarnya pulang.

Memijat kepalanya pelan dan membuka matanya perlahan. Ia tahu ia bukan berada di kamarnya ketika kamar yang seharusnya berwarna abu dan hitam berganti menjadi warna nude dan emas. Ia berharap tidak melakukan hal bodoh kemarin malam.

Setelah mencuci muka di kamar mandi, ia beranjak keluar dari kamar dan menuruni tangga menuju lantai bawah. Ia harus mencari pemilik rumah ini dan berterima kasih, lalu pulang ke rumahnya dan pergi ke rumah sakit. Ia bersyukur bahwa hari ini ia hanya mempunyai jadwal operasi pada saat malam hari.

"Hai," Kaka menatap gadis yang tengah sibuk menyiapkan sarapan dengan apron di tubuhnya.

"Bagaimana tidurnya? Nyenyak?" tanya Killa yang membuat Kaka tertegun sejenak.

Kaka baru menyadari ketika sudah berada di area dapur, jika ada seorang pria yang tengah menikmati kopi paginya.

"Lo bisa duduk dulu, Ka."

Ananta Killaputri [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin