Tangan Melyssa yang terulur menyentuh pundak Shiren menbuyarkan gadis itu dari lamunannya, "mama harap kamu bisa belajar dari masa lalu mama," ujar Melyssa.

"saat pacaran, seseorang pasti menunjukkan sisi terbaik dalam dirinya. Tapi saat menikah, orang tersebut akan menunjukkan sisi nyata dari dirinya. Jangan terbuai ucapan pria, karena seorang lelaki di ukur dari tindakan, bukan ucapan." ujar Melyssa yang kontan membuat Shiren memeluknya dari samping.

Ternyata senyaman ini memiliki ibu, segala nasehatnya adalah sebuah kesalahan yang Ia lakukan di masa lalu. Ini bukan perihal 'ibu yang benar selalu' , namun karena kesalahan yang Ia perbuat dulu, Ia tidak ingin anaknya mengalami kesalahan yang sama dengannya walaupun hanya satu.

Bel berdenting, dekapan merekapun terurai. Shiren bangkit dari kursi sembari menatap Bi Uni pembantu barunya yang hendak membukakan pintu, "biar Shiren aja bi." ujar gadis itu lantas kembali melangkah.

Saat membuka pintu Shiren menemukan kurir disana, "iya pak?"

"paket atas nama nona Shiren Aysila," ucap kurir itu sembari menyodorkan kotak hitam besar yang sangat elegan dengan pita Silver di atasnya.

Shiren menatap kotak hitam dan kurir itu bergantian, "dari siapa ya, pak?"

Kurir itu mengeluarkan ponsel mengecek nama sang pengirim, "Raka Sayudha."

Alis Shiren terangkat, "oh, makasih ya, Pak."

Kurir itu mengangguk lalu pamit pergi.

Shiren menatap bingung kotak besar itu. Raka tidak mengatakan akan mengiriminya sesuatu, lelaki itu juga tidak mengirim pesan apapun pada Shiren hari ini.

Gadis itu duduk kembali di sofa tepat di samping sang Mama, "dari siapa, Ren?" tanya Melyssa.

"Katanya dari Raka."

"Yaudah buka aja." saran Melyssa.

Shiren mengurai pita Silver itu kemudian membuka kotak hitam tersebut. Matanya membulat saat menemukan sebuah gaun bewarna hitam, sepasang heels penuh swaroski, tas kecil bewarna hitam yang sangat mewah serta satu tangkai bunga mawar bewarna merah gelap.

Ada secarik kertas di dalamnya.

"Will you dance with me tonight? "

[Maukah kau berdansa denganku malam ini?]


Di saat yang sama ponsel Shiren bergetar menampilkan notifikasi dari sang pengirim gaun indah ini. Segera Shiren membuka pesan itu.

Raka
Jam 8 gue jemput.

Gadis itu menatap ibunya meminta persetujuan, "boleh, Ma?"

"boleh sayang," ujar Melyssa yang ikut tertular senyum lebar Shiren, "buruan siap-siap. Waktunya tinggal dua jam."

Shiren menatap jam di dinding lantas mengangguk mantap. Dibawanya box hitam itu ke lantai atas menuju kamarnya sembari senyum yang masih belum pudar.

* * *

Roda mobil masserati hitam milik Raka terhenti tepat di depan rumah Shiren. Lelaki itu mengecek arlojinya yang sudah menujukkan pukul delapan tepat.

Dengan kemeja abu-abu gelap yang dibalut tuxedo hitam lelaki dengan paras tampan ini masuk kedalam rumah Shiren setelah satpam membukakan gerbang untuknya.

RAKA - The Ruler Of Ramos ✓Where stories live. Discover now