75. Inisialnya A-K-L-E

38.4K 2.7K 117
                                    

HAPPY READING 💙•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING 💙


Dengan perlahan perempuan yang Aarav lihat tadi membalikkan badannya dan saat itulah 2 kantong kresek di tangan Aarav langsung terlepas dari genggamannya.

"Kanaya?!"

Mama dan bunda kompak mendekap cucu mereka yang sedang berada di gendongan saat mendengar suara pecahan telur dari kantong kresek yang tadi Aarav jatuhkan.

Bahkan bayi laki laki yang tadi sedang terlelap di gendongan bunda itu langsung menangis saat mendengar suara gaduh yang Aarav timbulkan.

"Aarav!" Mama menegur sang putra saat cucu perempuan nya juga ikut terbangun, untung saja bayi cantik itu tidak ikut menangis seperti kembarannya.

"Ilusi macam apa ini?" Gumam Aarav, sepertinya ia benar benar sudah gila karena melihat ada Kanaya di sana.

Aarav memejamkan mata, mencoba menjernihkan pikirannya.

Namun saat ia membuka mata, pikirannya bukan malah jernih justru semakin keruh saat melihat perempuan cantik berdiri di depannya.

Aarav langsung tersentak dan secara refleks ia memundurkan langkahnya.

"Mas?" Suara itu mengalun indah dan masuk ke dalam telinga Aarav.

Aarav menatap perempuan di depannya tanpa berkedip.

"Mas Aarav?" Suara itu kembali terdengar, kali ini lengkap dengan senyum yang menghiasi wajah perempuan di depannya.

Aarav langsung menelan ludahnya pelan.

Jika perempuan di depannya ini adalah sebuah ilusi maka dengan bangga Aarav akan menobatkannya sebagai ilusi yang paling indah selama hidupnya.

"Papa..." Panggil Aarav, memanggil sang papa.

"Kayaknya Aarav perlu ke psikolog, halusinasi Aarav udah lewat dari batas normal" Lanjutnya.

Perempuan di depan Aarav itu lantas terkekeh mendengar perkataan Aarav.

"Pa?" Aarav kembali memanggil papa.

"Apa boy?" Balas papa santai.

Aarav kembali menelan ludahnya lagi saat melihat perempuan di depannya masih tersenyum, sekarang senyumannya justru semakin lebar.

"Bacain ayat kursi buat Aarav pa, Aarav bener bener udah gila sekarang"

Perempuan di depan Aarav memajukan langkahnya membuat langsung Aarav memundurkan langkah.

Hal itu terus berulang hingga mereka berdua berdiri saling berhadapan di luar rumah, tepatnya di depan pintu.

Kanaya tersenyum lebar, perempuan itu memiringkan kepalanya menatap Aarav penuh binar.

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang