56. Ada Akibat Di Setiap Tindakan

33.1K 3.1K 248
                                    

HAPPY READING 💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING 💙



Aarav membuka pintu rumah nya dengan tidak santai.

Lelaki itu kemudian menghempaskan tas ransel nya ke sofa ruang tamu.

Mengabaikan fakta bahwa di dalam tas nya itu terdapat laptop mahal yang biasa ia gunakan untuk mengajar.

Kaki panjang Aarav melangkah dengan cepat mencari sosok yang berhasil membuat emosinya seakan meledak saat itu juga.

"Eh?!" Pekik Kanaya saat tubuhnya di balikkan secara paksa.

Ia yang tadinya sedang asik membuat jus rambutan terpaksa harus menunda kegiatannya tersebut.

"Ih apa sih mas?"

Aarav mengatur nafasnya yang memburu.

"Kamu tadi ngapain aja sama presiden mahasiswa itu?!" Tanya Aarav tenang.

Namun dari nada setenang itu ada emosi sebesar gunung yang bisa meledak kapan saja.

Kanaya menghempas tangan Aarav yang masih ada di lengan nya.

"Kenapa? Mas nggak suka?" Balas nya sambil bersedakep dada.

Mendengar jawaban dari Kanaya itu berhasil membuat Aarav menatapnya dengan tatapan kelewat datar.

"Kenapa nanya gitu? Tanpa mas jawab pun kamu udah tau jawabannya"

Kanaya berdecak pelan, Aarav yang belum menemukan jawaban yang ia inginkan itupun lantas mengajukan pertanyaan yang sama.

"Kamu tadi ngapain sama dia?!"

"Nggak ngapa ngapain"

Aarav meletakkan kepalan tangan kanan nya di meja pantry.

"Mas tadi liat kalian pelukan"

"Cuman pelukan" Jawab Kanaya santai.

"Cuman pelukan kamu bilang? Kamu udah punya suami kalau kamu lupa"

"Enggak, Naya nggak lupa. Naya inget, inget banget malah"

"Ya kalau inget kenapa kaya gitu?" Kini giliran Aarav yang bersedakep dada.

"Kenapa emangnya kalau kaya gitu? Mas aja bisa kok kenapa Naya enggak?"

Aarav menaikkan satu alisnya setelah mendengar perkataan Kanaya.

"Kapan? Pernah mas pelukan sama perempuan selain kamu?"

"Kalau pernah coba sebutin kapan dan sama siapa"

"Tadi pagi sama bu Farida!"

Kening Aarav langsung berkerut saat mendengar penuturan Kanaya.

"Di depan ruangannya mas, Naya liat mas sama bu Farida, kalian asik ketawa bareng sampe lupa sama orang orang di sekitar kalian"

𝙱𝙾𝙳𝙰𝙲𝙸𝙾𝚄𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang