Virtualzone - Chapter 18

Comincia dall'inizio
                                    

"Lo ada request nggak, lagu apa?"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Lo ada request nggak, lagu apa?"

"Terserah."

"Oke." Bara beranjak dari tempat tidurnya dan duduk di belakang piano yang ada di kamar. Dia menyimpan ponsel lalu jari tangannya mulai menari-nari di atas keyboard piano. "Terserah kali ini sungguh aku takkan peduli. Ku tak sanggup lagi jalani cinta denganmu. Biarkan ku di sini tanpa bayang-bayangmu lagi. Ku tak sanggup lagi mulai kini semua terserah."

Rayya terkekeh mendengar lagu Terserah milik Glenn Fredly yang dinyanyikan Bara. Tidak ada yang salah, hanya saja bukan itu maksud Rayya.

Bara tersenyum simpul. "Oke. Sekarang lo tidur ya, udah larut malam."

Rayya mengangguk patuh. "Good night, selamat istirahat.

Bara mengangguk kecil lalu Rayya mematikan sambungan telepon tersebut, kemudian menyimpan ponselnya di atas nakas. Dia menarik selimut dan menenggelamkan diri di dalamnya. Sedangkan di seberang sana, Bara termenung. Dia masih bergeming di posisi sebelumnya. Rayya memiliki dagu yang runcing dengan bibir berwarna pink yang tipis, garis pada hidung mancungnya memisahkan jarak pada kedua matanya yang kecil. Tidak lupa alis yang bisa dibilang tidak terlalu tebal, juga tidak terlalu tipis. Semua itu terlihat sempurna di mata Bara, apalagi senyum dan tawanya yang menyita perhatian.

Satu hal yang mereka lupakan dan mereka tidak sadari, ada hati yang enggan mengakhiri obrolan malam ini.

***

Dua jam sudah Raga menemani Keyla mengerjakan beberapa soal olimpiade tahun sebelumnya yang diberikan oleh Pak Ergan. Sebenarnya Keyla sudah siap menghadapi olimpiade nanti, dia juga bisa dibilang murid yang pintar dalam pelajaran Matematika. Jadi Raga tidak terlalu sulit mengajarkannya, tugasnya hanya mengoreksi hitungan yang salah, dan menjelaskan beberapa trik untuk olimpiade nanti. Berbeda dengan Rayya, matematika adalah musuh nomor 1 baginya.

"Makasih ya Kak, udah mau ngajarin." Keyla merapikan kertas-kertas yang berserakan di meja.

"Iya," sahut Raga singkat.

Satu kata itu membuat Keyla memalingkan wajahnya dan menghela napas sekaligus memutar bola matanya malas. Sifat cueknya sudah mendarah daging-pengecualian kepada Rayya-. Sepertinya Keyla butuh tips dari Rayya untuk membuat Raga tidak secuek itu pada dia.

Sebenernya apa sih yang bikin gue suka sama dia selain karena ganteng dan pinter? Bisa-bisanya gue suka sama nih orang. Keyla menggerutu di dalam hati, karena tidak mungkin dirinya merapalkan secara terang-terangan di hadapan orangnya. Sebelumnya Keyla hanya terbiasa memperhatikan Raga dari jauh, semacam mencintai dalam diam. Bahkan perihal cokelat saja dia tidak berani menyimpannya di meja Raga. Makanya semenjak Raga ditunjuk untuk membantunya belajar materi olimpiade, Keyla jelas kegirangan.

"Kalo Tante boleh tahu, kamu mau lanjut ke mana setelah lulus?" tanya Mamah Keyla yang baru saja turun dari tangga dan duduk di samping puterinya.

"Mau lanjut kuliah ambil jurusan kedokteran, Tante," jawabnya to the point ditemani senyuman tipis.

Virtualzone [COMPLETED]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora