PROLOG

108K 4K 61
                                    

🖤

"Kepin, gue mau pulang,"

"Entar aja dong, Sa. baru juga bentaran di rumah gue,"

"Mana ada bentaran? Udah dua jam tau,"

"Bentar aja."

Gadis yang di panggil Alsa itu cemberut. Sedangkan laki-laki yang dipanggil Kepin malah terkekeh melihatnya.

"Jangan cemberut dong. Kayak bebek entar bibir lo," Sindir Kevin sebelum berpindah duduk di samping Alsa, dan merangkul bahu gadis itu.

Kedua remaja berbeda jenis kelamin, tapi bersahabat itu tengah berada di rumah milik keluarga kevin. Keduanya duduk di sofa yang ada di ruang keluarga. Didepan mereka ada TV LED berukuran 42 inch yang sedang menyala, nenampilkan film cartoon disalah satu siaran stasiun tv yang kurang terkenal.

"Ya udah, gue pulangnya entar aja." Kata Alsa pasrah.

"Nah gitu dong, gue kan masih kangen sama lo," Balas Kevin, lalu melepaskan rungkulannya pada gadis itu.

Alsa memutar bola matanya malas, "Perasaan kita setiap hari ketemu deh pin, masa kangen mulu? Heran gue sama lo."

"Nggak tau kenapa hari ini kayaknya, gue kangen terus sama lo, Sa. Pengen liat lo terus, nggak pengen lo pulang." Balas Kevin sembari menoleh menatap wajah sahabatnya lekat.

"Dihh, lebay lo." Alsa mencibir.

"Gue nggak lebay, Sa."

Kevin mendekatkan kedua tanganya ke pipi Alsa lalu menariknya lumayan keras, membuat gadis itu memekik kesakitan.

"AUCHH! KEPIN SAKIT, LEPASIN!!" Pekik Alsa kesakitan karna kevin menarik kedua pipinya dengan keras, hingga rasanya kulit pipinya ingin lepas saja dari tempatnya.

Ini penganiyayaan dalam persahabatan namanya, dan Alsa tentu tidak terima. Alsa akan membalas sahabatnya itu lebih sakit.

Bukannya melepaskan tangannya dari pipi Alsa, Kevin malah menarik-nariknya lagi seperti karet, "Alsa, pipi lo kayak karet," Kata Kevin disertai dengan tawanya.

Alsa menatap kevin tajam. Tangannya terangkat menarik rambut kevin dengan keras. Hingga tawa kevin tergantikan dengan teriakan kesakitan, dan tangannya pun sontak terlepas dari pipi gadis itu.

"AUCHH! SAKIT, SA!"

"Nih, rasin pembalasn gue laki-laki jahat!!" Alsa menarik rambut kevin yang memang sedikit panjang, dengan sangat keras. Tak puas hanya dengan tarikan saja, Alsa juga melayangkan kepalan tangannya ke pipi laki-laki itu, membuatnya memekik lagi.

"AUCHH!! STOP! AMPUN, SAKIT, SA!" Kevin akhirnya mengalah dan memohon ampun.

Namun, Alsa tak menghiraukannya. Ia kembali menarik rambut kevin dengan keras.

"No ampun ampun!!"

Beginilah jika dua orang yang memegang sabuk hitam strip satu taekwondo, dan jago beladiri bertemu. Memang awalnya akan saling bersikap manis-manis dulu, tetapi lama-kelamaan tak jarang keduanya saling baku hantam.

Setelah puas menghajar kevin, saat itulah Alsa menggeser duduknya menjauh dari sahabatnya yang sudah terlihat acak-acakan itu.

"Gimana, enak nggak?" Alsa melirik Kevin.

Kevin menatap Alsa kesal sembari terus mengelus pipi dan kepalanya yang barus saja mendapat serangan mendadak dari sahabatnya. Rasanya sangat sakit. Sungguh gadis itu jika marah sangat mirip dengan banteng mengamuk.

"Pukulan lo kurang kencang, kurang sakit ini," Jawab kevin berbohong, padahal aslinya, ia sangat ingin menangis andai tidak mengingat gendernya yang seorang laki-laki.

"Emang iya?"

"Iyeee."

"Ya udah, nanti gue kencengin lagi." Kata Alsa seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sementara itu, Kevin yang mendengar perkataan gadis itu malah menelan salivanya kasara. Merutuki dirinya sendiri yang dengan bodohnya mengatakan, kurang kencang.

"Udah ah, gue mau pulang. Bay, kepin," lanjut Alsa lalu bangkit dari duduknya, berjalan keluar dari rumah itu, dan Kevin mengikutinya dari belakang.

"Sa, besok sekolah, kan?" Tanya Kevin seraya merapikan rambutnya yang acak-acakan.

"Nggak. Soalnya gue mau tidur yang lama. Bay, gue pulang," Jawab Alsa yang sudah berada di halaman, tepatnya di samping motornya.

"HATI-HATI, SA!" Teriak Kevin yang berdiri di depan pintu rumahnya.

"IYA!"

Alsa pun naik ke atas motornya.Tidak lupa mengambil helm dan memasangnya di kepala, tapi ia tak mengikat tali helmnya. Menyalakan mesin motornya lalu mengemudikannya keluar dari area pekerangan rumah Kevin menuju jalan raya.

Saat ingin melewati perempatan, Alsa memelankan laju motornya, dan mendongkak melihat lampu lalulintas yang ada sisi kiri jalan. Ternyata lampunya masih berwarna hijau, jadi tidak perlu untuk berhenti. 

Namun, saat Alsa berada tepat di tengah jalan, ia tidak menyadari jika dari arah kiri jalan, ada mobil truk yang melaju dengan kecepatan di atas rata-rata.

Dan tanpa bisa di cegah, truk itu langsung menghantam tubuh Alsa hingga terpental jauh. Helm yang dipakai gadis itu terlepas sebelum kepalanya membentur aspal dengan sangat keras.

Beberapa orang yang melihat langsung kejadian tabrakan itu, berteriak dengan keras.

"Gue kenapa?" Batin Alsa bertanya-tanya. Semua tulang-tulangnya teras remuk, tubuhnya melemas dan tidak bisa digerakkan lagi, dan semuanya terasa sangat sakit.

Darah segar mengalir dari kepala, hidung dan juga mulut gadis itu. Darah terus mengalir membasahi aspal yang kering itu.

"Allah,"

"Kenapa rasanya sangat sakit?"

Napas gadis itu mulai tersenggal-senggal, dadanya begitu sesak dan sakit. Kesadarannya perlahan-lahan menghilang, begitupun dengan matanya yang mulai terpejam.

💥💥💥

Penasaran?

Silahkan baca BAB 1 dan seterusnya...

Sekedar info, jalan ceritanya berfokus hanya pada pemeran utama ya, jadi maaf kalau hampir 100% isi ceritanya lebih banyak menampilkan kisah sang pemeran utama.

Jadi pemeran yang lain hanya sebagai pelengkap cerita, karna saya niatnya memang membuat cerita seperti itu.

Dan saya harap tidak ada yang ngomentarin "kenapa sih hanya si ini terus di sepanjang cerita?", moon maaf, konsepnya emang gitu.. hehehe

Banyak typo dimana-mana

Happy reading gengs.

BERBEDA JIWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang