Bagian 1

1.4K 91 8
                                    


Happy Reading^^

.

.

"Permisi," ucap gadis berambut panjang membelah kerumunan.

Namun karna tempat itu sangat sangat ramai, membuat Nesa merasa sesak. Gadis itu mencoba mencari celah dan melewati kerumunan dan maju ke depan untuk melihat idola nya yang sedang tampil di panggung saat ini.

Kapan lagi kesempatannya untuk melihat Zafar, sang penyanyi pop yang cukup terkenal di Indonesia, bahkan ke beberapa  daerah negara lain. Nesa sangat menggemari nya. Bahkan dari awal Zafar merilis lagu pertamanya.

Kamar Nesa dipenuhi oleh foto Zafar. Mungkin hanya beberapa tembok yang kosong. Iya, Mengidolakan nya terlalu keterlaluan.

"Permisi, saya mu lewat." Ia kembali mencoba menembus orang-orang yang berdempetan.

Berhasil.

Nesa sampai di pinggir panggung dengan buku catatan dan pulpen di tangannya. Berharap Zafar bersedia memberikan tanda tangan untuk gadis biasa sepertinya.

Tangan nesa terangkat, ia melambaikan tangannya berharap Zafar mau meliriknya. Namun usahanya sia-sia.

Konser pada malam itu hanya sebentar, dan Zafar langsung turun dari panggung. Nesa mencoba memanfaatkan kesempatan, namun penjagaan penyanyi itu begitu ketat. Membuat Nesa kembali mengurungkan niatnya.

Satu tahun Nesa berusaha mendapatkan tanda tangan Zafar, tidak pernah berhasil.

Ya sudah, mungkin setelah ini Nesa berhenti berharap untuk mendapatkan nya. Saat ini ia memilih pulang dan mengistirahatkan tubuhnya yang begitu melelahkan.

***

Nesa tidur begitu pulas. Namun suara dari mobil dari rumah sebelah membuat tidurnya merasa terganggu. Tangan kanannya mengucek matanya perlahan. Gadis itu Mencoba menjelaskan pandangannya.

Lalu ia beranjak dari kasurnya. Kakinya melangkah ke arah balkon kamarnya. Disana nampak sebuah mobil pick up berhenti di depan rumah sebelah rumah Nesa.

Nesa menyipitkan matanya mencoba menangkap sosok laki-laki yang sepertinya seumuran dengannya sedang mengangkat barang dan Membawanya ke dalam rumah.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan arah pandang nesa. Bunda datang membawa susu dan roti selai coklat kesukaan Nesa.

"Bunda boleh masuk gak?" Tanya Bunda sopan.

Nesa tersenyum, "Masuk aja Bun." Bunda memang selalu seperti itu. Padahal ia hanya memasuki kamar putri semata wayangnya, Namun Nesa seolah-olah tamu dirumah itu.

"Lagi liatin apaan fokus amat," tanya bunda sembari menyimpan nampan berisi susu dan roti selai coklat itu di atas nakas. Kemudian bunda duduk di ujung kasur Nesa.

Nesa tak menjawab, Ia menghampiri sang bunda dan duduk di sebelahnya.

"Bun, itu tetangga baru kita ya?"

Bunda tampak berpikir.

"Oh itu, iya namanya pak Adi." Sahut bunda.

Departure✓Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon