Sixty Eight

3.6K 270 3
                                    

.

.

.
Happy reading!
.

.

.













Suasana rusuh di dorm memang sudah biasa, entah itu dari suara para kurcaci atau Haechan dan Renjun yang bertengkar, atau Taeyong dan Doyoung yang berdebat menu masakan. Tapi tetap saja, walaupun sudah terbiasa, rasanya tetap memusingkan.

"YAKK! KALIAN SEMUA BISA TENANG TIDAK!!??" teriak Taeil di tengah tengah rumah, suaranya bahkan terdengar sampai lantai 2 dan 3.

Langsung senyap, Taeil menghela nafas lalu duduk di sofa ruang tengah. Tiba tiba ada yang duduk di sampingnya, saat ia membuka mata ternyata itu Doyoung, istrinya.

"Hyung lelah ya?" tanya Doyoung dengan suara pelan.

Taeil tersenyum kecil lalu menarik Doyoung untuk ia peluk, Doyoung dengan senang hati membalas pelukan sang suami.

"Mungkin memang aku lelah dengan semua kebisingan ini, tapi jika semua ini tak ada, aku pasti akan merindukan nya Doy, ini terlalu melekat pada kehidupan ku" jawab Taeil sembari mengelus surai Doyoung di dadanya.

"Minhee hyung, kau yang tertua di sini, pasti sangat berat bagimu, gomawo hyung, kau sudah menjadi hyung terbaik untuk kami dan ayah yang baik untuk Yonggi juga suami terbaik untuk ku" ucap Doyoung.

"Ini sudah tugas ku sayang" ucap Taeil.

"Kau tak membantu Taeyong memasak?" tanya Taeil.

"Ada Winwin dan Kun yang membantu, jika aku kembali ke sana, yang ada aku berdebat dengan Taeyong lagi" jawab Doyoung sambil mendengus.

Taeil terkekeh, lalu melepaskan pelukannya dan mencubit pipi Doyoung gemas.

"Kau imut bunny, jangan seperti itu atau aku akan menerkam mu pagi ini" bisik Taeil dengan suara rendah nya di telinga Doyoung.

Doyoung merinding, reaksi Doyoung itu mengundang tawa ringan dari Taeil. Doyoung mengerucutkan bibirnya, ia kesal melihat Taeil tertawa seperti itu.

"Hyunggg!" teriak Doyoung sembari memberi pukulan pada Taeil.

"Duh! duh sakit Bunny" sebenarnya pukulan Doyoung tak terasa karena si pemukul juga tak serius, tapi bercanda tidak apa bukan?.

"Oke oke, aku minta maaf" Taeil lalu mengangkat tubuh Doyoung dan memangku nya.

"Hyung aku berat" kata Doyoung berusaha menyingkir.

"Kata siapa?, kau ringan baby, sangat ringan" ucap Taeil.

Doyoung memeluk Taeil, menelusup kan wajah nya di ceruk leher sang Dominan, menghirup aroma Taeil yang menenangkan sebanyak yang ia mau.

"Ada masalah Bunny?" tanya Taeil.

"Anii hyung, hanya saja, sudah lama kita tak menyapa Nctzen" jawab Doyoung lirih.

Really I Love U [END] حيث تعيش القصص. اكتشف الآن