Twenty one

8.3K 606 29
                                    

1 bulan kemudian,

Di sebuah taman yang sepi, ada seorang laki-laki manis yang duduk di sebuah bangku di sana. Di tangannya terdapat sebuah kertas bertuliskan rumah sakit, air matanya sedari tadi terus mengalir.

"Hiks hiks hiks, kenapa bisa jadi beginii... hiks hiks" ia menatap tak percaya pada kertas rumah sakit yang ia genggam.

Surat tersebut menyatakan dengan jelas dan akurat bahwa dirinya tengah berbadan dua.

Drrrtt drrrtt

Ponsel pria manis itu bergetar, dan ternyata ada telpon masuk di sana. Ia menghapus air matanya dan menormalkan suaranya agar tidak terkesan habis menangis.

"LEE HAECHAN" teriak orang di seberang sana.

Haechan, menjauhkan ponselnya dari telinga nya saat mendengar teriakkan nyaring dari dongsaengnya.

"Ada apa Chenle-ya?" tanya Haechan.

"Kau dimana hyung? kita semua khawatir, karena kau pergi tidak pamit"

"Mianhe Chenle-ya, sebentar lagi aku akan pulang"

"Ya sudah hyung, hati hati di jalan!"

"Iya"

Tut.

Haechan menyimpan ponsel dan surat rumah sakit tersebut ke dalam saku Hoodie nya.

"Bagaimana ini??" gumam Haechan. 

Haechan lantas berdiri dan pergi dari sana untuk pulang.








Ting tong! Ting tong!

Ceklek

"Hyung!!" pekik Jisung melihat Haechan pulang.

"Ayo masuk hyung!" Haechan mengangguk.

Saat tiba di dalam, Mark langsung berlari menghampirinya dan memeluknya.

Haechan sedikit limbung tapi berhasil menahan tubuhnya.

"Kau darimana saja Haechanie? kau pergi tidak pamit, membuat kami semua mengkhawatirkan mu"

"Maaf, aku keluar sebentar tadi"

"Ya sudah, kau pasti lelah ayo kita istirahat!" Mark menggandeng Haechan menuju kamar mereka.

Sesampainya di kamar Mark malah menjatuhkan Haechan di ranjang dan mengukung nya.

"Ada apa hyung?" tanya Haechan bingung.

"Jawab jujur!, kenapa kau menangis?"

"Hah?"

"Jawab Lee Haechan!!

"Tidak hyung! aku hanya menangis karena merindukan Jaemin, tidak ada hal serius, makanya aku jalan jalan agar sedikit rileks" bohong Haechan.

Mark menatap sebentar Haechan lalu mengangguk.

"Kalau begitu...." Mark melepaskan Hoodie Haechan dan melemparnya ke lantai.

"Hyung!! di sana ada hp ku"

"Nanti ku belikan"

Tanpa ba-bi-bu lagi, Mark mencium Haechan dengan ganas, tangannya pun tak tinggal diam.

Skip

"Hyunghhh stophhh plissss! aku lelahh" pinta Haechan.

Mereka sudah melakukan itu Berjam jam, tapi Mark belum juga puas.

Seakan tuli, Mark malah menambah kecepatan nya, membuat tubuh Haechan tersentak sentak.

"Hyung stop! sakit ini sakit!" Haechan berusaha mendorong Mark, tapi Mark tak bergerak sedikitpun.

Really I Love U [END] Where stories live. Discover now