Fourty Four

5.7K 507 5
                                    

.

.

.
Happy reading!
.

.

.





Pada jadi siders, jahat ih, tapi gak papa, vote dong biar gak jadi hantu, hihihi



Di ruangan Jungwoo kini hanya tinggal dia dan Lucas, para member Nct pamit pulang, sementara baby twins di bawa ke ruang bayi.

"Ini sudah hampir sore, kau tidak pulang Luke?" tanya Jungwoo.

"Yang menjaga mu di sini siapa?"

"Aku bisa sendiri"

"Tidak!, aku sudah menyuruh Jichen datang dan membawakan pakaian ku, juga dirimu" kata Lucas.

"Kenapa kau menyuruh maknae?" tanya Jungwoo.

"Mereka memang akan ke sini, ingin melihat baby katanya, jadi sekalian saja" jawab Lucas.

"Ini kenapa kedua anak ku belum di bawa kesini kembali" gerutu Jungwoo.

"Sabar sayang, mmereka sedang di mandikan, kau kan belum bisa memandikan mereka, mungkin sebentar lagi akan di antar kemari" kata Lucas.

Jungwoo mengangguk angguk.

Drrrtt drrrtt

Ponsel Lucas bergetar, dengan segera Lucas mengangkat telepon nya.

"Halo Jisung-ah, kalian sudah sampai?"

"Anu hyung kita masih di perjalanan, aku menelpon karena barang kali hyung atau Jungwoo hyung ingin menitip sesuatu"

"Emm, sepertinya tidak perlu Jisung-ie"

"Oh baiklah hyung, sampai jumpa"

"Hmmm"

Tut

"Ada apa?" tanya Jungwoo.

"Ah itu, Jisung bertanya apa kita menitip sesuatu dan aku menjawab tidak" jawab Lucas.

"Oh"

Ceklek

"Permisi, tuan dan nyonya, ini bayi kalian sudah cantik dan tampan" ucap suster.

Jungwoo sedikit tersipu di panggil nyonya.

"Terimakasih" ucap Lucas. Dan suster itu mengangguk setelah meletakkan baby twins di box bayi.

"Lucas, apa mereka tidur?" tanya Jungwoo.

"Iya"

"Kalau begitu, ayo bantu aku mandi!"

"Ayo!!" Lucas membantu Jungwoo turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk mandi.

Sementara Jichen baru saja tiba di rumah sakit, mereka berjalan beriringan tentu dengan penyamaran yang ketat.

"Tunggu Jisung-ah!"

"Ada apa Chenle-ya?" bingung Jisung.

"Lihat itu!, itu Doyoung hyung bukan sih?" tanya Chenle seraya menunjuk seseorang yang berdiri lumayan jauh dari mereka.

"Dari sini seperti nya iya, tapi untuk apa Doyoung hyung ada di sini?" heran Jisung.

"Apa perlu kita menghampiri nya?" tanya Chenle.

"Sepertinya tidak, lihat dia pergi"

"Yahhh"

"Ya sudah ayo kita ke kamar Jungwoo hyung saja!" ajak Chenle.

Jisung mengangguk.


















Di dorm, ingatkan kalau sekarang semua nya pindah menjadi satu dorm. Dan dorm Nct sekarang layaknya sebuah rumah, bukan dorm lagi.

Ting tong

Bunyi bel membuat Ten dan Haechan yang sedang menonton tv terganggu.

"Buka mom!" suruh Haechan.

Ten mengangguk dan berjalan ke depan membukakan pintu. Setelah pintu terbuka, Ten terkejut melihat Doyoung berdiri di hadapannya.

"Astaga aku terkejut, kapan kau keluar dari dorm Doyoung-ah?" tanya Ten.

"Kau sibuk dengan Haechan, jadi tidak tahu, minggir!!" Doyoung masuk begitu saja meninggalkan Ten yang terdiam di depan pintu.

"Ada apa dengan nya?" gumam Ten bingung.

Ten kembali ke ruang keluarga.

"Doyoung hyung kenapa mom?" tanya Haechan.

"Entahlah, mommy tidak tahu, tadi mommy tanya jawab nya ketus" jawab Ten.

"Membicarakan apa?" tanya Johnny tiba tiba duduk di sebelah Ten.

"Doyoung, dia aneh sekali" jawab Ten.

"Aneh??" bingung Johnny.

"Iya aneh, sejak pulang dari menjenguk Jungwoo dia jadi aneh, dan tadi juga pergi tak bilang bilang, tiba tiba sudah pulang, dan lagi bicara nya ketus" jawab Ten.

"Mungkin Doyoung capek" kata Johnny.

"Maybe"

Haechan asik makan cemilan sambil menonton drama di tv dan tak menganggap Johnny dan Ten di sampingnya.

"Dad, Mark hyung mana?" tanya Haechan yang akhirnya menotice kehadiran Johnny.

"Di kamar, sejak pagi dia hanya berdiam diri di kamar" jawab Johnny.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Haechan berdiri susah payah dan berjalan pelan menuju kamarnya dan Mark. Sekarang, tidak ada Haechan yang petakilan, karena untuk melangkah saja sangat sulit. Walaupun begitu, sikap ngeselin nya malah semakin menjadi jadi, membuat semua hyung nya apalagi Mark merasa sedikit tersiksa.

"Anak itu" geram Johnny.

"Anak mu itu dad" kata Ten sambil terkekeh.

"Haish, kenapa anak anak ku tidak ada yang punya akhlak, Hendery Haechan, apa tidak ada yang lain saja?" gerutu Johnny.

Ten tertawa mendengarnya.

"Sabar dad!, mereka itu sangat cocok dengan kita" kata Ten.

"Hahh"























Tbc.

Really I Love U [END] Where stories live. Discover now