t w e n t y ~ s e v e n

76.4K 10.3K 1.3K
                                    

Savian, Raylon dan Duke Orizel sedari tadi berdiskusi untuk mencari tahu Pria misterius itu. Kegiatan mereka terhenti saat Jaysson yang tiba-tiba muncul dengan wajah yang sangat panik lalu berteriak 'Ilsya'.

Duke Orizel dan Jaysson tanpa berlama-lama langsung berteleportasi menuju kamar Ilsya. Savian dan Raylon tetap disana karna masih banyak yang harus mereka selesaikan, tak terkecuali mereka pun mengharapkan Nona Ilsya akan segera sadar.

Mereka berdua sampai dikamar Ilsya. Ilsya masih bergerak tak tentu arah, tangan kecilnya semakin erat menggengam tangan Ashlan dan Arezian. Demi apa pun mereka sangat panik melihat keadaan Ilsya sekarang.

Seketika tubuh Ilsya berhenti bergerak dan perlahan melemas, keringat memenuhi tubuh Ilsya dan perlahan pipi bulat itu menampilkan rona merah seperti biasa. Bibir pucatnya mulai menampilkan warna, kedua mata Ilsya perlahan terbuka.

"Uggh" Ilsya melenguh pelan, lalu mengerjabkan kedua matanya beberapa kali.

"Ilsya!" Jaysson yang pertama kali berseru dengan keras.

Ilsya dipeluk erat oleh Jaysson, Kendrick, Arezian, dan Duke Orizel. Ilsya seperti kelinci kecil yang dililit beruang besar!.

Ashlan berdehem berusaha menyadarkan, disertai raut wajah cemberut.

'Hey, Ashlan ingin memeluk gadis kecil itu juga!'

Tapi Dia belum cukup kuat, jika para Claiden menyerangnya detik itu juga.

"Kau tidak apa-apa?"

"Bagaimana perasaanmu? Apakah ada yang sakit?"

"Adik kecil, Apakah kamu baik-baik saja?"

"Ilsya!"

"Ilsya katakan sesuatu"

"Apakah sangat sakit, sampai Kau tidak bisa berbicara?!"

"Astaga panggil tabib cepat, dimana pikiran kalian!"

Jaysson dan Arezian berteriak heboh dengan pertanyaan beruntun. Ilsya ingin menjawab tapi tidak bisa karna bahu kecil nya diguncang kecil oleh Arezian dan Jaysson yang bertanya terus-terusan dengan mata melotot.

Duke menatap kedua Putranya dengan lelah lalu memijit pelipisnya sebentar. Kendrick tidak tahan! Dipukul nya kepala Arezian dan Jaysson sedikit keras. Diam-diam, Duke Orizel dan Ashlan memuji tindakan Kendrick.

"Hey!"

"Kak Ken!"

Arezian dan Jaysson menatap marah pada Kendrick lalu hendak mengeluarkan caci maki.

"Diam!" Kendrick berucap dengan dingin.

Mereka berdua diam. Tidak tahu kenapa Mereka sedikit takut melihat raut wajah Kendrick yang sangat dingin. Hampir menyamai wajah es milik Ayah mereka. Arezian yang biasanya tengil dan semena-mena tidak berani membantah.

"Menyingkir dari hadapannya" Kendrick berucap lagi.

Arezian dan Jaysson menyingkir dengan teratur. Duke Orizel maju mendekat, lalu bertanya dengan pelan.

"Bagaimana keadaanmu? Apakah ada yang terasa sakit?" Tanya Duke Orizel menatap Ilsya dengan tatapan khawatir.

"Ilsya baik" Gadis kecil itu tersenyum manis lalu menepuk pelan pipi Duke Orizel.

Duke Orizel menggengam tangan kecil Ilsya yang masih ada dipipinya.

"Terimakasih sudah mau bertahan. Ini salahku yang tidak bisa melindungimu, maafkan Ayah" Ucap Duke Orizel dengan lirih.

Raut wajahnya tampak sangat menyesal. Duke Orizel tidak ingin menjadi Pria lemah untuk kedua kalinya karna kehilangan orang-orang kesayangannya.

Ilsya menggelengkan kepalanya berkali-kali lalu menatap Duke dengan cemberut, tampak tidak setuju dengan kata-kata Duke Orizel.

The Precious Duke's DaughterWhere stories live. Discover now