Ilsya sedang tertidur lelap saat ini. Dela dan Lea berjaga diluar kamar agar tidur gadis kecil itu tidak terganggu. Keduanya terkejut ketika Duke Claiden tiba-tiba berada didekat mereka berdua, sontak keduanya terburu-buru memberikan salam.
"Salam Duke Claiden." Ucap mereka lalu menunduk memberi hormat.
"Dimana gadis kecil itu?" Tanyanya.
"Nona kecil sudah tidur Tuan Duke. Setelah saya memandikan dan memberikan Nona kecil makan, dia langsung tertidur karna kekenyangan." Jelas Dela.
"Tinggalkan ruangan ini, kalian berdua bisa pergi." Duke berkata dengan tenang.
"Baik Tuan Duke" Keduanya menundukkan kepala dengan sopan.
Dela dan Lea tergesa-gesa pergi dari kamar Ilsya, mereka berdua sebenarnya sedikit khawatir pada Ilsya. Apa yang akan dilakukan Duke Olizer Claiden didalam sana kira-kira?
Duke menuju ke arah Ilsya yang saat ini sedang tidur meringkuk sambil menghisap jempol kecilnya. Mata hijau Duke tidak lepas dari Ilsya saat ini.
Duke merasa bingung dengan dirinya sekarang, Dia terasa ditarik oleh keberadaan gadis kecil yang mirip dengan mendiang istri tercintanya. Pikirannya selalu tertuju pada Ilsya sejak pertama kali berjumpa di alun-alun kota.
"Sebenarnya siapa dirimu" Suara Duke terdengar sangat pelan.
Duke mengusap pipi merah Ilsya hati-hati. Pikirannya mulai berkelana menampilkan kenangan wajah mendiang istri tercintanya.
"Sangat mirip dengan Quisya, kalian berdua cantik." Ujarnya lalu tersenyum tipis.
Gadis ini berubah setelah para pelayan melayaninya, seakan-akan ada pesona kuat untuk menarik perhatian orang lain. Duke sedikit gemas dengan pipi merah yang saat ini sedang disentuhnya dengan jari telunjuk, Sangat lembut dan halus.
Sebelum di bersihkan pipi Ilsya nampak kotor dan kusam, siapa sangka dibalik itu ada kapas tersembunyi. Duke tertawa bingung sekarang, perasaan ini sangat aneh. Dia tidak pernah peduli pada pesona orang lain mau sekuat apa pun itu bahkan pesona putra-putranya yang luar biasa cerah dianggap datar oleh Duke.
Ilsya sedikit terganggu saat merasakan usapan kecil dipipinya tapi kasur yang sedang ditidurinya terlampau lembut dan tidak membiarkan dirinya bangun. Ilsya hanya bergerak kecil lalu kembali pulas dalam mimpinya.
Beberapa menit kemudian, Duke merasakan mana yang tidak asing. Itu adalah mana Arezian, saat ini Dia juga menuju kamar Ilsya? Untuk apa Dia kesini?
"Kau telah menarik dua orang sekaligus" Ujar Duke lalu tersenyum kecil untuk kedua kalinya.
Duke menatap Ilsya sebentar lalu langsung menghilang dari kamar itu, tidak lupa dia menyembunyikan bekas mana nya yang ada dikamar Ilsya agar tidak ada yang dapat merasakan keberadaannya tadi.
Tapi Duke tidak terlalu yakin dengan putranya, mungkin saja Arezian dapat merasakan sedikit mana miliknya, tapi Duke tidak peduli dan langsung menghilang.
Bersamaan dengan perginya Duke, pintu kamar Ilsya terbuka dan tentu saja ada Arezian tampan yang menuju ke ranjang Ilsya.
"Huh kecil, kau selalu menggangu di kepalaku." Ucap Arezian memandang tajam kearah gadis kecil yang sedang tertidur.
"Kenapa pula Ayah membawa mu kemari, merepotkan saja!" Arezian menggerutu kecil tapi tidak dengan tangannya yang sekarang hinggap dikepala Ilsya.
"Ini rambut? Kenapa seperti selimut?" Arezian bertanya tidak waras sekarang.
Tapi rambut si kecil ini sangat lembut dan berbau stroberi. Sejak kapan dia menyukai wangi manis ini? Arez membenci sesuatu yang manis-manis. Tapi wangi rambut gadis ini terlalu sulit diabaikan, pipi merah gadis kecil ini juga sudah seperti stroberi yang kembung dan bewarna merah.
Ranjang yang empuk, perut kekenyangan, dan elusan yang tadi dirasakan dipipinya lalu sekarang dirambutnya membuat Ilsya semakin pulas.
Mau ada badai atau topan yang datang, Gadis kecil ini tidak akan bangun sepertinya.
"Dasar merepotkan." gerutu Arez yang anehnya sambil tersenyum.
"Bahkan Ayahku juga tertarik padamu, Aku sedikit kesal."
Arezian bisa merasakan sedikit mana Ayahnya dikamar ini, Dia sudah cukup kuat dan kekuatannya hampir setara Duke. Muka datar yang dimiliki Ayahnya baru kali ini menatap seseorang dengan minat, walaupun Arezian dan Ayahnya tidak jauh berbeda tapi sikap Ayahnya tadi mampu membuat Arezian terkejut.
Duke tidak pernah menatap spesial pada ketiga putranya, Dia hanya akan menatap mereka saat kekuatan mereka bertambah kuat mencapai monster seperti Duke Claiden.
Tapi hanya karna gadis kecil, Pria yang masih tampan di usianya itu kini menatap stroberi kecil ini dengan tatapan lembut.
Ibunya adalah wanita lembut yang berhasil mengendalikan monster di kediaman Claiden. Tentu saja dengan kehadiran Ilsya sedikit mengobati kerinduan yang menyesakkan bertahun-tahun.
Arezian susah payah menahan perasaannya sebelum pergi kekamar Ilsya, karna jika seorang Claiden sudah berminat pada sesuatu mereka tidak akan melepaskannya.
Dan gadis kecil yang asik dengan jempol didalam mulutnya ini dengan tidak tahu diri menarik dua tirani sekaligus.
"Kau dalam masalah gadis kecil." Arezian menyeringai kecil lalu mengusap rambut Ilsya sekali lagi dan pergi meninggalkan kamar itu.
••••
Hello...
Hope u enjoy this storyKalo berkenan boleh kasih vote dan komen untuk part ini ya:)
Terimakasih

KAMU SEDANG MEMBACA
The Precious Duke's Daughter
FantasyKehidupan pertama Ilsya adalah seorang gadis miskin dan hanya tinggal sendirian di perkotaan besar. Tidak menduga bahwa kehidupannya yang suram bertambah suram karna tertabrak saat bertindak sebagai super hero yang tidak jadi. Diberi Kehidupan kedu...