t e n

90.1K 10.9K 401
                                    

"Kau sudah sarapan?" Tanya Duke pada Arezian.

"Sudah Ayah" Jawab Arezian

Setelah itu kedua Claiden ini hanya berdiam setelah mengobrol panjang. Nampak hanya berbasa-basi diantara mereka berdua, tidak ada pertunjukan hangat antara ayah dan anak. Keduanya lebih tertarik mengamati tingkah laku Ilsya, seakan-akan menjadi hiburan dan mereka berdua menikmatinya dalam diam.

Sedangkan yang diamati hanya fokus pada makanannya. Pipi milik gadis itu menggembung penuh dengan daging ayam, menikmatinya sendiri tidak peduli sedang diawasi dua pasang mata hijau yang menatapnya dengan minat.

"Si kecil ini sangat kelaparan, tidak berkelas!" Batin Arezian mengomentari cara makan Ilsya.

"Tapi imut..." Batin Arezian lagi, yang terasa aneh.

Gadis kecil ini, apa yang telah dilakukannya pada Arezian. Arezian selalu berfikir dan bertingkah aneh saat didekat gadis itu, seakan-akan pikiran nya terambil alih oleh pesona Ilsya. Terlalu silau rasanya, sampai Ayahnya pun ikut tertarik. Arezian menatap lurus ke arah Ilsya dengan minat.

"Tuan mau ini?" Ilsya bertanya dengan lugu.

Pria muda ini menatap intens kearah Ilsya yang sedang memakan ayam, Ilsya pikir Arezian juga ingin merasakan nikmatnya ayam ini jadi Gadis kecil itu menawarinya. Ayam nya tersisa dua potong lagi dan Ilsya merasa perutnya sudah penuh.

"Tidak, makan saja untukmu. Kau kelihatan kelaparan."

"Aku sudah kenyang. Tuan mau? ini sangat enak! Benal-benal lezat." Ilsya menawarkan ayamnya lagi dengan antusias.

"Benarkah? Seenak itu?" Arezian bertanya pura-pura berminat.

"Ya..!" Ilsya menjawab penuh semangat.

Makanan sudah menjadi favoritnya sekarang, sumber energi yang membuat daya semangatnya bertambah banyak.

"Coba suapkan aku." Pinta Arezian yang sangat tidak masuk akal.

"Eh..?" Ilsya linglung.

"Apa? Kau tidak mendengar kata-kataku kecil?" Arezian bertanya dengan mata memicing.

"Tidak, maksudku... Aku tidak mengelti maksudmu Tuan." Ucap Ilsya gugup.

"Suapkan aku! Dasar bodoh."

'Pria sialan' maki Ilsya dalam hati.

Baik, ini perintah pria sialan itu. Mari kita penuhi perintahnya dari pada kepala ku berpindah tempat nanti. Ilsya mencomot daging ayam itu dengan tangan kecilnya lalu mengarahkan daging ayam itu masuk kedalam mulut Arezian.

"Enak kan" Ilsya menunggu tanggapan Arezian dengan mata berbinar.

'Pasti enak, ayam ini sangat lezat. Makanan para bangsawan memang beda' Pikir Ilsya.

"Biasa saja." Balas Arezian, yang anehnya sambil tersenyum lebar.

"Suapkan lagi! Aku lapar."

'Tukang perintah sialan!' Batin Ilsya mengumpati Arezian.

Duke menatap tidak suka pada kelakuan putranya. Entah kenapa dirinya sedikit tidak terima?. Yang benar saja! Sangat kekanak-kanakan Arezian ini. Duke berdecih tidak suka dalam hati.

"Itu milikku." Duke berkata dengan tiba-tiba.

Arezian hanya diam, tetap tersenyum konyol menatap Ilsya. Tidak peduli dengan tatapan Ayahnya yang sepertinya muak melihat Ilsya menyuapi Arezian.

"Eh..?" Ilsya linglung kembali.

"Ada apa dengan dua pria aneh ini." Batin Ilsya bertanya-tanya.

"Daging ayam itu milikku, Aku yang memberikannya pada mu." Duke berkata sambil menatap Ilsya.

"Ah benal, Ini punya Tuan Duke" Balas Ilsya sedikit heran.

"Seharusnya kau menyuapi ku, bukan Arezian." Ucap Duke, lebih tidak masuk akal.

"Suapkan aku juga!" Pinta Duke penuh dengan aura kekuasaan.

Duke Orizel menatap Ilsya yang kebingungan. Duke meringis dalam hati. Dirinya juga bingung, entah kenapa dirinya meminta hal menggelikan seperti itu pada Ilsya. Tapi kan dia hanya mengikuti apa yang dilakukan putra nya pada Ilsya. Ini semua karna Arezian!

"Tuan Duke juga lapal? Ayam nya hanya tersisa satu"

Tuan Duke yang aneh, tadi dia memberikannya makanan ini, lalu memintanya lagi. Untung saja dua potong ayam sudah masuk keperutnya. Lagi pula kenapa Duke ikut bertingkah aneh seperti putranya. Apakah para Claiden memang begini?

"Tidak apa-apa, Aku juga ingin merasakan daging ayam yang kau bilang sangat lezat itu." Ucap Duke sedikit masuk akal.

"Ini memang enak! Tuan Duke harus mencobanya, Ayo Ilsya suap" Ilsya berkata dengan semangat.

Ilsya melakukan hal yang sama pada Duke Orizel, menyuapi pria tampan itu dengan tangan nya langsung.

"Enak?" Ilsya bertanya dengan ragu-ragu.

"Hmm" Duke Orizel hanya bergumam sebagai tanggapan.

Ilsya menyuapi Duke lagi dan melupakan suapan nya pada Arezian. Padahal daging ayam Arezian tersisa setengah lagi tapi karna Duke Orizel dengan perintah anehnya pada Ilsya, Ayam itu belum habis karna Ilsya fokus untuk menyuapi Duke dan melupakan dirinya. Dasar Ayahnya aneh! Apa-apaan kelakuan Ayahnya itu, sangat tidak Duke Orizel sekali.

Arezian menatap gadis kecil yang sedang mencomot daging ayam dengan tangan kecilnya lalu beralih pada Ayahnya yang membuka mulut dengan santai menunggu suapan daging dari Ilsya. Arezian berdecih tidak suka melihat itu.

"Apa-apaan itu? Konyol sekali disuapi seperti itu." Batin Arezian menggerutu.

"Suapkan lagi." Ucap Duke tersenyum simpul, yang dimata Arezian seperti senyuman mengejek.

"Buka mulut Tuan Duke, Ayamnya akan datang..." Ucap Ilsya bertingkah seperti anak-anak, tersenyum senang dan tertawa penuh canda.

Mau tak mau Duke Orizel menarik bibir nya menjadi lengkungan senyum tipis yang tentu saja menawan.

"Ini menggelikan, Tapi menyenangkan" Batin Duke semakin aneh.

Ilsya seakan tidak merasa takut lagi pada dua pria Claiden ini, justru dia linglung sekarang. Apa-apaan dua tirani haus darah seperti mereka meminta seorang gadis kecil untuk menyuapi daging ayam kedalam mulut mereka? Mungkin Ilsya sedikit merasa longgar mulai sekarang. Mari ubah pemikiran yang ada dalam kepala kecilnya, dua Claiden ini tidak seperti bajingan berdarah dingin, tapi malah bersikap konyol dan sangat aneh!

Ilsya turuti saja perintah mereka berdua, dari pada harus kehilangan kepala. Sedikit bertingkah seperti anak-anak agar tampak lebih meyakinkan. Nyatanya mampu membuat Duke Orizel tersenyum tipis karna tingkah laku Ilsya. Sebuah kejadian langka.

Sedangkan Arezian hanya mampu menipiskan bibirnya semakin datar. Arezian mencibir tidak terima dalam hati. Dia mengambil potongan ayamnya yang tersisa dengan kasar dan memakannya dengan beringas. Arezian memakannya langsung dengan tangannya seperti cara Ilsya makan tadi. Tidak peduli dengan tata makan para bangsawan, Arezian benar-benar tidak peduli.

"Pelan-pelan Arez, santai saja" Ucap Duke sambil tersenyum santai.

"Arezian sudah santai Ayah, ini karna daging ayamnya lezat dan makan dengan tangan sendiri terasa lebih nikmat." Balas Arezian tersenyum mencela.

Kalau bukan anaknya seorang Duke Orizel, mana ada yang berani bersikap seperti Arezian pada Duke Orizel Claiden yang terhormat.

"Tapi disuapi seseorang juga tidak kalah nikmat Arez, bukan kah begitu?" Ucap Duke yang sekarang tersenyum mencela.

"Ya mungkin saja." Balas Arezian tersenyum masam.

Ilsya hanya melakukan tugas nya dengan santai, tanpa memerdulikan perang dingin yang konyol antar ayah dan anak itu. Ilsya tidak mengerti dan tidak mau mengerti. Urusan orang dewasa merepotkan, tidak baik untuk ikut campur bukan?

••••



Halo readers!
Terimakasih sudah mampir untuk membaca cerita ini:)

The Precious Duke's DaughterWhere stories live. Discover now