t w e n t y

83.8K 10.5K 667
                                    

Lain halnya dengan Kaisar Albran dan Calixya yang saat ini sedang makan siang dengan tenang, kali ini kedua pasangan terkenal di Sloverzia memilih untuk makan siang di taman istana.

Calixya juga berencana menghabiskan waktu dengan keluarga kecilnya sampai sore, itu sebabnya Dia memilih taman istana. Sedangkan Albran hanya menurut apapun keinginan istrinya.

"Albran, apa yang kamu inginkan?" Tanya Calixya untuk melayani suaminya.

Para pelayan disuruh untuk mengundurkan diri karna Calixya yang menyuruhnya. Dia ingin melayani suami dan anaknya sendiri kali ini.

"Kau" Ucap Kaisar santai.

Wajah Calixya memerah malu, untung saja saat ini mereka hanya berdua dan Putranya akan segera menyusul kesini.

"Jangan berbicara seperti itu" Ucap Calixya sambil memukul bahu suaminya pelan.

Albran hanya terkekeh pelan.

"Daging domba panggang dan sedikit jagung, sayang" Ucap Albran memandang lembut pada istrinya.

Calixya yang ditatap dengan penuh cinta oleh Albran merasa wajahnya kembali memanas, Dia masih tidak terbiasa dengan sikap Albran yang dingin menjadi sangat manis seperti ini walau sudah bertahun-tahun menikahi pria ini.

"Baik" Ucap Calixya terseyum manis lalu mengambil makanan untuk suaminya.

"Dimana Ashlan, Apakah kau sudah memanggilnya?" Tanya Calixya karna belum melihat putranya sedari tadi.

"Aku sudah menyuruh Savian, Dia sedang berlatih dengan panah."

"Anak itu! Dia bahkan belum sarapan dari pagi." Gerutu Calixya.

Putra tampannya ini sangat senang berlatih dengan pedang dan panahnya sampai lupa waktu. Calixya tau bahwa Ashlan harus menjadi sosok yang kuat sama seperti ayahnya, tapi sebagai seorang Ibu, tetap saja Calixya merasa khawatir.

"Kau jangan terlalu keras padanya Albran, apa Kau tidak kasihan dengan anakmu?" Calixya mengomel memarahi Albran, padahal Albran tidak salah apa-apa.

"Sayang" Sela Albran dengan nada malas.

Selalu begini, Albran akan disalahkan karna kesalahan putranya sendiri. Mau balik mengomel tapi Dia tidak mau tidur sendiri nantinya. Dalam hati, Albran menahan untuk tidak menghujat putranya.

"Dia seorang putra mahkota Dia kuat dan bijaksana, jangan terlalu khawatir padanya,"

"Ashlan saat ini sedang ingin bermain, anggap saja latihan dengan pedang dan busur panah adalah mainan baginya." Lanjut Albran memberi pengertian.

"Iya, Maaf kan Aku yang menyalahkanmu" Ucap Calixya pelan.

"Aku tahu Kau sayang dengannya, kau ibunya." Balas Albran tersenyum lalu mengecup pelan dahi istrinya.

Kemesraan Albran dengan Calixya terhenti karna suara yang sangat mereka kenali.

"Ayah, Ibu kita akan makan siang kalau kalian lupa." Ucap Ashlan.

"Kau menganggu." Ucap Albran menatap jengkel pada putranya lalu meringis kecil saat perut kerasnya dicubit oleh Calixya.

"Sayang, ayo makan yang banyak. Kamu pasti sangat kelelahan." Ucap Calixya

Ashlan tersenyum kecil melihat ibunya yang bersemangat mengambil makanan untuknya sampai penuh. Remaja tampan itu mengambil tempat di samping ibunya kemudian duduk sambil meminum gelas berisi perasan Lemon yang segar.

Mereka bertiga makan dengan tenang, lalu beberapa menit kemudian piring mereka kosong. Para pelayan mengambil piring-piring kotor lalu membersihkan meja makan dan mengisinya kembali dengan hidangan penutup manis dan segar untuk dinikmati sambil berbincang kecil.

The Precious Duke's DaughterWhere stories live. Discover now