e l e v e n

90.2K 10.8K 92
                                    

Setelah sarapan yang terasa aneh dengan Duke Orizel dan Arezian, Ilsya kini hanya berdua dengan Arezian diruangan Duke karna Duke Orizel memiliki urusan untuk datang ke Istana.

Ilsya sudah mulai bersikap lebih tenang dihadapan Arezian walaupun saat ini sedang ditatap dalam diam oleh Arezian, tapi mari berpura-purap polos dan tidak peduli. Ilsya menggerakan matanya kemana pun, memindai setiap sudut ruangan Duke Orizel dari pada membalas tatapan tidak jelas Arezian.

Arezian mendengus, Si kecil ini tidak gemetaran saat Dia tatap. Arezian berniat sedikit bermain padahal.

"Berapa usiamu? Kau itu sangat kecil mirip seperti semut" Ucap Arezian.

Ilsya melototkan matanya tidak terima karna dibilang mirip seperti semut.

'Aku masih anak-anak, tentu saja kecil tapi tidak seperti semut juga. Otak mu yang seperti semut!' Batin Ilsya merasa panas.

Ingin diutarakannya kalimat itu, tapi Ilsya masih sayang kepala.

"Lima tahun, Ilsya lebih besal dari pada semut Tuan!" Balas Ilsya kesal.

"Tapi kau itu kecil, pendek dan merah. Lihat ini" Ucap Arezian sambil menangkup pipi Ilsya menggesekan tangan besarnya pada pipi Ilsya.

"Lihat pipimu ini memerah, dasar semut kecil" Arezian tersenyum mengejek.

'pipi Ilsya yang malang'

"Tuan'! Saya bukan semut kecil" Ilsya membalas Arezian tidak terima.

Pipi nya semakin memerah karna kesal. Arezian tersenyum senang dalam hati. Dia suka melihat ekspresi Ilsya yang memerah dan mata besarnya melotot lucu menatap Arezian.

"Lepaskan  pipi ku Tuan!"

"Kau mulai berani memerintahku huh?" Arezian menatap Ilsya dengan seringai nya.

"Bukan, ini.. Maksudku.. Itu..." Ilsya tergagap.

"Terserahmu Tuan, pipi ini milikmu." Ilsya pasrah dengan wajah cemberut, takut kehilangan kepala.

Arezian tertawa singkat, Dia tidak bisa menahannya. Kenapa si kecil ini sangat lucu? Kalau begini Arezian makin kehilangan akal sehatnya.

"Baik, ini milikku mulai sekarang." Balas Arezian mutlak terhadap pipi Ilsya.

"Ilsya ingin ke Dela saja, pasti Dela sudah menunggu Ilsya dikamar" Ilsya berucap, beralasan ingin lari dari tingkah Arezian yang sangat menyebalkan.

"Memangnya kau tau arah ke kamarmu?" Tanya Arezian dengan seringai mengejek.

'Sialan' Sudah berapa kali Ilsya mengumpat karna Arezian?

Kediaman Duke Claiden sangat besar. Tentu saja! Ilsya tidak ingat arah ke kamarnya, saat dibawa Dela, gadis kecil ini hanya menatap kagum pada lorong mewah dikediaman Duke. Ini sudah seperti istana kerajaan, sangat luas dan besar. Untuk seorang Duke saja bisa sebesar ini, Ilsya merasa pusing membayangkan sebesar apa nantinya istana Kekaisaran.

"Boleh antarkan Ilsya, Tuan?" Ilsya bertanya dengan ragu-ragu.

"Mengantarmu?" Arezian berlagak berfikir keras setelah mendengar permintaan Ilsya.

'Sialan' Ilsya mengumpat lagi dalam hati.

"Baiklah" Balas Arezian.

"Telimakacih." Ucap Ilsya tersenyum paksa.

Ilsya dan Arezian bersiap keluar dari ruangan Duke, tanpa aba-aba Arezian mengambil tangan kecil Ilsya lalu menggengam tangannya dan berjalan beriringan. Ilsya menatap bingung pada sebelah tangannya yang kini berada dalam tangan besar milik Arezian.

The Precious Duke's DaughterWhere stories live. Discover now