o n e

184K 13.8K 500
                                    

Aku Railsya remaja berumur 18 tahun yang cukup menyedihkan. Aku berjuang hidup di kota sendirian karna Aku tidak memiliki siapa pun disisiku.
Entah lah, Aku tidak tahu dimana keluargaku, Aku hanya anak panti sedari kecil dan saat umurku 17 tahun Aku memutuskan pergi ke kota untuk mencari pekerjaan dan tinggal disana.

Sangat berat hidup sendirian tanpa adanya keluarga, terkadang Ilsya sering melamun dan berimajinasi suatu saat Dia akan memiliki keluarga hangat yang penuh kasih.

Tapi itu hanya imajinasinya yang terlalu besar, tidak mungkin keinginan terberatnya itu menjadi nyata. Hidup ini bukan lah sebuah novel yang sering Ilsya baca saat waktu kosong, dimana keajaiban tak masuk akal bisa saja terjadi.

••••

Ilsya hanya seorang pelayan di sebuah Cafe sederhana yang cukup terkenal di kota ini. Pukul 6 sore gadis itu bersiap untuk pulang ke rumah kecil yang Ilsya sewa dengan menyicil setiap bulannya.

Gadis itu berjalan di sepanjang trotoar, beruntungnya tempat tinggal Ilsya tidak jauh dari tempat kerjanya jadi Ilsya tidak perlu menaiki angkutan umum untuk sampai kerumahnya.

Padatnya kota di sore hari pun sudah menjadi pemandangan membosankan. Hari ini jalanan cukup ramai, Ilsya tidak sabar pulang kerumahnya untuk makan, Perutnya sudah bergemuruh lapar dari tadi.

Memikirkannya saja sudah membuat Ilsya ingin menjatuhkan air liur, betapa nikmatnya tempe goreng dengan nasi dan kerupuk yang akan disantapnya nanti. Hidup sebagai orang miskin harus menerapkan prinsip semua makanan adalah nikmat.

Dalam konteks halus nya "makanlah apa pun yang ada atau kamu mati kelaparan."

Dari tempat Ilsya berjalan sekarang, Dia melihat ada seorang gadis kecil hendak menyebrang di tengah jalan raya yang saat ini penuh dengan kendaraan.

Sedangkan ibu yang disampingnya itu sedang fokus menelepon, terlihat wajah ibu itu kesal seperti menahan amarah hingga tidak perduli dengan keadaan sekitar. Astaga, orang tua itu bahkan tidak memerdulikan anaknya.

Ilsya tersadar ada sebuah bus yang melaju ke arah anak itu, seketika orang-orang disini menjadi patung yang hanya terdiam dan beberapa ada yang berteriak nyaring.

Sisi malaikat bodohnya entah kenapa langsung berlari menuju anak itu, dan langsung mendorongnya ke pinggir trotoar tempat pejalan kaki.

Hingga terjadi dengan cepat. Ilsya berguling seperti kambing guling yang dilumuri darah setelah bus menghantam tubuhnya dengan keras, Ilsya tergeletak ditengah jalanan yang kini mulai bewarna merah karna darahnya.

"Astaga tolong gadis itu!"

"Telpon ambulan! Gadis ini sekarat."

'Brengsek dia mengataiku sekarat, apa aku benar-benar sekarat?'

"Ibu...Hiks... Hikss.."

Orang-orang syok melihat pemandangan mengerikan itu. Ilsya yang kini merasakan sakit luar biasa disekujur tubuhnya  tidak bisa melihat dan mendengar keadaan dengan jelas. Ilsya sempat mendengar teriakan orang dan tangisan anak kecil yang kini mulai menghilang. Pandangan nya mengabur dan setetes air mata mulai keluar dari matanya.

"Inikah akhir hidupku?"

"Aku bahkan belum makan dan kelaparan sebelum mati." Batin Ilsya ditengah kesadarannya yang mulai menipis.

Dan perlahan semuanya menjadi gelap.












•••
HOLA READERS!
Welcome to my fantasy story, Glad to see u here!

Kalo berkenan boleh vote dan comment untuk part ini:)

Hope u guys enjoy this story✌

Bdw welcome pembaca baruu, ato pun pembaca lama yg udah bolak balek baca ulang😭🙏🏼 makasih banyak udah mau baca cerita ini dan sempetin kasih vote dan komen untuk setiap partnya, terimakasihhhhh

The Precious Duke's DaughterWhere stories live. Discover now