O32

7 1 0
                                    

JANGAN LUPA STREAMING M/V "WAYO" BANG YE DAM !!

****

"Apa? Jiyoung balik kesini?"


Junghwan dan Rose memekik. Keduanya berdiri bersamaan ketika melihat Yedam menghampiri mereka.

Dengan kerutan didahinya, Yedam bertanya. "maksudnya apa?"

Junghwan melirik Rose. Lelaki itu enggan membuka suara. Malah mundur sedikit-sedikit dan bersembunyi dibalik kakak perempuannya itu.

Rose mencoba kalem. Ia ga mau Yedam gegabah kalau liat dia panik. "sini duduk dulu," suruh Rose menepuk sofa disampingnya.

Dan untungnya, Yedam nurut. Cowok itu ikut duduk bersama kedua saudaranya. "gimana?"

"Tapi lo jangan gegabah dulu ya. Ini kata adek, tadi dia liat Jiyoung di kafe depan——"

"Hahh?? Jadi beneran?? Tadi gue liat cewek mirip Jiyoung juga baru keluar dari kafe. Gue cek kesana deh," ujar Yedam bangkit dan berlari keluar.

"DAM! GUE BELUM SELESAI NGOMONG!!" teriak Rose. Namun sayangnya, Yedam sudah keluar lebih dulu.

Junghwan meneguk ludahnya kasar. "abis ini genre ceritanya beda lagi," ujarnya menatap ke pintu depan, tepat saat Yedam keluar dari sana.

Rose menoleh. "apa?"

"Horor."


******



Yedam berlari menuju kafe depan. Benar saja, kafe itu sudah dibuka kembali setelah beberapa lama ditutup.

Tanpa menunggu lama, Yedam langsung masuk kedalam. Menemui salah satu karyawan disana untuk menanyakan keberadaan Jiyoung.

Simple saja, Yedam hanya penasaran.

Semoga rasa penasarannya ini, tidak berpengaruh buruk ke hubungannya dengan Jiheon yang baru saja mereka buat.


"Sorry, tapi disini ada yang namanya Jiyoung? Dia kerja disini juga?" tanya Yedam tudep.

Salah satu karyawan disana mengangguk. "iya kak, ada. Tapi mba Jiyoung nya udah pulang tadi sama pacarnya."

Yedam mengerutkan dahinya. Pacar?

Jiyoung udah punya pacar baru?

"Kak? Kalau ada perlu bilang aja, nanti saya sampaikan ke mba Jiyoung nya," ujar karyawan itu lagi.

Yedam yang sedang melamun pun tersentak. Lelaki itu menggeleng pelan sembari tersenyum kecil. "engga-engga. Cuma nanya aja. Tapi nanti besok saya kesini lagi untuk nemuin dia. Kira-kira jam berapa dia ada disini?"

"Mungkin dari siang sampai malam ada disini sih, kak. Tapi kurang tau juga."

"Sore dia biasanya stan by disini, kok!" sahut salah satu pegawai perempuan disana. Sepertinya, sedari tadi cewek itu mendengar percakapan antara Yedam dengan temannya ini.

Yedam mengangguk-angguk kecil. "Maaf, tapi .... Jiyoung tadi pulang sama siapa?" tanyanya yang masih sangat penasaran.

"Pacarnya kayaknya. Soalnya dari awal sama cowok itu terus. Tapi kurang tau juga sih, kak. Mending besok tanya langsung aja hehe," jawab pegawai itu.

Yedam kembali mengangguk. Melihat ada beberapa pengunjung yang datang kesana, membuat Yedam mundur sedikit dan berpamitan kepada karyawan itu sebelum ia keluar dari sana.

Merogoh ponsel yang ia letakkan di saku celana pendeknya. Ah, Yedam bahkan lupa kalau dia masih memakai kaos hitam dan celana pendeknya. Pantesan daritadi banyak juga yang merhatiin dia.

Berasa artis.

Yedam menekan tombol call di samping kontak sahabatnya, Ajun.

Tak lama kemudian, Ajun mengangkat panggilannya. "Apasih??!!" sahut Ajun dari seberang sana.

Kayaknya Ajun udah tidur jam segini. Makanya ngamuk pas Yedam nelpon.

"Calm anjir. Besok temenin gue ke kafe depan rumah ya, Jun!" pinta Yedam.

"Kaga bisa. Gue besok ada sparing sama anak komplek. Kenapa ga ama Jiheon aja, tolol? Lo nih punya pacar ga digunain dengan baik. Dah lah gue mau lanjut ngebo. KAGA USAH NELPON MALEM-MALEM GUE BILANG SEKALI LAGI! AWAS LU!"

Yedam menjauhkan ponsel dari telinganya. Teriakan Junkyu emang ga main-main. Bikin kuping budek sabi.

Tapi emang Yedam nya juga salah, sih. Udah tau si Ajun sensitif banget kalo ditelpon malem-malem. Eh, malah nelpon.

Yedam merutuk kesal. Sembari berjalan pulang, cowok itu menghela napas berkali-kali.

"Kenapa harus dateng pas gue udah ada yang baru sih, Young?" gumam cowok itu.

"Lo juga udah ada pacar baru, ya? Mudah banget ya Young, move on dari gue? Tapi kok gue susah?" ujar Yedam bermonolog. Ia mengusap wajahnya gusar.

Seseorang menepuk bahunya. Yedam menoleh, mendapati Wonyoung sedang menyeruput boba yang mungkin di belinya dari kafe itu.

"Kak Yedam? Abis dari kafe ya?" tanya Wonyoung. Gadis itu memakai gelang yang sama dengan Haruto. Mereka beneran bucin kayaknya.

Yedam menghentikan langkahnya. Padahal barusan aja dia pengen nyebrang jalan. Eh, ada nih anak. "Iya," ujar Yedam mengangguk.

"Nemuin kak Jiyoung?"

"Lo kenal jiyoung?" Yedam bertanya balik.

"Iya lahh. Dulu kan mantan karyawan kakek, dan sekarang dia balik lagi jadi ketua karyawan di kafe," jawab Wonyoung.

"Kakek?? Kafe itu," Yedam menoleh kebelakang. Menatap kafe yang tadi ia kunjungi. "Punya kakek lo?"

Wonyoung mengangguk-angguk. Gadis itu memutar kedua bola matanya. "kenapa semua orang seolah ga percaya kalo gue ini cucu pemilik kafe itu?"

Yedam mengerutkan dahinya. "Berarti lo beneran kenal Jiyoung?"

"Dari dulu."

"Dan lo pasti tau alasan dia pergi waktu itu?"

Wonyoung terdiam. Sampai akhirnya gadis itu mengangguk. "tapi jangan gegabah yaa, kak. Soalnya ......,"

"Apa?"

"Kak Jiyoung amnesia."









"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHY || Bang Ye Dam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang