O19

14 3 1
                                    

JANGAN LUPA STREAMING M/V "WAYO" BANG YE DAM !!

******

Rintik hujan turun seiring berjalannya motor besar milik Junghwan. Tepat dibelakang lelaki itu, ada seorang gadis yang sedang menunduk, menghindari hujaman-hujaman air dari langit.

Junghwan menghentikan motornya di sebuah toko makanan yang baru saja ditutup. Mereka akan menepi sebentar disana sampai hujan berhenti turun.

"Basah," ujar Jiheon menatap bajunya nanar.

Junghwan mendelik. Melepas jaket kulitnya dan melemparnya ke arah gadis itu.

"Astaga, kaget!" Jiheon menangkapnya. "Ish pakein kek gitu. Ga kayak di drakor-drakor," gumam Jiheon pelan.

"Ga usah, gue ga papa," Jiheon menyerahkan jaket itu lagi ke Junghwan. Namun Junghwan menolak.

"Pake aja, ntar lo sakit ga bisa ngebucinin kak Yedam lagi," ujar Junghwan sembari mengotak-atik ponselnya yang terkena air.

"Oh iya, bener juga lo," Jiheon memakai jaket Junghwan.

Sekitar 5 menit mereka berdiri disana namun hujan belum juga berhenti. Tak ada yang memulai percakapan, sampai akhirnya Jiheon angkat bicara.

"Wan, kalo kak Jiyoung kembali, apa kak Yedam bakal ngejar dia lagi?"

Junghwan menghela napas. Lelaki itu menyender di tembok toko sembari menatap lurus kedepan. "Entahlah. Bisa jadi iya, bisa jadi engga juga."

Jiheon terdiam. Junghwan menatapnya. "Kalo lo bisa bikin kak Yedam jatuh cinta sama lo sebelum kak Jiyoung balik, mungkin kak Yedam bakal lebih milih lo daripada kak Jiyoung," ujarnya.

"Gue takut .... gue takut kak Yedam kembali lagi ke masa lalunya," Jiheon menunduk.

Kini, Junghwan yang terdiam. Tak tahu harus merespon apa. Bahkan untuk mendengar kalimat terakhir yang Jiheon ucap barusan saja rasanya amat menyakitkan.

Dari awal, kalian pasti sudah tahu 'kan kalau Junghwan menyukai Jiheon?

Jika tidak, biar ku beri tahu.

Tepat saat pertama kali mereka bertemu, di ujung koridor sekolah. Saat itu, Junghwan membantu Jiheon membawakan beberapa buku untuk diletakkan kembali di perpustakaan.

Atas suruhan Pak Jeno, Junghwan terpaksa membantu gadis itu. Jiheon yang terkenal cerewet dan tak bisa diam selalu menyuruh Junghwan untuk berjalan cepat ke perpus.

Junghwan kesal. Sampai lelaki itu meletakkan buku-bukunya kasar. Jiheon tersentak dan menangis disana. Gadis lemah itu menunduk dan terus menangis. Untungnya, semua sudah pulang jadi tak ada yang memergoki mereka disana.

Junghwan yang bingung harus apa, akhirnya lelaki itu mencoba menenangkannya. Mengantarnya pulang dengan iming-iming coklat minimarket.

Awalnya Jiheon tak mau karena gadis itu amat tak menyukai coklat. Tetapi atas paksaan Junghwan, akhirnya Jiheon mencobanya.

Sejak saat itu, Jiheon adalah gadis yang sangat terobsesi oleh makanan manis berupa coklat.

Dan itu semua karena Junghwan.

Junghwan tersenyum manis. Memori satu tahun lalu tentang dirinya dan Jiheon membuatnya merasa sedikit senang.

Lelaki berkaus hitam itu menatap Jiheon yang masih menunduk dalam diam. Sepertinya, gadis itu masih memikirkan tentang Yedam.

"Calm, Heon. Gue yakin lo bisa gantiin posisi kak Jiyoung di hati abang gue," Junghwan menepuk pundak gadis itu.

Jiheon mendongak. Menatap Junghwan tak yakin. "Bahkan untuk tau kak Yedam suka sama gue atau engga pun, gue takut. Gue takut perasaannya ga sama kayak gue. Gue takut semuanya berbanding terbalik," ujarnya.

Junghwan menggeleng. "Coba positive thinking. Buat dia lupain masa lalunya, dan buat dia jatuh hati sama lo. Gue tau lo bisa lakuin itu. Jangan pesimis, okay?"

Jiheon terdiam. Gadis itu menangkup wajah Junghwan gemas. "Kenapa lo baik banget????"

Junghwan tersenyum manis.

Jiheon melepaskan tangannya dari wajah tampan itu

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Jiheon melepaskan tangannya dari wajah tampan itu. Sempat ikut tersenyum ketika melihat Junghwan tersenyum.

"Makasih ya, Wan. Sumpah gue ga tau harus curhat ke siapa kalo ga ke lo atau Ayla," Jiheon kembali menunduk.

"Tapi lo jangan cepu, ya!" Jiheon menuding wajah Junghwan.

Junghwan terkekeh sembari mengangguk pelan. Melihat Jiheon tersenyum kembali rasanya sudah cukup.

Junghwan tak ingin membuat Jiheon sedih, bagaimanapun dan apapun untuknya, Junghwan bahkan rela harus mematahkan seribu kali hatinya jika memang itu yang membuat Jiheon bahagia.

*****

"Makasih, Heon. Kalau lo butuh apa-apa, tolong lihat kebelakang. Gue akan selalu disini, buat lo."

—So Jung Hwan






Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.


adeekkk kasian bangettt jadi sadboy huhuuu :((

kalian tim Junghwan-Jiheon
atau tim Yedam-Jiheon nih?

WHY || Bang Ye Dam Onde histórias criam vida. Descubra agora