"Abis minum berapa botol, lo?" bisik Jaehyuk namun masih bisa terdengar oleh kelima temannya.
Jihoon dan yang lainnya langsung menatap Yedam dan Jae. Asahi yang menyadari bau alkohol dari tubuh Yedam pun langsung terkekeh.
"Kok ga ngajak gue, Dam?"
"Hushh!!" tegur Jihoon lagi. Asahi langsung terdiam, namun masih terkekeh pelan.
"Lo minum, Dam?" tanya Jihoon.
Yedam mengangguk sekali. Membuat yang lain langsung cengo.
Mashiho menepuk pundak Yedam. "Kalo ada masalah, cerita." ujarnya.
"Pantesan kemaren nolak gue ajak lo ke kafe depan sekolah. Tumbenan, eh taunya ...," kata Ajun.
"Ke bar?"
Yedam menggeleng. "Dirumah."
"Lah?? Sama si Wawan?"
"Ya engga lah, mana boleh sama kak Rose. Sendiri," jawab Yedam.
"Kak Rose tau?"
"Tau, tadi pagi."
"Lah gilaa. Marah tuh pasti," tebak Yoshi.
"Biasa aja," Yedam mengangkat bahunya pelan.
"Kenapa, sih Dam?" Jihoon angkat bicara.
"Kenapa apanya?"
"Elo! Masih mikirin Ji---"
"Diem. Ga usah sebut namanya," potong Yedam.
"Lah? lo ga mau kita sebut namanya tapi lo sendiri masih mikirin dia. Sama aja atuh, bujang!" seru Yoshi kesal sendiri.
"Lupain lah, Dam. Cewe di dunia ini ga cuma satu. Liat ke sekeliling lo, bahh banyak banget noh yang lebih cakep dari mantan lo," Jaehyuk mulai hiperbola.
