Ep.7 🎋 (2/3)

635 71 4
                                    

Semua orang yang ada di dalam lift berjalan keluar dan sekarang kondisi lift itu kosong. P'Earth berjalan masuk dan melihatku dari dalam dengan tatapan bingung karena aku masih terdiam di depan pintu lift karena aku sebenarnya takut jika harus berdua dengannya. Dia tadi saja berani memelukku sedekat itu.

"N'Mix, kemarilah, kenapa masih diam di pintu ?"

Aku memutuskan untuk berjalan masuk dan berdiri di samping P'Earth. Jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya. Situasi di dalam lift menjadi sangat canggung.
P'Earth menekan tombol liftnya dan beberapa saat kemudian pintu lift pun tertutup dan lift mulai bergerak perlahan keatas.

Secara perlahan aku merasa P'Earth mulai mendekat ke arahku tapi aku berusaha untuk tidak memperhatikannya. Tanpa ku sadari secara perlahan juga tangannya mulai meraih tanganku. Tepatnya jari kelingkingnya mulai masuk di antara jari-jariku dan menggenggamnya.

Terkadang memang aku merasa hangat ketika berada di dekat P'Earth, aku selalu melihat tingkah lakunya yang berbeda jika dia ada di dekatku, padahal aku tau mungkin dia tidak benar-benar mencintaiku tapi aku hanya merasa nyaman saat ada di dekatnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Terkadang memang aku merasa hangat ketika berada di dekat P'Earth, aku selalu melihat tingkah lakunya yang berbeda jika dia ada di dekatku, padahal aku tau mungkin dia tidak benar-benar mencintaiku tapi aku hanya merasa nyaman saat ada di dekatnya.

Contohnya moment seperti ini, ketika dia menggenggam jari kelingkingku dengan miliknya aku merasa sangat senang. Sekaligus aneh karena ini pertama kalinya aku diperhatikan oleh seorang pria. Sebelumnya aku selalu bersama dengan gadis cantik.

Dan hari ini dewi keberuntunganku sedang tidak tersenyum jadi itu merupakan hari kesialan untukku, sepertinya. Lift kami tiba-tiba bermasalah padahal hanya tinggal satu lantai lagi. Ya tuhan, kami terjebak dan tidak bisa keluar. Pintu besi itu hampir mustahil untuk ditendang atau diapakan lah itu terserah.

Saat lift mulai bermasalah, ruangan lift di dalamnya sedikit terguncang dan membuatku hampir saja terjatuh dan kepalaku bisa menatap dinding. Syukur saja tangan P'Earth dengan sigap menangkap pinggangku dan menahannya agar aku tidak terbentur ke dinding.

P'Earth menahan pinggangku dan kembali mengarahkan tubuhku agar lebih dekat dengan tubuhnya. Bisa-bisanya di situasi seperti ini dia malah ingin bermesraan denganku. Aku ini pria penyuka gadis bukan pria jalang seperti dia. Hiks..

Wajah kami semakin dekat setelah adanya guncangan kedua. Aku menahan tubuhku dengan cara meletakkan tanganku di dada P'Earth sehingga aku bisa menahan posisiku sekarang agar tidak terlalu dekat dengan P'Earth. Aku menatap matanya yang sejujurnya sangat indah itu. Aku hanya bisa terdiam saat berada di posisi ini untuk kedua kalinya. Tubuhku terasa kaku karena pesona yang dikeluarkan olehnya.

Jantungku kembali berdetak lebih kencang sambil menelan keras salivaku. Selang beberapa detik akhirnya tim teknisi berhasil memperbaiki kerusakan pada lift sehingga sekarang lampu di dalan lift berserta tombol-tombol lantainya mulai menyala satu persatu.

"Phi, lepaskan.."

P'Earth melepaskanku.
"E.. Maaf.."

P'Earth merapihkan bajunya dan segera menekan tombol lift ke lantai yang akan kita tuju dan sampailah kita di lantai yang dimaksud. Aku bernafas tenang karena lift segera diperbaiki jadi aku tidak perlu menunggu terlalu lama.

Kami berdua berjalan meninggalkan lift menuju ruangan yang dimaksud oleh P'Singto tapi langkah kami terhenti karena aku kesal dan ingin marah kepada P'Earth. Kenapa dia mengulangi perbuatannya itu.

"Phi !"

P'Earth menoleh ke arahku dan mengangkat salah satu alisnya.
"Kenapa phi merangkul pinggangku lagi sih ?"

"Aku hanya berusaha mencegahmu dari serangan panik dan terbentur dinding. Aku tau orang sepertimu sangat mudah terkena panic attack sehingga akan berbahaya jika aku tidak menahanmu."

Aku terdiam karena P'Earth mengetahui fakta bahwa aku mudah terkena panic attack. Karena selama ini yang mengetahui fakta itu hanya P'First, Khao dan Win. Bagaimana P'Earth bisa tau.

"Darimana phi tau jika aku memiliki panic attack ?"

"Aku tau hanya dengan menatap mata mu"

Cih, buaya

"Laew, khob khun na phi earth"

"Eumm."

Kami mencari ruangan yang dimaksud oleh P'Sing dan untung saja tidak memakan waktu terlalu lama untuk menemukannya. Setelah sampai di depan kamar, P'Earth mengetuk pintu dan seseorang membuka kannya untuk kami. Pria itu adalah N'Forth. Adik kelas jurusanku.

"Aow, N'Forth."

"Loh, kenapa P'Mix ada disini ?. Apa ada yang perlu aku bantu ?."

"Ohh, tidak ada, aku disini hanya membantu P'Earth untuk berlatih."

"Kalau begitu, silahkan masuk."

"Khab"

Di dalam ruangan ada satu orang lagi yang sedang sibuk mengurus perlengkapan pakaian, P'Pan, setauku dia adalah partner P'Sing dan merupakan stylist terkenal di kampus ini. Hampir semua orang mengenalnya. Selera P'Pan dalam urusan stylist tidak bisa diragukan. Beberapa kali ia menang lomba ajang stylist tingkat nasional.

"Sawadee khab P'Pan."

"Eh, Sawadee khab N'Mix, Earth."

"Phi sudah lama ada disini ?."

"Tidak, aku juga baru saja sampai disini. Lalu kenapa N'Mix juga ada disini ?."

"Ohh, aku diperintah oleh P'Sing untuk membantu P'Earth berlatih untuk pentas theater."

"Kalau begitu, kamu bisa berlatih di ruangan sebelah. Katakan saja apa yang kamu butuhkan biar nanti aku yang mengurusnya."

"Khab, khob khun naa khab P'Pan."

"Khab Nong"

Aku ada P'Earth berjalan menuju ruangan sebelah untuk segera berlatih pentas.

To be continued..
Jangan lupa buat spam comment dan vote ya, author bakalan bales satu persatu
Terima kasih !! Happy reading and god bless u

Love Mechanics : Why It Must Be Love To Hate ? || EarthMix [FR]Where stories live. Discover now