Ep.1🎋 (3/3)

1.7K 158 2
                                    

Aku dan Win sedang asik membicarakan beberapa brand sepatu terbaru di instagram, kami ingin membeli beberapa sepatu keluaran terbaru dari merk terkenal yang ada di Thailand. Kami ber-empat masih berada di kantin. Khao yang masih menikmati camilan makanan penutupnya dan P'First yang masih bermain ponsel.

Hari ini kami ber-empat tidak ada jadwal kelas yang harus diambil jadi kita ber-santai untuk menghabiskan waktu. Kemudian Khao mengatakan sesuatu yang membuat kami terfokus kepadanya.

"oh iya, hari ini kita jadi berkeliling untuk mencari ruangan sewaan ?"

Universitas kami menyediakan ruangan yang ada di gedung khusus untuk disewakan kepada para mahasiswa tahun ketiga sedangkan kami akan menjadi mahasiswa tahun ketiga hanya dalam hitungan beberapa minggu saja.

Ruangan itu tidak terlalu mahal dan fasilitas yang diberikan cukup memuaskan. Ini yang akan aku ceritakan tadi, soal Metawin, temanku. Dia membayar biaya sewa ruangan itu sepenuhnya alias 100%. Tapi tentu kami tidak ingin terlalu membiarkannya menangani semua biaya begitu saja. Kami mengatakan padanya jika nanti biaya dekorasi dan isi ruangan itu biar aku, Khao dan P'First yang menanggungnya. Dan untungnya Win setuju dengan kesepakatan itu.

"Eum boleh, hari ini kita sama-sama tidak ada kelas kan. Jadi kita bisa jalan-jalan untuk melihat-lihat ruangan yang cukup bagus sebelum dibeli oleh mahasiswa lain"-Jawabku

"Kalau begitu, kita akan memilih gedung yang mana ?"-Tanya Khao kembali

Universitas ini menyediakan gedung untuk sewa ruangan berjumlah 4 gedung. Dan gedung itu dibangun dengan jarak masing-masing 200 M setiap gedungnya.

"Aku rasa gedung B akan jadi pilihan yang bagus, karena gedung itu berada di tengah-tengah fakultas kita jadi aku rasa kita tidak perlu berjalan terlalu jauh untuk menuju kesana"-Jawab Win sambil meminum minuman kesukaannya

"Eum, aku setuju. Aku dengar gedung itu juga paling diminati jadi aku rasa kita harus lebih cepat kesana sebelum semua ruangan sudah disewa"-Ucapku

"Ohho, kamu tidak perlu khawatir. Teman kita Metawin ini bisa menyewa 4 gedung sekaligus"

"4 gedung ? Universitas ini juga bisa.."-Win membuat wajah yang mengesalkan

Aku dan Khao tertawa begitu keras karena memang kekayaan keluarga Metawin ini paling terkenal di Thailand jadi tidak heran jika dia bisa berkata seperti itu.

"Er, aku juga setuju. Dan sore ini kita harus pergi ke klub karena P'Sing sudah menghubungiku untuk mengajak kalian kesana. Katanya sih ada member baru yang bakalan join ke klub kita"-Ucap P'First

"Dai phi, kita hari ini tidak ada kegiatan jadi kita bisa ke klub"

Kami ber-empat berada di klub yang sama dan tebak apa klub yang kami ikuti. Salah, kami mengikuti klub theater bukan klub memasak seperti dugaan kalian. Walaupun memang wajah kami tidak terlalu meyakinkan untuk mementaskan theater diatas panggung yang megah tapi kami cukup handal dalam mengurus bagian belakang panggung. Tak jarang juga P'Sing menyuruh kita untuk ikut tampil tapi aku sering menolaknya karena aku phobia tampil di depan panggung

Oh iya, P'Sing. Dia adalah presiden atau bisa juga disebut ketua dari Klub kami. Wajahnya tampan dan manis, sikapnya juga sangat lembut dan sangat jarang berprilaku atau berkata kasar.

Bukan, bukan karena memang dia adalah anak baik tapi dia takut tidak diberi jatah oleh sekertarisnya. Dia bernama P'Krist. Oh tuhan wajahnya begitu tampan dan manis hampir mirip seperti seorang gadis. Sikapnya begitu baik dan sabar. Dia sering membantuku jika aku berada dalam kesulitan. Dan yang aku dengar sih banyak yang bilang jika P'Sing sedang berkencan dengan sekertarisnya karena akhir-akhir ini aku sering melihat mereka berjalan berdua.

Tapi faktanya adalah P'Sing sebenarnya tegas dan pemarah. Kami para anggota klub harus benar-benar mendengarkan apa yang ia katakan jadi tidak ada kata terlambat atau salah menjalankan perintah. Dan sejak P'Sing bertemu dengan P'Krist, sifatnya berubah begitu banyak. Dia menjadi orang yang lebih sabar dan jarang marah. Aku sangat ingin mengucapkan terima kasih kepada P'Krist yang telah menjinakkan singa pemarah itu.

"Kalau begitu, kita berangkat sekarang ?"

Aku, Win dan P'First mengangguk setuju dan segera berdiri dari kursi duduk lalu berjalan meninggalkan area kantin. Kami berjalan beberapa meter hingga sampai di depan gedung C fakultas management. Tiba-tiba kami harus berhenti karena ada seseorang yang menelfon Win sepertinya ada perlu sesuatu.

"Eum, kalian bisa menunggu disini sebentar ? Aku akan kembali dalam beberapa menit lagi"

"Oke, kami akan tunggu disini. Cepatlah"-Ucapku menyuruh Win segera menyelesaikan urusannya

"Eum, sebentar ya"

Win berjalan kearah sebrang gedung sambil mengangkat ponsel ke telinganya dan berbicara kepada orang yang menelfonnya. Aku melihat ada bangku duduk yang terletak tidak jauh dari tempat kami berada dan aku mengajak Khao dan P'First untuk duduk dan berteduh karsna bangku duduk itu berada di bawah pohon.

Kami kembali meletakkan pantat kami diatas kursi dan menyandarkan punggung kami sembari berbicara satu sama lain.

Tiba-tiba percakapan kami terhenti karena mendengar sesuatu, iya itu adalah teriakan para gadis yang sepertinya sedang kesetanan karena melihat sesuatu. Aku mencoba mengangkat kepalaku untuk melihat siapa yang membuat para anak gadis itu seperti menggeliat kepanasan.

Oh tentu saja, siapa lagi ?. Kita sedang berada di depan fakultas management bukan. Seharusnya kalian tau siapa yang membuat anak gadis itu berteriak tanpa aku ceritakan.

Oke jangan lupa spam vote dan comment ya, author bakalan bales satu persatu oke terima kasih
Happy reading and god bless u <3

Love Mechanics : Why It Must Be Love To Hate ? || EarthMix [FR]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن