Ep.5 🎋(2/3)

796 76 5
                                    

Sang profesor sudah memulai kelas dan saatnya aku mulai berkonsentrasi. Tapi tebak, beberapa kali aku terdistraksi karena orang yang duduk di sampingku. P'Bright.

Oh tuhan, ini sangat susah. Aku beberapa kali melirik kearah P'Bright dan terpanah karena penampilannya. P'Bright juga sangat baik kepadaku. Dia tidak terlihat menginginkan uangku karena dia tidak pernah memintaku mengeluarkan uang atau sejenisnya. Aku merasa sangat beruntung bisa melihat sisi baik dari dirinya disaat orang lain hanya melihat sisi buruknya saja.

Aku mengembalikan fokusku dan tiba-tiba terpecah lagi. Kali ini karena hal yang berbeda.

Bulpoin.

Aaaaahhhhh, bulpoin yang saat itu aku berikan kepadanya masih disimpan di saku jaket lab nya T_ T , oh tuhann aku ingin menangis saat ini.

Bulpoin itu seperti dijaga dengan sangat baik.

"Ada apa N'Win ?"

"Aa.. Tidak ada apa-apa Phi"

P'Bright mengangguk.

"Baiklah, kita akan memulai pelajarannya. Setiap satu dari kalian sudah diberikan 2 telur dan kalian hanya memiliki satu kali kesempatan untuk gagal. Jika kalian melakukan kesalahan 2 kali maka kalian dinyatakan tidak lulus dalam ujian kali ini. Waktu yang saya berikan adalah 45 menit, berkerja lah dengan perlahan dan hati-hati. Kalian sudah tau apa yang harus kalian lakukan kan ?. Kalau begitu, segera dimulai. Saya tunggu disini."

"Siap pak." -Satu ruangan menjawab termasuk aku dan P'Bright.

"N'Win.."

Aku sedikit terkejut dan menoleh kepadanya.

"Khab phi ?.."

A-apa yang akan dia katakan ...

"Su su na"

P-phi.. AAAAAAAAAAHHH..
Aku tidak bisa mendeskripsikan rasa apa yang ada didalam hatiku. Aku merasa begitu bahagia hingga aku bisa menjahit 50 kulit telur ini sekaligus. P'Bright memberiku semangattt.. Oh tuhann, aku ingin menikah.

"K-khab, phii su su na menkann.."
(Kakak semangat juga ya)

"Khab Nong"

P'Bright menepuk pelan pundakku.
Oh aku merasa menjadi manusia yang sangat beruntung di dunia. Aku tidak bisa menjelaskannya lagi. P'Bright membuatku semakin jatuh cinta kepadanya. Ini membuatku sekaligus menjadi takut. Aku takut jika aku mengungkapkan perasaanku, dia akan perlahan menjauh karena mungkin selama ini dia hanya menganggapku sebagai Nong, tidak lebih. Tapi aku sendiri tidak bisa memutuskannya terlalu cepat. Aku tidak tau isi hatinya sebenarnya.

Tunggu, aku harus fokus dengan praktekku.

Aku menarik nafas pelan dan menghembuskannya kemudian mengambil salah satu telur yang sudah siap untuk dibedah keatas kain serbet putih tebal di hadapanku. Aku memasangkan penyangga agar telurnya tetap menghadap keatas kemudian mengambil pemukul kecil, jarum dan benang penyambung.

Saat aku akan memukul telur untuk membuka cangkangnya, aku sempat melirik P'Bright dan ternyata dia malah fokus melihatku sambil tersenyum.

"Ada apa phi ?."

"Kamu sangat manis saat serius."

Phi, tolong berhenti membuatku tersipu malu atau aku akan menciummu sampai kamu pingsan. Camkan ini. Dasar, orang tampan. Sukanya buat hati orang jadi tidak aman. Dag dig dug seperti ini. Huh.

"E.. Phii, sudahh. Phi juga harus ujian kann. Cepat lakukan atau phi akan kehabisan waktu."

"Eum, aku akan melakukannya."

"Bagus."

P'Bright mulai mengambil telur dan peralatannya. Aku kembali fokus dengan apa yang akan aku kerjakan. Aku memecah cangkang luar telur tersebut dengan perlahan dan penuh rasa hati-hati kemudian membuka bagian dalamnya dengan pisau bedah. Aku mulai mengambil benang dan jarum kemudian menjahitnya perlahan sampai semua lapisan kulitnya tertutup. Aku menyelesaikannya selama 42 menit.

Oh tuhan, ujian seperti ini terlihat sangat mudah tapi bagi kami para mahasiswa fakultas kedokteran, melakukan hal seperti ini sudah cukup membakar banyak kalori karena kita mengeluarkan banyak sekali keringat. Sudah tentu semua mahasiswa akan berpikiran sama. Karena fakultas kedokteran terkenal dengan mahasiswanya yang telaten dan sabar dalam menghadapi ujian praktek. 2 kali gagal dan habis sudah.

Di menit-menit terakhir saat aku hampir selesai. Aku malah menusukkan jarum benang itu ke jariku sampai mengeluarkan darah. Beruntung aku menarik jariku ddngan cepat sehingga darah yang keluar tidak sampai menetes kedalam telur. Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku sangat teledor.

"Auhhh, sakit.."

P'Bright langsung terkejut melihatku kesakitan dan wajahnya langsung terlihat sangat panik.

"Win, win kamu kenapa ?."

Dia sampai melupakan kata Nong.

"Phi, tanganku terkena jarum."

"Ayo ikut aku keluar."

"Phi tapi kan ujianny-"

"Win, menurutlah denganku."

"K-khab.."

Aku hanya bisa menuruti perkataannya. Karena dia sangat memaksaku untuk mengikutinya jadi aku berjalan bersamanya ke depan ruangan praktek menuju lorong yang terdapat wastafel.

"Kesini, cepatlah."

"khabb.."

Aku berjalan mendekat dan P'Bright mulai memegang tanganku dengan lembut dan perlahan kemudian mengarahkan jariku yang tertusuk jarum ke air yang mengalir. Terasa cukup sakit tapi aku berusaha menahannya. Aku tidak mau terlihat cengeng di depan P'Bright.

"Win, kalau mau menangis keluarkan saja. Tidak perlu mengeluarkan muka masam seperti itu."

SIALLLLL. aku lupa mengontrol wajahku.

"Eum, ini hanya sedikit perih Phi."

P'Bright mengeringkan tanganku dan mengambil sesuatu dari saku jas lab nya. Itu adalah plaster yang akan ia gunakan untuk menutup luka ku.

"Phi menyiapkannya ?." (plasternya maksudnya)

"Eum, tadi pagi aku terlambat karena harus membeli plaster terlebih dahulu. Aku tau praktek ini akan berpasangan dengan kelasmu dan aku tau dengan pasti orang ceroboh sepertimu akan melakukan kesalahan seperti ini."

P'Bright bahkan memprediksi hal yang akan terjadi padaku.

"Auhh, sakit."

"Maaf, maafkan aku Nong"

Saat paniknya hilang, dia kembali memanggilku Nong.
P'Bright meletakkan plaster itu perlahan diatas luka ku untuk membuatnya terjaga tetap kering dan steril agar tidak terkontaminasi bakteri. Karena luka kulit yang terbuka bisa berpotensi menyebabkan bakteri bisa masuk kedalam aliran darah kemudian membuat penyakit di dalam tubuh.

Setelah P'Bright selesai meletakkan plasternya, dia malah mengangkat jariku kemudian mengecupnya dengan sangat lembut. Jujur aku terkejut dia melakukan itu kepadaku. Orang yang sangat dingin kepada semua orang bisa se manis dan hangat ini ?. P-phi.. menikahlah denganku. Ku mohon.

"Cup, ini akan segera sembuh."

"Emm.. Khob khunn naa phi bright."

"Khab Nong, lain kali lebih berhati-hatilah."

"Khab Phi."

"Dan satu lagi. Jangan pernah meminta tolong menempelkan plaster kepada orang lain. Hanya aku yang boleh melakukannya. Jika kamu berani melanggar itu, akan ku cium kamu sampai mendesah dan pingsan. Ingat ini."

"K-khab.."

To be continued..
Jangan lupa buat spam comment dan vote ya, terima kasih
Happy reading and god bless u <3

Love Mechanics : Why It Must Be Love To Hate ? || EarthMix [FR]Where stories live. Discover now