"Nggak masuk kelas?"

"Jamkos gurunya cuma ngasih tugas."

"Udah selesai?"

"Hm."

Daniel mengacak rambut Rindu lalu menyenderkan kepalanya dibahu gadis itu, memejamkan matanya sambil menghirup udara segar. Sebenarnya ia juga malas masuk ke kelas pelajaran seni budaya benar-benar tidak cocok untuk dirinya. Terlebih jika materinya menari tubuhnya sangat kaku untuk melakukan barang satu gerakan saja.

"Niel, menurut lo memotret seseorang secara diam-diam tindakan yang memalukan dan merugikan benar?"

Daniel menegakkan tubuhnya, baru saja Rindu menyindirnya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Lo tau?"

"Gue nggak sepenuhnya merem tadi."

"Sori, mau foto sama gue?" Ujar Daniel sambil menggerak-gerakkan ponselnya.
Rindu mengangguk dan tersenyum tipis. Daniel pun mulai membidik kameranya dengan berbagai angel dan gaya yang berbeda.

***

"Bagus."

Rindu tak memperdulikan suara itu, namun Rindu terhenti saat kaki Helen berniat untuk menjagal kakinya. Ia menatap Helen dengan nyalang "Singkirin kaki lo."

Namun Helen malah tersenyum sinis sedangkan Gebi dan Fio mengeluarkan smirknya. Rindu tak ambil pusing lalu berjalan melewati mereka. Namun tiba-tiba Helen menarik bagian belakang bajunya hingga membuatnya hampir terjungkal kebelakang. Rindu membuang napas kasar mencoba meredam emosinya. Lalu menatap ketiga cewek dihadapanya dengan santai.

"Lo itu ...murahan banget ya? Dicuekin Daniel tapi masih aja ngejar-ngejar Daniel, lo nggak punya rasa malu? Atau mau gue buat lo malu didepan banyak orang hah?" Ujar Gebi dengan nada meninggi dengan tangannya yang ikut serta menjambak rambut Rindu.

Rindu tak paham dengan jalan pikiran cewek urakan dihadapannya ini. Ia tidak pernah mendekati Daniel, jelas ia tidak akan memulai sebelum ada yang memulai. Rindu malah menatap Gebi dengan lekat dan kedua tangan ia lipat di dada menunggu Gebi melanjutkan ucapannya.

"Dia emang nggak ada harga diri guys, buktinya setelah dicuekin Daniel, dia malah caper ke Kenzo. Lo denger baik-baik ya bitch! Gue sama Kenzo itu udah pacaran setahun, dan gara-gara lo Kenzo jadi cuek sama gue!" Ujar Helen tak kalah penuh emosi, ia menampar pipi Rindu dengan keras untuk menuntaskan rasa kesalnya.

"Lo punya mulut jawab!"

"Lo budeg? Jawab bego!" Ujar Fio namun kali ini dengan nada yang lebih tinggi dan juga pelototan yang sama sekali tak membuat Rindu merasa takut.

Rindu menghembuskan napasnya pelan. Ia sudah terbiasa menghadapi cewek dihadapannya ini. Tanpa melepas tangannya yang bersedekap didepan dada ia menatap Gebi dengan mata elangnya dan semakin mendekatkan tubuhnya dengan Gebi.

Gebi melepaskan tangannya dari rambut Rindu, ia memundurkan langkahnya ke belakang. Raut wajahnya memucat dengan peluh yang telah menetes membasahi pelipisnya. Dan kini ia tak bisa lagi melangkah ke belakang karna Rindu telah memojokkan cewek itu di tembok. Gebi berusaha memberi kode kepada Helen dan Fio namun keduanya tak bereaksi sama sekali.
"Kenapa?" Tanya Rindu dengan nada dingin dan tatapan matanya yang tajam. "Lo nggak suka?"

Gebi malah terdiam napasnya naik turun. Deguban jantungnya begitu cepat. Mungkin ia salah, karna mencari masalah dengan cewek seperti Rindu adalah hal yang belum pernah ia lakukan. Sebelumnya ia hanya melabrak adik kelas yang kurang ajar dengannya atau cewek yang berusaha menyainginya. Namun yang kini sedang ia hadapi adalah Rindu cewek dingin dan tak pernah tersenyum juga sifatnya yang sama sekali tidak bisa ditebak. Ia selalu ingat bahwa marahnya seorang pendiam itu lebih mengerikan.

"Denger, gue sama Daniel nggak lebih dari kenal, kalo lo emang suka sama dia, lo deketin dia bukan terus ngancem gue."
Rindu pergi setelah mengatakan hal itu.

Ucapanya tadi membuat Gebi terdiam. Jawaban yang ia terima diluar dugaanya karna selama ini ia mengira bahwa Rindu dan Daniel dekat atas nama perasaan. Tapi ucapan Rindu seakan pernyataan. Entah Gebi sangat bingung dengan ini semua. Jika benar Rindu tidak mencintai Daniel tapi apa yang selama ini ia lihat?

Hanya dengan Daniel, Rindu tersenyum hangat senyum itu tampak begitu tulus begitu pun dengan Daniel yang dingin dan cuek kepadanya, sangat berbeda saat bersama Rindu. Daniel menjadi sosok yang cerewet dan menyenangkan saat bersama Rindu. Ia sangat sakit saat tak sengaja melihat Daniel duduk berdua dengan Rindu bahkan mereka bertatapan. Mungkin mereka bukan pertama kalinya bertatapan mungkin mereka sering atau lebih dari sekedar tatapan. Selama ini ia sering mengamati keduanya walaupun itu tak luput dari rasa sakit hati yang menggeroti.

"Gebi?" Panggil Helen sambil menepuk lengan Gebi pelan.

Gebi segera tersadar dari lamunannya. "Yuk masuk kelas! " ujar Gebi lalu berjalan mendahului kedua sahabatnya.

Helen dan Fio hanya saling pandang mereka merasa aneh karna Gebi tiba-tiba mau mengikuti pelajaran. Padahal niat awal mereka adalah membolos pelajaran matematika. Helen bergidik ngeri membayangkan wajah pak Gunawan saat memarahinya. Namun mereka langsung berjalan menyusul Gebi yang berjalan lebih dahulu.

***

Malam guys! Lagi ngapain nih?

See u on next guys!

Vote & comment 🔫

Pesawat Kertas Where stories live. Discover now