Istri untuk Suamiku

Start from the beginning
                                    

Salma menghapus tetesan air matanya saat menutup buku yang baru di bacanya. Adam tersenyum menatap istrinya.

"Cerita apa yang anty baca sampai membuat anty menangis?" Tanya Adam meraih buku ditangan Salma.

"Permintaan luar biasa dari seorang suami yang begitu mencintai istrinya." Salma menunjuk paragraf *Kala itu, Ummu Salamah berkata kepada suaminya,"Aku telah mendengar bahwa seorang wanita yang suaminya tiada dan suaminya itu termasuk ahli surga, kemudian dia tidak menikah lagi sepeninggalnya, Allah subhanahu wa ta'ala mengumpulkan mereka berdua di surga. Mari kita saling berjanji agar engkau tidak menikah lagi sepeninggalku dan aku tidak akan menikah lagi sepeninggalmu." Mendengar perkataan istrinya, Abu Salamah mengatakan, "Apakah engkau mau taat kepadaku?" Kata Ummu Salamah, "Ya." Abu Salamah berkata lagi, "Kalau aku kelak tiada, menikahlah! Ya Allah, berikan pada Ummu Salamah sepeninggalku nanti seseorang yang lebih baik dariku, yang tak akan membuatnya berduka, dan tak akan menyakitinya.*

"Lalu? Apa anty mau Mas mengatakan hal yang sama?" Goda Adam menatap istrinya lembut.

"Ana akan mengatakan hal yang sama, Menikahlah jika ana mendahului Mas menghadap Allah." Pinta Salma sembari merebahkan kepalanya di pangkuan suaminya.

"Kita tidak pernah tau takdir Allah, namun jika Mas mendahului Anty menjumpai Allah maka Mas akan meminta hal sebaliknya dari yang di katakan Abu Salamah." Jelas Adam jujur. Salma menatap heran sang suami. "Karna tidak hanya didunia Mas ingin memiliki Anty, tapi juga di keabadian nanti Insyaallah." Lanjut Adam sembari membelai lembut kepala istrinya. Salma tersenyum sembari mencium tangan Adam.

"Alohumma amiin, Besok Ana minta izin ya Mas, Ana mau mengunjungi mbak Windy dan Salman."

"Boleh, Biar besok Mas sempatkan pulang buat antar Anty."

"Jangan Mas, dekat jugakan?!. Nanti Mas kecapean harus pulang hanya untuk mengantar Ana." Jelas Salma perhatian. Walau jarak rumah Salma, sang mertua dan kontrakan Windy berada di komplek yang sama namun Salma tidak sering berkunjung kecuali bersama Adam.

"Baiklah tapi Anty jangan kecapekan ya!. Jadi kapan kita Check Up kondisi Anty?" Tanya Adam menyembunyikan kekhawatirannya. Salma merubah posisi duduknya di hadapan Adam.

"Setelah 4 bulan usianya."

"Tapi kata dokter Alice anty harus.."

"Hanya untuk mendengar janinnya masih tidak berkembang? Setelah 4 bulan ana baru akan check up!" Tegas Salma yang membuat Adam menghela nafas.

                                                                                                            * * *

Salma membuat cemilan pudding untuk di bawa mengunjungi Windy dan anaknya. Dengan setelan jubah dan cadar berwarna coklat gelap, Salma pun beranjak.

"Kita usir saja janda itu! baru sebentar di sini sudah menggoda suami orang, klo kelamaan di sini nanti bukan suami Bu Ratna saja yang di goda tapi suami kita juga!!" Oceh kesal seorang Ibu berkacamata yang tengah berkumpul di tepi jalan untuk belanja sayur keliling.

"Bukankah janda itu saudarinya wanita bercadar itu ya? siapa namanya?" Tanya Ibu lain yang berambut ikal.

"Istri Pak Adam. Saya Mah lupa nama istrinya. Menantu Bu Mirnakan?"Tebak kembali Ibu berkacamata.

Salma memperlambat langkahnya untuk mendengar semuanya. Menyadari kehadiran Salma, dua wanita itu terdiam dan melanjutkan aktifitasnya memilih sayuran di atas gerobak dorong itu.

زوجتي( Zaujatii)Where stories live. Discover now