44 || Rencana

16.6K 1K 136
                                    

Bagaimana dua orang bisa saling mencintai
Jika salah satunya terus menolak untuk dicintai?

^°^

Seseorang dengan pakaian serba hitam tersenyum licik setelah menguping pembicaraan Jefri dan indi dari balik tembok yang ada disamping mereka berdua.

"Ternyata hubungan Alin sama si brengsek itu lagi gak baik, Bagus deh! setidaknya satu masalah sudah terselesaikan tanpa perlu gue repot-repot bertindak. sekarang hanya tinggal satu masalah yang belum gue selesaikan, dan gue tau gimana caranya" gumamnya pelan kemudian langsung pergi manjauh dari ruang rawat Alin, dan pergi meninggalkan rumah sakit menggunakan mobilnya yang terparkir jauh dari kawasan rumah sakit.

Sambil mengendarai mobilnya, cowok itu menelpon seseorang untuk meminta bantuannya dalam melancarkan sebuah rencana yang akan benar-benar menghancurkan rumah tangga Alin dan Novan.

"Halo" sapanya.

"Iya Fadlan ada apa?" tanya seseorang disebrang sana.

"Temuin gue dicaffe biasa sekarang, awas aja kalo lo telat!!" sahut Fadlan tanpa basa-basi dan langsung mematikan sambungnya sepihak, tanpa mendengarkan ucapan orang yang ditelfon nya terlebih dahulu.

*****

Denia sebenarnya sama sekali tidak takut mendengar ancaman Fadlan ditelfon tadi, namun karna merasa penasaran gadis itu tetap datang menemui Fadlan dicaffe yang biasa mereka kunjungi ketika bertemu.

Sesampainya didalam caffe, Denia celingukan mencari keberadaan Fadlan dari pintu masuk. untung saja keadaan caffe sedang tidak terlalu ramai oleh pengunjung, jadi Denia bisa lebih mudah mencari sang pacar. saat sudah melihat keberadaan Fadlan dimeja pojok yang ada dicaffe tersebut, gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu segera berlari menghampiri meja tersebut.

"Hai baby!!" sapa Denia, seraya bergelayut manja memeluk tubuh Fadlan dari arah belakang.

"Minggir!apa-apa sih lo!!" Fadlan menyentak tangan Denia kemudian mendorong tubuh gadis itu menjauh dari dirinya.

Denia mengerucutkan bibirnya, lalu memilih duduk dibangku yang ada didepan Fadlan.

"Emang kenapa? kitakan pacaran, kayak gitu mah udah biasa buat orang yang lagi pacaran. gak romantis banget sih kamu!" ujar Denia sebal.

Fadlan tersenyum remeh, "kita cuma pacar simbiosis mutualisme kalo lo lupa! gak ada romantis-romatisan, hubungan ini gak ada artinya sama sekali buat gue!! satu lagi yang harus lo inget, jangan ngelunjak!" sarkas Fadlan.

Lagi-lagi Denia harus menelan pil pahit yang sangat menyakitkan ketika bersama Fadlan, gadis itu tetap berusaha bersikap biasa saja walaupun jauh didalam hatinya ia merasa benar-benar remuk dan nyeri.

"Oke sorry... gue cuma mau memanfaatkan moment bareng lo sebaik mungkin kok, tapi kalo lo gak suka sama sikap gue tadi, gue minta maaf" cicit Denia pelan.

"Lebay!! langsung ke intinya aja deh, gue sibuk gak mau buang-buang waktu bareng lo!! sekarang gue lagi butuh bantuan lo, dan lo harus setuju buat bantuin gue!" ujar Fadlan memberi tahu.

"Bantuan apa? kalo gue bisa pasti gue bantu kok" balas Denia.

"Sekalipun lo gak bisa, lo harus tetap berusaha buat bisa. karna ini taruhannya nyawa bokap lo sendiri, tuan Govinda mahendra" ujar Fadlan.

RENOVAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang