49 || Setan

14.4K 953 70
                                    

"Sial banget tuh cabe-cabean, dibiarin bukannya tobat malah tambah ngelunjak!!" Denia yang baru saja masuk kedalam kelas,  langsung membanting tasnya keatas meja karena kesal.

"Lo kenapa dah Nia? baru dateng udah kayak orang mau ngajakin tawuran aja" tanya Dita heran.

Denia melirik kearah sahabat-sahabat sinis, "lo liat tuh kelakuannya si bitch!" ujarnya seraya melempar selembar kertas kepada Dita.

"Santay anj*r!" sebal Dita karena Denia terlalu kencang melempar kertas ke wajahnya.

"Jangan bacot deh lo! Buruan liat!" ujar Mita, penasaran dengan apa yang sudah membuat mood Denia berantakan pagi-pagi.

"Iya iya bawel!" balas Dita, kemudian membuka kertas yang sudah diremas-remas asal oleh Denia.

Perwakiln peserta olimpiade fisika
tahun 2021 SMA Wismaraja.

-Renovan Dafa Septian
-Maureeni Lila Angelica

"What the fuck!!" teriak Dita mengumpat, merasa sangat terkejut dengan apa yang baru saja dia baca dikertas itu.

"Kenapa?" tanya Mita dengan cepat merampas kertas itu dari tangan Dita.

"Gue salah bacakan ta?" tanya Dita masih tidak yakin.

"Bangsat!" umpat Mita, lalu merobek kertas itu menjadi banyak bagian.

"Kita labrak tuh jablay sekarang!" ajak Mita, yang langsung diangguki setuju oleh Dita dan Denia, sementara Indi hanya diam saja tidak memberikan respon. Biasalah ngebug...

Dengan yakin ketiga cewek itu berjalan hendak keluar kelas mencari Lila, namun saat sampai dipintu kelas, Alin tiba-tiba muncul dengan penampilan yang terlihat seperti mayat hidup. rambut gadis itu tergerai berantakan, kedua matanya memerah dan sembab, wajah dan bibirnya juga terlihat sangat pucat sekali.

"Alin lo kenapa?" Mita memegang pundak Alin seraya mengamati penampilan sahabatnya itu dari atas hingga ke bawah.

Alin hanya menjawab dengan gelengan kepala pelan, lalu tanpa berkata-kata lagi gadis itu berjalan melewati sahabat-sahabatnya dan mendudukkan diri dikursi miliknya. 

"Mata lo sembab gitu? Ada apa?" tanya Indi, menghampiri Alin dan duduk kursi yang berada disamping gadis itu.

Alin tidak menjawabnya, gadis itu tetap diam dengan pandangan lurus kedepan.

"Muka lo pucet banget, lo sakit? kenapa sekolah sih kalo keadaan lo kayak gini? kayak orang gila tau gak?" Indi terus mengajukan banyak pertanyaan pada Alin, namun tidak ada satupun pertanyaannya yang dijawab oleh gadis itu. 

"Pasti gara-gara si Lila cabe itukan lo jadi kayak gini?" Mita ikut bergabung, duduk dikursi yang ada didepan meja Alin dan Indi.

"Ngomong dong Lin, biar kita bisa tau lo kenapa? kita khawatir banget ngeliat keadaan lo gini" ujar Dita.

"Iya bener Lin, jangan malah diem mulu" ucap Denia menimpali.

"Gue gak papa, jadi kalian jangan banyak tanya dulu ya. gue lagi pengen sendiri, jadi gue mohon kalian gak usah ikutin gue" ujar Alin kemudian beranjak pergi keluar kelas meninggalkan para sahabatnya.

RENOVAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang